Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes soal APBN yang Diterima, Edy Rahmayadi Bandingkan Sumut dengan Aceh

Kompas.com - 13/12/2021, 21:35 WIB
Kontributor Medan, Daniel Pekuwali,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menilai, alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari pemerintah pusat untuk Sumut masih rendah.

Mantan Pangkostrad itu bahkan membandingkan dana dari pemerintah pusat melalui Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) yang diterima Sumut dengan Aceh.

Tahun depan, TKDD Sumut dari Kementerian Keuangan sebesar Rp 39,85 triliun.

Angka ini bahkan paling besar dibandingkan daerah lain di Sumatera.

Baca juga: Aspal Rumah Dinas Rp 2 M, Gubernur Edy: Bila Perlu Rp 100 M Saya Mau Bikin

Namun, Edy merasa bahwa itu belum sebanding dengan jumlah penduduk Sumut yang mencapai 15 juta jiwa.

Aceh sendiri, menurut Edy, mendapat jatah Rp 32 triliun. Sementara penduduk di Aceh hanya sekitar 5 juta jiwa.

"Karena kalau dibagikan satu-satu uang itu, yang penduduk 5 juta lebih kaya duluan dari kami yang 15 juta penduduknya," kata Edy dalam kegiatan penyerahan DIPA dan TKDD kepada Bupati dan Wali Kota se-Sumut di Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman, Medan, Senin (13/12/2021).

Baca juga: Edy Rahmayadi Klaim Serapan Anggaran Sumut Lebih Tinggi dari 2020

Edy mengatakan, dana yang dihasilkan oleh Provinsi Sumut setiap tahun cukup besar, sehingga menurut dia, sepantasnya Sumut juga mendapat alokasi dana yang besar untuk pembangunan.

"Ini saya beritahukan kepada semua yang hadir ini, termasuk Bapak-Bapak TNI dan Polri ini, bahwa Sumut ini bukan kaleng-kaleng, besar uangnya. Kalau hitungan saya sampai Rp 575 triliun," kata Edy.

Edy ingin agar Sumut mendapat alokasi APBN yang lebih besar dari saat ini.

Menurut Edy, alokasi yang ideal dan layak diterima Sumut sebesar Rp 150 triliun setiap tahun.

"Kalau idealnya Sumut dapat Rp 150 triliun dalam satu tahun. Saat ini kita dapat hanya Rp 39 triliun. Itu yang kita persandingkan, mengapa Aceh dapat Rp 32 triliun, karena dia ada dana Otsus, Sumut kan tidak. Sehingga relatif hampir sama, padahal populasinya antara 5 juta dan kita 15 juta," kata dia.

Baca juga: Tanggapan Edy Rahmayadi soal PPKM Level 3 Saat Natal dan Tahun Baru

 

Selain alokasi APBN, Edy juga menyoroti dana bagi hasil (DBH) dari pemerintah pusat untuk Sumut yang saat ini hanya Rp 1,8 triliun.

Menurut Edy, Sumut punya sumber penghasilan yang produktif, baik itu dari perkebunan, perdagangan, ekspor dan impor.

Oleh sebab itu, ia juga mengharapkan DBH untuk Sumut dinaikkan dari yang saat ini diterima.

"Dana bagi hasil kalau bisa kita minta 30 persen dari pendapatan misalnya perkebunan, ekspor, impor. Kalau itu dikasih 30 persen, tentu kita bisa menghidupkan 33 kabupaten/kota dan memberikan kesejahteraan rakyat," kata Edy.

Baca juga: Profil Edy Rahmayadi

Pelaksana tugas Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumut Syafriadi mengatakan, Provinsi Sumut mendapat alokasi APBN tahun anggaran 2022 sebesar Rp 59,77 triliun dari pemerintah pusat.

Dari jumlah tersebut, di antaranya Rp 19,92 triliun untuk alokasi kementerian/lembaga (K/L) dan Rp 39,85 triliun untuk TKDD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bazar Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024 Diharapkan Bantu Tingkatkan Perekonomian HST

Bazar Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024 Diharapkan Bantu Tingkatkan Perekonomian HST

Regional
Kota Tangerang Luncurkan Calendar of Events 2024, Tunjukkan Potensi Daerah dan Investasi

Kota Tangerang Luncurkan Calendar of Events 2024, Tunjukkan Potensi Daerah dan Investasi

Regional
Duel dengan Korban Saat Kepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Duel dengan Korban Saat Kepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Regional
Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila Lalu Dapat Sepeda dari Jokowi

Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila Lalu Dapat Sepeda dari Jokowi

Regional
Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Regional
Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Regional
Makismalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST

Makismalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST

Regional
Tuntaskan Persoalan Infrastruktur, Pemprov Riau Perbaiki Ruas Jalan Ahmad Yani

Tuntaskan Persoalan Infrastruktur, Pemprov Riau Perbaiki Ruas Jalan Ahmad Yani

Regional
KPU Jateng Buka Pendaftaran PPK Pilkada 2024, Honor hingga Rp 2,5 Juta

KPU Jateng Buka Pendaftaran PPK Pilkada 2024, Honor hingga Rp 2,5 Juta

Regional
Pengiriman Ilegal Puluhan Kura-kura Ambon Digagalkan di Bakauheni

Pengiriman Ilegal Puluhan Kura-kura Ambon Digagalkan di Bakauheni

Regional
Kurasi IKN, Ridwan Kamil Jadi Penyambung Rasa Jokowi

Kurasi IKN, Ridwan Kamil Jadi Penyambung Rasa Jokowi

Regional
Minta Jaminan Tidak Dihukum, Seorang Warga di Nunukan Serahkan Sepucuk Senjata Api Rakitan

Minta Jaminan Tidak Dihukum, Seorang Warga di Nunukan Serahkan Sepucuk Senjata Api Rakitan

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 23 April 2024, dan Besok : Berawan Sepanjang Hari

Regional
Pilkada Pangkalpinang Jalur Perseorangan Butuh 16.142 Dukungan, Awas KTP Dicatut

Pilkada Pangkalpinang Jalur Perseorangan Butuh 16.142 Dukungan, Awas KTP Dicatut

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com