WAINGAPU, KOMPAS.com - Tokoh masyarakat adat Desa Kabaru, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Umbu Maramba Meha (63) mengatakan, pihaknya sedang berkonsolidasi dengan keluarga besar untuk menyikapi persoalan lahan yang rencananya akan dibangun rens peternakan sapi oleh Pemprov NTT.
"Saya sudah lemparkan kepada keluarga. Karena saya sudah menyatakan (kepada Gubernur NTT dalam debat beberapa waktu lalu), saya ini (memiliki) keluarga besar," kata Umbu saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/12/2021).
Baca juga: Video Viral Debat Panas dengan Tokoh Adat Sumba soal Lahan, Ini Penjelasan Gubernur NTT
Umbu menyebutkan, ia bersama keluarga besar sudah melakukan pertemuan pada 7 Desember 2021.
Kepada anggota keluarga besar, Umbu menceritakan duduk perkara yang menyebabkan terjadinya debat panas antara dirinya dengan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat.
Adapun, video perdebatan keduanya viral di media sosial beberapa waktu lalu.
Baca juga: Anaknya Dituding Terlibat dalam Proyek Sapi di Pulau Sumba, Ini Kata Gubenur NTT
Umbu mengakui, pihaknya sebagai pemilik hak ulayat tidak pernah menyerahkan lahan yang kini direncanakan untuk dibangun rens peternakan sapi kepada Pemprov NTT.
Saat ini, Umbu bersama keluarga besar sedang mempersiapkan langkah-langkah untuk menyikapi persoalan lahan tersebut.
"Mereka (keluarga besar) juga turut prihatin dengan masalah ini. Keluarga bilang, tidak ada yang tidak bisa, ada jalan," ungkap Umbu.
Ia menuturkan, rencana pertemuan yang kedua bersama keluarga besar yang lain akan digelar pada 11 Desember 2021 mendatang.
Baca juga: Soal Video Viral Debat dengan Tokoh Adat, Gubernur NTT: Netizen Beda Poltik yang Framing
Umbu menilai Gubernur Viktor melontarkan kata-kata kasar.
Dalam salah satu potongan video bedurasi 1 menit 30 detik yang viral di media sosial, Umbu dan sejumlah warga lainnya pergi meninggalkan rombongan gubernur saat membahas lahan yang akan dibangun rens peternakan sapi.
Sebelum Umbu dan beberapa warga meninggalkan lokasi tersebut, tampak Gubernur Viktor mengancam untuk memukul salah seorang warga.
Selain itu, Viktor juga memarahi warga tersebut dengan sebutan monyet.
"Karena Pak Gubernur omong kasar-kasar. Makanya saya tidak mau (melanjutkan pembicaraan)," kata Umbu.
"Dia sebagai pimpinan sebenarnya kan mengayomi masyarakat. Seharusnya tidak (berbicara kasar) seperti begitu. Apalagi saya ini yang punya lahan," ujar Umbu menambahkan.
Baca juga: Gempa M 5,1 Guncang Lembata NTT, Tak Berpotensi Tsunami
Ia menuturkan, dirinya juga kecewa dengan ucapan Gubernur Viktor yang memarahi salah satu anggota keluarganya dengan sebutan monyet.
"Saya belum ada satu orang pun yang bilang monyet. Dan, keluarga saya pun belum ada dikatakan monyet oleh orang lain kan, oleh suku-suku lain. Kan begitu. Nah, di situ kami rasa kecewa betul," ujar Umbu.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat menanggapi video viral dirinya berdebat dengan sejumlah warga di Desa Kabaru, Kecamatan Rindi, Kabupaten Sumba Timur, NTT beberapa waktu lalu.
Dalam video itu terlihat sejumlah warga pergi meninggalkan rombongan gubernur saat sedang membahas lahan yang direncanakan akan dibangun rens peternakan sapi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.