Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Sesama Penghuni Lereng Gunung Berapi, Warga Lereng Kelud Bantu Korban Erupsi Semeru

Kompas.com - 11/12/2021, 14:02 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com- Warga berbagai desa yang ada di sekitaran lereng Gunung Kelud di Kabupaten Kediri, Jawa Timur, turut serta bersolidaritas membantu warga korban bencana erupsi yang terjadi di Gunung Semeru.

Mereka bergotong-royong membantu sesuai kemampuan masing-masing.

Ada yang menyumbang sembako, pakaian, uang tunai, maupun tenaga dengan turun langsung ke lokasi sebagai relawan.

Baca juga: Fida, Bocah yang Lari Kencang Saat Gunung Semeru Meletus Ditemukan Selamat

Gerakan mereka cukup massif dan terstruktur. Itu karena dikoordinasi oleh lembaga-lembaga yang ada di desa seperti karang taruna maupun oleh pengurus desa masing-masing.

Warga Desa Sugihwaras di Kecamatan Ngancar misalnya, sejak beberapa hari ini tengah menggalang bantuan di desanya.

Antusiasme warga dari desa yang berada cukup dekat dengan kawah gunung Kelud itu tinggi.

Pada penggalangan bantuan itu setidaknya dapat terkumpul uang tunai Rp 26 juta dan berbagai barang bantuan lainnya.

"Rencananya hari Minggu atau secepatnya kita kirim ke lokasi Gunung Semeru," ujar Suprapto, salah satu perangkat Desa Sugihwaras, Sabtu (11/12/2021).

Baca juga: Sepekan Setelah Erupsi Gunung Semeru

Uang tersebut, kata Prapto, selain akan dibagikan secara tunai juga sebagian dibelanjakan sesuai kebutuhan prioritas warga terdampak bencana.

"Kebetulan sudah ada perwakilan warga yang meninjau lokasi untuk melihat kebutuhan warga di sana," ujar Prapto.

Warga Desa Sempu di Kecamatan Ngancar juga melakukan aksi yang sama. Penggalangan bantuan sukses dilakukan dengan dukungan penuh dari warganya.

"Ini sudah mulai terkumpul ada uang tunai mi instan, pakaian, juga beras. Kita juga akan berangkatkan relawan ke sana," ujar Kepala Desa Sempu Eko Suroso.

Warga di lereng Gunung Kelud Kabupaten Kediri, Jawa Timur saat rapat penggalangan bantuan untuk warga terdampak bencana di Gunung Semeru.Dok. Suprapto Desa Ngancar Warga di lereng Gunung Kelud Kabupaten Kediri, Jawa Timur saat rapat penggalangan bantuan untuk warga terdampak bencana di Gunung Semeru.
Menurut Eko, semangat warganya sangat terasa dalam momentum penggalangan bantuan tersebut.

Bahkan ada kelompok kesenian Jaranan lokal yang rela mengamen demi penggalangan bantuan tersebut.

"Kalau semua sudah terkumpul, penyaluran nanti kita koordinasikan dengan desa lain di tingkat kabupaten agar bisa berangkat bersama-sama," ujar Eko.

Baca juga: Bahan Makanan Melimpah, Pengungsi Semeru Butuh Air Bersih hingga Perlengkapan Mandi

Warga desa di kecamatan yang lain, yakni warga Desa Wonorejo Trisulo di Kecamatan Plosoklaten juga turut ambil bagian dalam aksi solidaritas itu.

Bahkan puluhan warga dari desa yang cukup terdampak saat Kelud erupsi beberapa waktu yang lalu itu, sudah berada sekitaran Gunung Semeru di Lumajang sejak lima hari yang lalu.

Mereka yang berasal dari berbagai latar belakang profesi itu bersatu padu mendirikan dapur umum di Desa Jarit Kecamatan Candipuro.

"Sehari bisa masak sampai 2 kwintal. Itu untuk sekitar 2 ribu bungkus nasi," ujar Muhammad Mustofa, Kepala Desa Wonorejo Trisulo yang memimpin langsung rombongan relawan tersebut.

Untuk menyuplai kebutuhan dapur umum juga aksi bakti sosial lainnya tersebut, kata Mustofa, warga juga menggalang dana secara internal di desa.

