Menurut Eko, semangat warganya sangat terasa dalam momentum penggalangan bantuan tersebut.
Bahkan ada kelompok kesenian Jaranan lokal yang rela mengamen demi penggalangan bantuan tersebut.
"Kalau semua sudah terkumpul, penyaluran nanti kita koordinasikan dengan desa lain di tingkat kabupaten agar bisa berangkat bersama-sama," ujar Eko.
Baca juga: Bahan Makanan Melimpah, Pengungsi Semeru Butuh Air Bersih hingga Perlengkapan Mandi
Warga desa di kecamatan yang lain, yakni warga Desa Wonorejo Trisulo di Kecamatan Plosoklaten juga turut ambil bagian dalam aksi solidaritas itu.
Bahkan puluhan warga dari desa yang cukup terdampak saat Kelud erupsi beberapa waktu yang lalu itu, sudah berada sekitaran Gunung Semeru di Lumajang sejak lima hari yang lalu.
Mereka yang berasal dari berbagai latar belakang profesi itu bersatu padu mendirikan dapur umum di Desa Jarit Kecamatan Candipuro.
"Sehari bisa masak sampai 2 kwintal. Itu untuk sekitar 2 ribu bungkus nasi," ujar Muhammad Mustofa, Kepala Desa Wonorejo Trisulo yang memimpin langsung rombongan relawan tersebut.
Untuk menyuplai kebutuhan dapur umum juga aksi bakti sosial lainnya tersebut, kata Mustofa, warga juga menggalang dana secara internal di desa.
"Kemarin sehari dapat Rp 12 juta," kata Mustofa.
Baca juga: Kisah Rumini, Erupsi Semeru, dan Goresan Tangan Uky Tantra...
Bagi warga lereng Gunung Kelud tersebut, apa yang mereka lakukan merupakan bentuk tanggung jawab kemanusiaan dalam berkehidupan sosial.
Lebih dari itu, adalah adanya perasaan senasib dan sepenanggungan sebagai warga yang sama-sama tinggal di wilayah rawan bencana gunung berapi.
"Kami merasakan betul bagaimana hidup di wilayah gunung berapi. Makanya harus saling bantu," ujar Prapto.
Apalagi Gunung Kelud sendiri beberapa waktu yang lalu juga meletus hebat pada 2014.