Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai di Pontianak Capai Rp 120.000 per Kg, Naik karena Banjir

Kompas.com - 08/12/2021, 19:44 WIB
Hendra Cipta,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.comHarga cabai di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), dilaporkan mengalami kenaikan signifikan, yang salah satunya faktornya dipengaruhi banjir.

Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Peternakan Kota Pontianak Bintoro menerangkan, kenaikan harga cabai lokal dan sejumlah komoditas lain dipengaruhi faktor cuaca.

Bintoro menyebut, harga cabai lokal di pasaran bervariasi, mulai dari yang warna hijau berkisar harga Rp 40.000 per kilogram, warna campuran merah dan hijau Rp 65.000 per kilogram dan cabai merah ya Rp 100.000 sampai Rp 120.000 per kilogram.

Baca juga: Jelang Nataru, Harga Cabai Rawit di Nunukan Naik 100 Persen

"Mudah-mudahan cabai dari Lumajang, sebagai daerah penghasil cabai bisa segera masuk ke Kalbar sehingga diharapkan harganya bisa segera berangsur turun," kata Bintoro usai melakukan pemantauan harga di Pasar Flamboyan Pontianak, Rabu (8/12/2021).

Bintoro menambahkan, cabai yang dipasarkan di Kota Pontianak masih berjenis cabai lokal, artinya belum mendatangkan pasokan dari Pulau Jawa yang notabene belum panen raya. Pihaknya akan berkoordinasi dengan daerah penghasil cabai seperti Kabupaten Kubu Raya.

"Kebutuhan cabai rawit di Kota Pontianak per hari mencapai 4 ton, itu kebutuhan standar," ucap Bintoro.

Bintoro menerangkan, sebenarnya sudah mengantisipasi hal tersebut, melalui program pusat maupun program daerah, yakni gerakan tanam cabai.

Sejumlah daerah disebut sudah melakukan program gerakan tanam cabai. Musibah banjir seperti di Kabupaten Sintang dan beberapa wilayah lainnya menyebabkan tanaman cabai itu terendam banjir.

"Tapi memang ada beberapa daerah-daerah datarannya agak tinggi sehingga tanaman cabai masih aman," ungkap Bintoro.

Baca juga: Harga Cabai Rawit dan Minyak Goreng Tinggi, PD Pasar Kota Tangerang Ungkap Penyebabnya

Diberitakan, harga komoditas cabai rawit di Kalbar saat ini mulai merangkak naik seperti di Pasar Flamboyan, Kota Pontianak, hingga menembus angka Rp 120.000 per kilogram.

"Cabai rawit yang masih baru Rp 120.000 per kilogram, yang sudah agak layu Rp 90.000 per kilogram. Sementara untuk harga cabai kering mencapai Rp 50.000 per kilogram dan cabai keriting Rp 40.000 per kilogram," ujar Biebi, satu di antara penjual cabai di Pasar Flamboyan, Pontianak, seperti dikutip Antara.

Ia menjelaskan bahwa kenaikan cabai dapat dipicu beberapa hal seperti permintaan banyak, tetapi pasokan kurang dari petani dan hal lainnya.

"Harga cabai normal mulai Rp 35.000 per kilogram, namun kini tembus Rp 120.000 per kilogram," jelas dia.

Naiknya harga cabai membuat masyarakat mengeluhkan hal tersebut, karena cabai digemari masyarakat, khususnya di Kalimantan Barat, untuk menjadi penambah rasa dalam makanan.

Baca juga: Akhir Pekan, Harga Minyak Goreng dan Cabai Kembali Naik

"Biasanya saya sering menggunakan cabai untuk dijadikan sambal sebagai penambah rasa, tetapi karena kenaikan ini saya agak menguranginya, karena harganya yang mahal," ujar Marlina, salah satu warga.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kalbar Heronimus Hero mengatakan kenaikan harga cabai juga dipengaruhi oleh banjir yang terjadi di beberapa daerah.

"Kalau bicara kenaikan harga juga sangat masuk akal karena pasokan berkurang akibat banjir dan hukum pasar juga berlaku dalam hal seperti itu," kata dia.

Ia menambahkan harga cabai yang naik itu biasanya cabai yang masih memiliki kualitas baik dan segar.

"Namun untuk itu semua kami akan memantau dan melakukan upaya bagaimana harga cabai tetap terkendali, mulai dari pasokan dan harga di tingkat konsumen," ujar Heronimus.

Baca juga: Simak, Panduan Pemberian Pupuk Tanaman Cabai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Gerebek Pabrik Mi Lubuklinggau yang Gunakan Formalin dan Boraks

Polisi Gerebek Pabrik Mi Lubuklinggau yang Gunakan Formalin dan Boraks

Regional
Korban Banjir Bandang di Lebong Sampaikan Keluhan di Depan Bupati

Korban Banjir Bandang di Lebong Sampaikan Keluhan di Depan Bupati

Regional
3 Bulan Tidak Ditahan, 2 Tersangka Penambangan Ilegal di Lahan Transmigrasi Nunukan Segera Dieksekusi

3 Bulan Tidak Ditahan, 2 Tersangka Penambangan Ilegal di Lahan Transmigrasi Nunukan Segera Dieksekusi

Regional
Vokalis Red Hot Chili Peppers Berlibur di Mentawai, Surfing hingga Nikmati Tarian Khas

Vokalis Red Hot Chili Peppers Berlibur di Mentawai, Surfing hingga Nikmati Tarian Khas

Regional
Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat

Teka-teki Pembunuhan Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar, Terduga Pelaku Diduga Orang Terdekat

Regional
Tertutup Longsor, Akses Jalan Dua Desa di Sikka Putus Total

Tertutup Longsor, Akses Jalan Dua Desa di Sikka Putus Total

Regional
Harga Bawang Merah Melonjak di Banda Aceh, Sentuh Rp 70.000 Per Kg

Harga Bawang Merah Melonjak di Banda Aceh, Sentuh Rp 70.000 Per Kg

Regional
Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Kendal Minta Tambah Pasokan dan Bakal Sidak Restoran

Elpiji 3 Kg Langka, Pemkab Kendal Minta Tambah Pasokan dan Bakal Sidak Restoran

Regional
Selamatkan Anak yang Tercebur Sumur, Ayah di Purworejo Tewas

Selamatkan Anak yang Tercebur Sumur, Ayah di Purworejo Tewas

Regional
Puskesmas Tak Ada Ambulans, Polisi di NTT Bantu Evakuasi Ibu Melahirkan ke RS Pakai Mobil Dobel Gardan

Puskesmas Tak Ada Ambulans, Polisi di NTT Bantu Evakuasi Ibu Melahirkan ke RS Pakai Mobil Dobel Gardan

Regional
Ditinggal Melaut, Rumah Kayu di Nunukan Ludes Terbakar

Ditinggal Melaut, Rumah Kayu di Nunukan Ludes Terbakar

Regional
Sungai Cisangu di Lebak Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Sungai Cisangu di Lebak Meluap, Ratusan Rumah Terendam

Regional
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Kecelakaan Bus ALS di Agam

Regional
Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan 'Buy The Service' ke Pemprov Riau

Dukung Gebyar BBI/BBWI Riau 2024, Menhub Beri Bantuan "Buy The Service" ke Pemprov Riau

Regional
Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Pergerakan Wisatawan di Yogyakarta Selama Libur Lebaran Meningkat, tapi Lama Tinggal Menurun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com