KLATEN, KOMPAS.com - Warga Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, memasang spanduk bernada protes di jalur evakuasi Gunung Merapi.
Mereka kesal lantaran jalur evakuasi yang sudah rusak parah tidak kunjung diperbaiki.
Bahkan, akses utama warga Desa Sideroje itu sering kali membuat pengendara yang melintas terjatuh.
"Pemasangan stiker dan spanduk protes di sepanjang jalur evakuasi yang rusak kami lakukan setelah audiensi dengan DPRD," kata tokoh masyarakat Desa Sidorejo, Sukiman, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/12/2021).
Sukiman menuturkan, warga akan terus melakukan aksi protes sampai jalur evakuasi benar-benar diperbaiki.
Dia menyebut, jalur evakuasi warga lereng Gunung Merapi yang mengalami kerusakan parah itu sepanjang enam kilometer.
"Aksi akan terus dilakukan sampai jalur evakuasi dibangun enam kilometer. Kalau bisa sampai Pak Jokowi (Presiden RI) sampai datang ke sini melihat, bukan membangun. Tapi, melihat kenapanya biar tahu," ungkap dia.
Rencananya warga juga akan menemui Presiden Jokowi ke Jakarta untuk menyampaikan aspirasi mereka supaya jalur evakuasi segera dapat diperbaiki.
"Ini masih siap-siap dulu. Karena ke sana juga butuh biaya dan siapa yang mau berangkat sudah ada rencana itu. Kalau bisa 10 orang. Kalau tidak bisa minimal lima orang," kata dia.
Dia mengatakan, selama ini, perbaikan hanya dilakukan dengan tambal sulam yang bagian rusak.
Baca juga: Jalur Evakuasi Merapi di Klaten yang Rusak Parah Bakal Dibeton
Jalur evakuasi yang rusak itu merupakan satu-satunya jalan utama untuk warga Desa Sidorejo.
Kerusakan jalan membuat akses perekonomian warga Desa Sidorejo terganggu.
"Juni itu ditambal kerusakannya. Tapi, tambalannya sudah sebagian rusak," kata Sukiman.
Ketua Karang Taruna Desa Sidorejo Jarot menambahkan kerusakan jalur evakuasi sudah terjadi cukup lama. Selama ini perbaikan dilakukan dengan cara tambal sulam.
"Kerusakannya sudah lama sekali. Bukan hanya satu tahun, dua tahun. Sudah pernah ada perbaikan tapi hanya sebatas menambal yang rusak saja," ungkap dia.
Selama ini, kata dia warga secara swadaya melakukan perbaikan dengan menggunakan tanah maupun batu supaya tidak membahayakan pengguna jalan.