BLITAR, KOMPAS.com - Sebuah gambar seorang perempuan muda memeluk wanita lanjut usia dengan latar belakang Gunung Semeru meletus, beredar di media sosial.
Lukisan tersebut adalah goresan tangan Uky Tantra, pelukis mural dan cerita bergambar asal Desa Gaprang, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
Di media sosial, gambar menyentuh itu disertai narasi, Rumini bersimpuh memeluk sang ibu Salamah.
Rumini dan Salamah ditemukan meninggal dalam keadaan berpelukan setelah wilayah Desa Curah Kobokan, tempat mereka tinggal, diterjang awan panas guguran Gunung Semeru.
Baca juga: Tak Ada Penyekatan Jalan Saat Libur Nataru, Kota Blitar Andalkan Posko PPKM Tingkat RT/RW
Bukan hanya gambar Rumini tengah memeluk Salamah, Uky Tantra juga membuat dua lembar gambar lainnya terkait bencana erupsi Gunung Semeru.
"Semuanya intinya sama, tentang kepahlawanan dan cinta kasih manusia terutama seorang ibu," kata Uky, kepada Kompas.com di Desa Gaprang, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jumat (10/12/2021).
Gambar kedua masih berkaitan dengan kisah Rumini.
Uky menggambarkan sosok anak Rumini yang baru berusia empat tahun bernama Zaki, menarik pakaian yang dikenakan ayahnya, Imam Syafi'i.
Uky mengungkapkan, dia menggambarkan segmen itu setelah mendapatkan kiriman foto-foto Zaki di barak pengungsian bersama Imam Syafi'i.
"Saya membayangkan Zaki yang terus menanyakan kepada ayahnya tentang keberadaan ibunya," ujar Uky.
Baca juga: Pilu di Kaki Gunung Semeru
Namun dalam imajinasi Uky, penggalan kisah haru itu kelak akan memberikan kekuatan kepada Zaki saat dirinya menyadari, sang ibu rela berkorban karena cinta kasihnya kepada Salamah.
"Semoga kesedihan Zaki kehilangan ibunya kelak terobati oleh kebanggaan kepada Rumini yang menjadi pahlawan cinta," tambah dia.
Pada lembar kertas ketiga berukuran 10x15 sentimeter, Uky menuangkan kisah dari korban letusan Gunung Semeru lainnya.
Kisah itu yakni mengenai seorang ibu yang ditemukan tewas dalam keadaan menggendong anak balitanya.
Uky menggambarkan, ibu tersebut mengenakan pakaian tradisional Jawa.
Tangan kirinya menggendong balita, sedangkan tangan kanan memegang tameng untuk berlindung dari material vulkanik Gunung Semeru.
"Bayangan saya itu seperti tamengnya tokoh Captain America," ujarnya.
Wajah perempuan itu dia gambarkan mengekspresikan ketakutan namun tetap berupaya melindungi anak yang dia gendong.
Baca juga: Korban Meninggal Bencana Erupsi Gunung Semeru Jadi 45 Orang, 9 Masih Hilang
Penggemar kisah-kisah superhero produksi Marvel Studio itu rupanya memang melihat beberapa kisah tragedi korban erupsi Gunung Semeru dari sudut pandang berbeda.
Bagi Uky, Rumini dan ibu yang ditemukan tewas bersama balitanya adalah pahlawan.
Uky melihat kekuatan cinta sangat menonjol pada sosok-sosok perempuan hebat tersebut.
"Perempuan memiliki naluri melindungi orang di sekitarnya terutama anak-anaknya," kata dia.
Baca juga: PKL Malioboro Bantu Korban Erupsi Semeru, Sekaligus Luncurkan PIN Malioboro Indah Tanpa Memindah
Cinta kasih dan pengorbanan perempuan, bagi Uky, kerap dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Dia mencontohkan, para ibu yang akan mengutamakan anak-anaknya makan lebih dulu, meski mereka sendiri harus menahan lapar.
"Jasad-jasad perempuan yang sedang memeluk orang-orang yang mereka cintai itu seperti monumen cinta," tutur pria lajang yang juga menjadi pengajar seni dan olahraga di sebuah sekolah dasar di Blitar itu.
Unggahan cerita bergambar Uky mendapatkan banyak perhatian warganet, publik figur, hingga selebritis.
Komponis Addie MS menaruh perhatian khusus dan berencana mengajaknya berkolaborasi untuk kerja kemanusiaan paska bencana.
Kata Uky, Addie MS berencana menggandeng sebuah perusahaan kosmetik untuk sebuah kegiatan rehabilitasi psikologi bagi korban erupsi Semeru, khususnya anak-anak.
Uky pun berencana menyelenggarakan kegiatan menggambar dan bermain bagi anak-anak di barak pengungsian.
Baca juga: Saat Ibu-ibu di Dharmasraya Masak 1 Ton Rendang untuk Korban Bencana Gunung Semeru
Uky masih menyimpan harapan, supaya kisah-kisah kepahlawanan para wanita hebat itu tidak terhapus waktu.
Dia ingin membuat sebuah monumen peringatan di lokasi, agar cerita Rumini dan kisah-kisah korban lainnya tak lekang.
"Bayangan saya, para pahlawan kemanusiaan seperti Rumini ini digambarkan tersenyum di atas awan yang lebih tinggi dari puncak Semeru dan melihat kehidupan di bawahnya," ujarnya.
Sebuah monumen juga sekaligus akan menjadi pengingat bagi masyarakat.
Baca juga: Penambang Pasir Masih Bekerja Sesaat Sebelum Erupsi Gunung Semeru, Puluhan Orang Belum Ditemukan
Uky juga menyampaikan keinginannya untuk menuliskan kisah-kisah itu dalam sebuah buku dengan tujuan yang sama.
Bagi pegiat lingkungan yang menciptakan seri cerita bergambar "The Kresek Man" itu, kisah-kisah itu akan menjadi pengingat di tengah maraknya kasus perselisihan anak dengan orangtua di tanah air.
"Bahkan kasus-kasus anak menggugat ibunya untuk masalah warisan atau utang," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.