Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Pilihan Kades, Pemilik Lahan Minta Warga Bongkar Rumah dari Lahannya

Kompas.com - 13/12/2021, 13:19 WIB
Junaedi,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

MAMASA, KOMPAS.com – Hanya karena berbeda pemilihan kepala desa (kades), warga di Mamasa, Sulawesi Barat, dilaporkan jadi korban penggusuran paksa.

Oleh pendukung kandidat calon kades yang kalah, dua pemilik rumah di dua lokasi berbeda diminta untuk membongkar rumahnya.

Insiden itu beredar dalam sebuah video amatir, memerlihatkan upaya pembongkaran paksa rumah salah satu korban di Desa Kondo, Kecamatan Mehalaan.

Baca juga: Beda Pilihan Saat Pilkades, 5 Keluarga di Toli-toli Diusir secara Paksa

Rumah warga itu dipindahkan karena memilih calon kepala desa yang berbeda dalam pemilihan yang digelar serentak 8 Desember lalu.

Warga nampak beramai-ramai mengangkat dan memindahkan rumah ke lokasi lain yang jaraknya sejauh ratusan meter.

Saat ditemui, si pemilik rumah yang bernama Rusdi mengaku hanya bisa pasrah atas kejadian yang dialaminya, dan mengatakan bakal mengambil hikmahnya.

Rumah milik Rusdi tersebut sudah berdiri di atas lahan milik orang lain selama tiga tahun. Tapi dalam pemilihan kades, dia tak mendukung jagoan si pemilik lahan.

Walhasil ketika jagoannya kalah, pemilik lahan memintanya membongkar atau memindahkan rumahnya, yang berlokasi di pinggir jalan poros Kecamatan Mehalaan-Mambi.

Rusdi terpaksa menurut, dan memindahkan rumahnya ke lokasi keluarganya yang berada tak jauh. "Ya pasrah saja dan saya ambil hikmahnya saja,”jelas Rusdi singkat.

Baca juga: Pemkab Pamekasan Sepakat Gelar Pilkades Serentak Tahun Depan, Warga Lepas Segel Rumah Dinas Bupati

Pemilihan Kades Kondo sendiri diikuti oleh dua kandidat, yakni Selamin yang merupakan petahana dan lawannya, Sudirman.

Sejumlah sanak saudara dan tetangga yang bersimpati dengan Rusdi tampak bergotong royong membantu pemindahan rumahnya ke tempat baru.

Pemilik rumah dibantu warga, membongkar rumahnya yang terbuat dari kayu itu, dan memindahkannya ke lokasi lainnya, beberapa meter dari tempat itu.

Kapolsek Mambi, Ipda Drones Ma'dika membenarkan insiden itu. Dia menyatakan pembongkaran rumah Rusdi itu terjadi karena perbedaan afiliasi politik.

Baca juga: Bohong soal Catatan Kriminal, Mantan Napi di Madiun Lolos Jadi Calon Kades

"Diduga Rusdi berbeda pilihan dalam Pilkades di desanya, makanya disuruh pindahkan rumahnya dari lokasi itu. Alasannya pemilik lahan pada Rusdi , dia akan menggunakan lahannya itu", kata Drones.

Kejadian ini merupakan yang kedua kalinya terjadi di Mamasa. Pembongkaran rumah yang disebabkan pemilik lahan berbeda pilihan dengan pemilik ruymah yang menghuni lahnaya juga terjadi di Desa Kondo.

Pemilik rumah yang menumpang di atas lahan orang lain diminta menyingkir dari lokasi karena perbedaan afiliasi politik di pilkades.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Volume Sampah di Tangerang Capai 3.000 Ton Per Hari

Libur Lebaran, Volume Sampah di Tangerang Capai 3.000 Ton Per Hari

Regional
Selepas Lebaran, Kapolsek dan Kasat Lantas di Lampung Diganti

Selepas Lebaran, Kapolsek dan Kasat Lantas di Lampung Diganti

Regional
Usai Lebaran, Perbaikan Tanggul Jebol Sungai Wulan Demak Dikebut

Usai Lebaran, Perbaikan Tanggul Jebol Sungai Wulan Demak Dikebut

Regional
Viral, Video Truk Meluncur Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Penyebabnya

Viral, Video Truk Meluncur Tanpa Sopir di Tol Kalikangkung, Ini Penyebabnya

Regional
Letusan Gunung Ruang Sudah Mereda, Statusnya Masih Awas

Letusan Gunung Ruang Sudah Mereda, Statusnya Masih Awas

Regional
Anggota Polisi yang Mabuk Sambil Ngebut Bawa Mobil Kasat Narkoba di Riau Ditahan

Anggota Polisi yang Mabuk Sambil Ngebut Bawa Mobil Kasat Narkoba di Riau Ditahan

Regional
BEM FH Undip Serahkan 'Amicus Curiae' ke MK, Berisi soal Permasalahan Pilpres

BEM FH Undip Serahkan "Amicus Curiae" ke MK, Berisi soal Permasalahan Pilpres

Regional
Labuan Bajo Tuan Rumah Dialog Tingkat Tinggi Indonesia-China, Polda NTT Siapkan Ratusan Personel

Labuan Bajo Tuan Rumah Dialog Tingkat Tinggi Indonesia-China, Polda NTT Siapkan Ratusan Personel

Regional
Gratifikasi Parsel Lebaran Pejabat Pemkot Salatiga Diberikan ke Tenaga Kebersihan

Gratifikasi Parsel Lebaran Pejabat Pemkot Salatiga Diberikan ke Tenaga Kebersihan

Regional
Sakit Hati Menantu terhadap Ibu Mertua yang Berujung Maut

Sakit Hati Menantu terhadap Ibu Mertua yang Berujung Maut

Regional
Kapal Tanpa Nama dari Bima Sudah Dua Hari Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo

Kapal Tanpa Nama dari Bima Sudah Dua Hari Hilang Kontak di Perairan Gili Motang Labuan Bajo

Regional
Polisi Mabuk Mengebut Bawa Fortuner, Tabrak Kantor Dinas Peternakan

Polisi Mabuk Mengebut Bawa Fortuner, Tabrak Kantor Dinas Peternakan

Regional
Harga Bawang Merah Tembus Rp 70.000 Per Kg, Ibu-ibu di Semarang Pusing

Harga Bawang Merah Tembus Rp 70.000 Per Kg, Ibu-ibu di Semarang Pusing

Regional
Pemasangan Talud Pelabuhan Nelayan di Bangka Terkendala Kewenangan

Pemasangan Talud Pelabuhan Nelayan di Bangka Terkendala Kewenangan

Regional
Dampak Banjir Bandang di Lombok Utara, 13 Rumah Warga dan Jembatan Rusak

Dampak Banjir Bandang di Lombok Utara, 13 Rumah Warga dan Jembatan Rusak

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com