Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pungutan Biaya Pemakaman Korban Covid-19 di Madiun, Petugas RSUD Caruban Hanya Bebani Rp 500.000 untuk Ganti Kain Kafan

Kompas.com - 09/12/2021, 18:54 WIB
Muhlis Al Alawi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

 

Awal mula kasus

Diberitakan sebelumnya, dua keluarga di Desa Purworejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun mengaku dimintai uang hingga jutaan rupiah untuk biaya pemakaman anggota keluarganya yang meninggal akibat Covid-19.

Padahal Pemkab Madiun sudah memberikan kewenangan bagi pemerintah desa menggunakan anggaran dana desa untuk penanganan Covid-19.

Dua warga Desa Purworejo, Kecamatan Pilangkenceng, Nyaman Wahyudi dan Wariman yang ditemui Kompas.com, Selasa (7/12/2021) mengaku membayar uang hingga jutaan rupiah untuk biaya pemakaman keluarganya yang meninggal akibat Covid-19.

Keduanya tidak mengetahui jika pos biaya pemakaman korban Covid-19 yang ditanggung masing-masing pemerintah desa.

Nyaman dan Wariman mengakui biaya pemakaman itu diserahkan kepada istri mantan Kepala Desa Purworejo, Eni Suhartati.

Nyaman menceritakan Sami (70) neneknya meninggal awal Juli 2021.

Setelah dimakamkan ia mendapatkan pemberitahuan melalui pesan WhatsApp tentang rincian biaya pemakaman neneknya yang meninggal akibat covid-19.

“Ibu lurah menyampaikan desa memberi bantuan sebesar Rp 1.250.000 dan sumbangan pribadi dari bu lurah sebesar Rp 300.000. Sementara kekurangannya sebesar Rp 1.470.000 yang harus dibayar. Saya bayarkan kekurangan biaya pemakaman itu kepada ibu lurah dan saya antar langsung ke rumahnya sekitar 7 hari setelah nenek saya meninggal,” kata Nyaman.

Namun setelah membayar kekurangan biaya pemakaman, Nyaman tidak pernah mendapatkan kuitansi bukti pembayaran biaya pemakaman.

Ia pun juga tidak mendapatkan bukti kuitansi menerima bantuan dana pemakaman dari desa.

Dia tidak mengetahui kalau biaya pemakaman ditanggung dana desa pemerintah desa. Terlebih saat itu keluarganya sedang berduka cita.

Saat itu ia merasa senang karena sudah mendapatkan bantuan dari desa sebesar Rp 1.250.000 dan dari ibu lurah sebesar Rp 300.000.

Namun ia tetap harus membayar kekurangan biaya pemakaman sebesar Rp 1.470.000.

“Kami sebenarnya senang mendapatkan bantuan dari pemerintah desa dan ibu lurah. Tetapi kami tidak tahu kalau ternyata biaya pemakaman korban covid-19 juga ditanggung pemerintah desa,” kata Nyaman didampingi istrinya, Jumiati.

Senada dengan Nyaman, Wariman warga Dusun Krapyak, Desa Purworejo juga mengeluarkan uang untuk biaya pemakaman , Warsiati, istrinya yang meninggal akibat Covid-19 akhir Juli 2021 lalu.

Wariman mengaku uang kekurangan biaya pemakaman itu diserahkan keponakannya bernama Sukirno langsung kepada ibu lurah.

Ia memberikan uang sebesar Rp 3 juta kepada Sukirno untuk mengurus biaya pemakaman kepada bu lurah.

“Saya menyuruh keponakan saya untuk mengurus biaya pemakaman. Karena saat itu ibu lurah yang akan mencukupi semuanya. Jadi keponakan saya kasih uang Rp 3 juta,” kata Wariman.

Sukirno, keponakan Wariman menyatakan jumlah uang yang diserahkan kepada ibu lurah untuk biaya pemakaman prokes korban covid-19 sebesar Rp 1.380.000. Sedangkan sisanya dikembalikan kepada Wariman.

“Katanya biaya yang harus dibayar adalah pemandian dan ambulans. Sedangkan biaya peti kotak jenazah itu disumbang dari bu lurah. Kekuranganya saya kasih bu lurah sebesar Rp 1.380.000,” jelas Sukirno.

Sukirno mengatakan, saat memberikan uang tidak ada kuintasi pembayaran yang diberikan ibu lurah.

Dia tidak tahu kalau biaya pemakaman itu ditanggung pemerintah desa. Ia tidak berani berdebat karena saat itu dalam kondisi berduka.

Untuk biaya mandikan jenazah

Sementara itu Eni Suhartati, yang dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon seluler menyatakan uang yang diberikan warga untuk membayar biaya pemandian jenazah di rumah sakit. Pasalnya dua warganya itu meninggal di Puskesmas Krebet-Pilangkenceng.

“Untuk memandikan jenazah saya bawa di Rumah Sakit Caruban karena di puskesmas tidak ada tempat pemandian. Kemudian dibawa ke rumah sakit. Disana bayar biaya administrasi di rumah sakit,” ujar Eni, Rabu (8/12/2021).

Hanya saja ia mengaku lupa menyimpan kuitansi pembayaran biaya administrasi pemandian jenazah warganya yang meninggal Covid-19 di RSUD Caruban. Hanya saja, pembayaran biaya pemandian jenazah selalu ditalanginya dahulu

Menurut Eni, bila warga meninggal akibat Covid-19 di rumah sakit maka tidak dikenakan biaya pemandian jenazah. Dalam kasus ini, dua warga itu meninggalnya di puskesmas.

“Kalau meninggal di puskesmas dikembalikan ke desa. “Sementara di desa tidak memiliki fasilitas memandikan jenazah Covid-19 kemudian kami bawa ke RSUD Caruban,” kata Eni.

Eni menuturkan biaya pemakaman warganya yang meninggal akibat Covid-19 tidak semuanya ditanggung pemerintah desa.

Pemerintah desa hanya membantu uang sesuai kemampuan anggaran desa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Kronologi Mobil Terbakar di Jalan Sumbawa dan Terjun ke Jurang

Regional
Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Di Acara Halalbihalal, Kadis Kominfo Sumut Ajak Jajarannya Langsung Fokus Bekerja

Regional
Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Pemkot Tangerang Ingin Bangun Lebih Banyak Community Center yang Multifungsi

Kilas Daerah
BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

BMKG Prediksi Gelombang Tinggi dan Hujan Lebat di Wilayah Papua dan Maluku

Regional
Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Rumah Terbakar di Kampar, Korban Sempat Selamatkan Sepeda Motor Saat Tabung Gas Meledak

Regional
Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Berpotensi Jadi Tersangka, Polisi Buru Sopir Bus ALS yang Tewaskan 1 Penumpang di Agam

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 20 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

[POPULER NUSANTARA] Penemuan Kerangka Manusia di Gunung Slamet | Penipuan Katering Buka Puasa di Masjid Sheikh Zayed

Regional
4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

4.299 Hektare Sawah Gagal Panen Selama Banjir Demak, Produksi Beras Terancam Menurun Tahun Ini

Regional
Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Curhat Korban Penipuan Katering Masjid Syeikh Zayed, Pelaku Orang Dekat dan Bingung Lunasi Utang

Regional
Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com