"Kemarin sehari dapat Rp 12 juta," kata Mustofa.

Baca juga: Kisah Rumini, Erupsi Semeru, dan Goresan Tangan Uky Tantra...

Solidaritas warga di wilayah gunung berapi

Bagi warga lereng Gunung Kelud tersebut, apa yang mereka lakukan merupakan bentuk tanggung jawab kemanusiaan dalam berkehidupan sosial.

Lebih dari itu, adalah adanya perasaan senasib dan sepenanggungan sebagai warga yang sama-sama tinggal di wilayah rawan bencana gunung berapi.

"Kami merasakan betul bagaimana hidup di wilayah gunung berapi. Makanya harus saling bantu," ujar Prapto.

Apalagi Gunung Kelud sendiri beberapa waktu yang lalu juga meletus hebat pada 2014.

Dengan segala kondisinya saat itu, masyarakat sekitaran Kelud merasa cukup terbantu oleh perhatian maupun uluran tangan dari berbagai pihak yang datang dari segala penjuru.

"Saat itu semua datang membantu kami, termasuk masyarakat dari Gunung Semeru. Kami berutang budi yang harus dibalas," ucap Eko Suroso.

Oleh sebab itu para warga tersebut kini turut bersolidaritas dan membantu sebisa mungkin saudara mereka di Gunung Semeru yang sedang dilanda bencana.

"Yang jelas ini semua tujuannya untuk solidaritas dan kebersamaan. Jangan sampai kita tidak bergerak saat saudara kita membutuhkan," kata Mustofa.

Baca juga: Mobil Satgas Bencana UNS yang Tertimbun Lahar Dingin Semeru Berhasil Dievakuasi, Rencananya Besok Diberangkatkan ke Solo

Penggalangan bantuan yang dilakukan di desa-desa di wilayah Gunung Kelud tersebut dalam waktu singkat. Namun hasilnya cukup maksimal.

Itu salah satunya karena kekompakan masyarakatnya sendiri. Kekompakan itu juga menjadi salah satu modal besar mereka dalam mitigasi bencana.

Wadah-wadah kelembagaan juga dibentuk sebagai suatu sistem komunikasi yang bagus antar elemen masyarakat.

Beberapa wadah tersebut misalnya forum pengurangan risiko bencana (FPRB) yang berisikan berbagai kelompok dan elemen masyarakat hingga desa tangguh bencana (Destana).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Mengaku Khilaf, Pria di Kubu Raya Cabuli Anak Kandung Saat Tidur

Regional
Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Masyarakat Diminta Waspada, 5 Orang Meninggal akibat DBD di Banyumas

Regional
Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Tangerang-Yantai Sepakat Jadi Sister City, Pj Walkot Nurdin Teken LoI Persahabatan

Regional
Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Lebih Parah dari Jakarta, Pantura Jateng Alami Penurunan Muka Tanah hingga 20 Cm per Tahun

Regional
Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Kasus DBD di Demak Tinggi, Bupati Ingatkan Masyarakat Fogging Bukanlah Solusi Efektif

Regional
Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Stok Vaksin Hewan Penular Rabies di Sikka Semakin Tipis

Regional
BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

BBWS Pemali Juana Ungkap Solusi Banjir Pantura Jateng: Harus Keluarkan Sedimen dan Perkuat Tanggul

Regional
Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Siswi SMA di Kupang Melahirkan, Bayi Disembunyikan dalam Koper

Regional
9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

9 Nelayan di Lombok Timur Ditangkap Terkait Dugaan Pengeboman Ikan

Regional
Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Pengedar Narkoba Ditangkap di Semarang, Barang Bukti Sabu 1 Kg, Diduga Jaringan Fredy Pratama

Regional
Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Momen Mantan Gubernur NTB Ditanya soal Perselingkuhan dengan Istri Terdakwa saat Jadi Saksi Persidangan

Regional
Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Apple Mau Tanam Modal di Indonesia, Pemkot Tangerang Buka Peluang Investasi bagi Perusahaan Multinasional

Regional
Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Joget di Atas Motor, Empat Remaja di Mamuju Ditangkap Polisi

Regional
Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Pembobol Kartu ATM di NTT Ternyata Oknum Satpam Rumah Sakit

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com