Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Temukan Kejanggalan pada Jasad Arkin, Tahanan yang Tewas di Sel Polsek Katikutana NTT

Kompas.com - 13/12/2021, 15:19 WIB
Reza Kurnia Darmawan

Editor

KOMPAS.com - Arkin Anabira tewas di sel Polsek Katikutana, Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ayah kandung Arkin, Lius Magawi Sakak (50), mengatakan, pihak keluarga sempat mencurigai adanya kejanggalan di balik kematian Arkin.

Pada saat penyerahan jenazah, keluarga meminta untuk dibukakan peti jenazah Arkin.

Baca juga: Putranya Tewas di Ruang Tahanan, Sang Ayah: Ternyata Anak Kami Diambil untuk Dibunuh...

 

Waktu itu, keluarga menemukan sejumlah tanda-tanda fisik pada tubuh Arkin yang diduga akibat dianiaya.

"Yang terjadi di tubuh korban, kepala depan-belakang memar. Leher patah, tangan kiri patah, kaki kanan patah, dan perut bagian bawah (terdapat) semacam bekas tusukan benda tajam, tapi kecil sekali. Tapi, saat itu (luka tersebut) diplester, dari rumah sakit katanya," ucapnya, Senin (12/12/2021).

Keluarga, ungkap Luis, merasa sangat kecewa tatkala mendapati temuan itu.

"Dengan berbagai macam kejanggalan inilah yang kami tidak merasa puas sebagai keluarga, sebagai orangtua. Berarti betul ada penganiayaan terhadap anak kami," tuturnya.

Baca juga: Kapolda NTT Copot 4 Polisi, Buntut Tewasnya Tahanan di Dalam Sel Polsek Katikutana

 

Sehari setelah ditangkap, Arkin tewas

Ilustrasi tewasSHUTTERSTOCK Ilustrasi tewas

Arkin dibekuk pada 8 Desember 2021. Dia diduga terlibat tindak pidana penganiayaan dan pencurian ternak.

Sehari setelah ditangkap, atau pada 9 Desember, Arkin ditemukan tak bernyawa.

Lius menuturkan, kala itu, dirinya mendapat kabar dari Kapolsek Katikutana bahwa Arkin meninggal karena sesak napas.

Baca juga: Sehari Usai Ditangkap, Tahanan Polsek Katikutana Tewas di Sel, Polda NTT Turun Tangan

"Demikian kutipan bahasa dari Kapolsek saat itu, 'Kami melakukan penangkapan semalam sama Arkin. Setelah itu kami bawa ke sana. Sesampainya di sana, adu fisik. Adu berkelahi. Setelah itu, Arkin sesak napas. Dilarikan ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit, Arkin meninggal,’” ujarnya. 

Akan tetapi, kata Lius, Kapolsek tak memaparkan mengenai orang yang berkelahi dengan Arkin, lokasi perkelahian, dan nama rumah sakit tempat Arkin meninggal dunia.

Baca juga: Kapolda NTT Kirim Tim Selidiki Tewasnya Tahanan di Sel Polsek Katikutana

Ingin kasus kematian Arkin terungkap

Ilustrasi tahanan.THINKSTOCKPHOTOS Ilustrasi tahanan.

Atas kematian Arkin, Lius menginginkan agar Polri melakukan penyelidikan terhadap anggota kepolisian yang diduga terlibat dalam kasus dugaan penganiayaan ini.

"Permintaan kepada Kapolri, agar menindaklanjuti kasus ini. Dan, menindak seadil-adilnya. Sesuai peraturan yang berlaku. Bila perlu juga, Kapolri bisa turunkan anggotanya (tim) untuk memeriksa dan mencaritahu di lapangan. Menindak tegas anggota kepolisian yang terlibat dalam kasus ini," sebutnya.

Baca juga: Seorang Tahanan di Polsek Katikutana Meninggal, Polda NTT: Jika Anggota Menyalahi Prosedur, Diproses Hukum

Dia juga meminta supaya kasus kematian anaknya terungkap.

"Saat ini memang kami sebagai ayah dan ibu dari Arkin meminta untuk mengusut tuntas dan seadil-adilnya dengan perkara ini. Karena yang kami rasakan, anak kami mati secara tidak wajar. Yang kami rasakan (anggota polisi) yang datang ini seolah-olah penculik. Mereka datang culik anak kami, terus bawah pulang dengan mayat," tandasnya.

 

Empat anggota dicopot dari jabatan

Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif. KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif.

Terkait kasus kematian Arkin, Kapolda NTT Irjen Pol Lotharia Latif menjelaskan, dirinya telah mencopot empat anggota polisi dari jabatannya.

Keempat anggota polisi tersebut berdinas di Polsek Katikutana.

"Empat anggota yang terindikasi menangani kasus tersebut, saat itu sudah saya copot dan saya amankan untuk diperiksa di Polres Sumba Barat," bebernya, Senin (13/12/2021).

Baca juga: Putranya Tewas di Ruang Tahanan, Sang Ayah: Ternyata Anak Kami Diambil untuk Dibunuh...

Pada Senin ini, Kapolda memerintahkan Inspektur Pengawasan Daerah (Irwasda) serta Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda NTT, bergabung dengan Polres, untuk menangani kasus ini.

"Kita akan laksanakan pemeriksaan secara utuh, apabila anggota itu melakukan pelanggaran standar operasional prosedur atau pelanggaran protap di luar ketentuan pasti akan kita tindak tegas," terangnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Sumba, Ignasius Sara; Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere | Editor: Pythag Kurniati)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Isi BBM, Honda Grand Civic Hangus Terbakar di SPBU Wonogiri, Pemilik Alami Luka Bakar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com