Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Berbenah karena Dianggap Mahal, Warung Tengkleng Harsi Mulai Ramai Pembeli

Kompas.com - 13/12/2021, 13:05 WIB
Labib Zamani,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SUKOHARJO, KOMPAS.com - Warung tengkleng Bu Harsi (60) di Jalan Merak Solo Baru, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah mulai ramai pembeli.

Sebelumnya, usaha tengkleng yang telah dirintis selama 20 tahun itu "hancur" setelah review di Google yang menyebut harganya dipatok mahal. 

Harsi mengatakan mulai ramai pembeli setelah dibantu Kepolisian Sektor (Polsek) Grogol dan perwakilan Paguyuban Pedagang Kaki Lima (PKL) Setia Kawan Solo Baru.

Baca juga: Selain Tengkleng Bu Harsi, Ini Cerita 5 Warung yang Sempat Jadi Sorotan gara-gara Harga

Harsi mendapat bantuan berupa daftar menu dan harga yang jelas. Harsi juga dibawakan spanduk, celemek dan sarung tangan plastik.

Spanduk itu mereka pasang di depan warung untuk menggantikan yang lama. Spanduk yang baru itu terdapat tulisan menu tengkleng secara lengkap.

Harsi mengaku senang warung tengklengnya mulai ramai. Harsi berjualan tengkleng mulai pukul 07.00-15.00 WIB.

"Lumayan. Sudah mulai ramai lagi. Kemarin jam 2 sudah habis," ungkap Harsi ditemui di warungnya, Senin (13/12/2021).

Baca juga: Wajah Baru Warung Tengkleng Bu Harsi yang Sempat Hancur karena Review Tuduh Harga Mahal

Harsi menerangkan para pembeli yang datang ke warungnya itu tidak hanya dari Sukoharjo. Mereka ada dari Solo dan Semarang.

"Sudah mulai nambah bahan lagi. Sekarang saya tambah tiga kilogram," kata Harsi.

Sejak sepi pembeli karena viral dianggap harganya mahal, Harsi terpaksa harus mengurangi bahan pembuatan tengkleng menjadi dua kilogram.

Biasanya dalam sehari dia bisa mengolah tengkleng sebanyak lima kilogram.

Seorang pembeli Dian (34) mengatakan kedatangannya ke warung tengkleng Bu Harsi penasaran karena viral.

"Saya ke sini (warung tengkleng Bu Harsi) karena sempat viral dan pengin mencoba dan pengin tahu harganya," kata Diana.

Baca juga: 5 Fakta Bu Harsi, Pedagang Tengkleng di Solo Baru yang Dianggap Ngepruk Pembeli

Mengenai harga, kata Diana, relatif murah untuk pedagang kaki lima (PKL).

Diana mengaku menambah satu bungkus tengkleng untuk dibawa pulang.

"Rasanya enak dan harganya relatif murah. Ini bungkus juga buat anak di rumah," ungkap Diana.

Sebelumnya, Kapolsek Grogol AKP Dodiawan mengatakan kedatangannya ke warung tengkleng Bu Harsi untuk memberikan bantuan sekaligus klarifikasi harga yang dianggap pembeli terlalu mahal.

"Mudah-mudahan setelah klarifikasi ini jualannya Bu Harsi tetap laris. Mudah-mudahan rejekinya tetap melimpah dan Bu Harsi bisa berjualan lebih higienis," kata Dodiawan.

Baca juga: Warung Tengkleng Harsi Berbenah Setelah Dianggap Mahal, Kini Dilengkapi Daftar Menu dan Harga

Ketua Paguyuban PKL Setia Kawan Solo Baru Sudarsi menambahkan pemberian fasilitas tersebut agar penampilan warung tengkleng Bu Harsi lebih bersih, sehat, dan terjangkau.

Masyarakat yang ingin membeli tengkleng Bu Harsi tidak perlu khawatir dengan harga. Karena telah dilengkapi dengan daftar menu dan harga.

"Daftar menu dan harga sudah sesuai. Karena saya sebelum bikin sudah rembugan dengan Bu Harsi. Jadi pastikan dulu harga sebelum membeli," ungkap Darsi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Direktur Perumda Air Minum Ende Nyatakan Siap Maju Pilkada 2024

Regional
Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residvis Kasus Pembununan dan KDRT

Awal Mula Temuan Kerangka Wanita di Wonogiri di Pekarangan Rumah Residvis Kasus Pembununan dan KDRT

Regional
[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

[POPULER REGIONAL] Alasan Kapolda Ancam Copot Kapolsek Medan Kota | Duel Bos Sawit dengan Perampok di Jambi

Regional
Sindir Pemerintah, Warga 'Panen' Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Sindir Pemerintah, Warga "Panen" Ikan di Jalan Berlubang di Lampung Timur

Regional
Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Pria Ini Curi Sekotak Susu karena Anaknya Menangis Kelaparan, Dibebaskan dan Diberi 13 Kotak

Regional
Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Saat Dua Bule Eropa Ikut Halalbihalal di Magelang, Awalnya Dikira Pesta Pernikahan

Regional
Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com