Saat ini, menurut Diah, P2TP2A Garut mendampingi peserta didik di pesantren tersebut.
Peserta didik yang masih usia sekolah akan difasilitasi untuk bisa masuk sekolah formal. Sementara, peserta didik yang baru melahirkan disarankan mengikuti kejar paket.
Selain anak dibawah umur, menurut Diah saat ini korban perkosaan dari Garut yang didampingi P2TP2A ada juga yang telah kuliah sebanyak dua orang.
Saat ini, mereka sudah mulai kembali melanjutkan hidupnya dan tidak ingin diganggu.
Diah menuturkan, P2TP2A Garut, melakukan pendampingan sejak awal, yakni sejak orangtua korban lapor ke Polda Jabar hingga pemeriksaan para korban.
Perkara visum dan melengkapi bukti-bukti perkara pun P2TP2A Garut ikut memfasilitasi.
Para korban pun, telah menceritakan secara detail pada psikolog P2TP2A bagaimana kejadiannya.
"Merinding, anak yang rata-rata masih dibawah 13 tahunan gitu ya, mereka waktu itu (niat) belajar diperlakukan seperti itu," kata Diah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.