KOMPAS.com - Warung Tengkleng Bu Harsi di Jalan Kunir V, Solo Baru, Kecamatan Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah viral di media sosial.
Banyak warganet yang mengeluhkan harga di warung tersebut sangat mahal dan tak sesuai dengan harga yang tertera.
Warganet mengaku harus membayar Rp 150.000 untuk dua porsi tengkleng di warung Bu Harsi.
Saat dikonfirmasi, Harsi (60) mengaku terkejut mengetahui harga warungnya dikeluhkan oleh pelanggan.
Baca juga: Tengkleng Porsi Jumbo Bu Harsi Dianggap Mahal dan Viral, Ini Faktanya
Dikutip dari Tribunnew.com, berikut daftar harga menunya:
Baca juga: Warung Tengkleng Harsi Dianggap Mahal karena Pemilik Tak Tanyakan Pesanan Pelanggan
Selain itu, Harsi juga tidak memberitahu harga porsi jumbo kepada pengunjungnya yang baru datang ke warungnya.
"Saya gak pernah sekolah. Saya tidak bisa baca tulis, sehingga saya tidak bisa membuat daftar menu," ujar dia, Senin (6/12/2021).
Dia tak dapat menahan air mata saat tahu warungnya dihujat banyak orang di media sosial.
"Kalau pengunjung mintanya kepala komplet, ya harganya memang Rp 150.000" jela Harsi.
Baca juga: Kisah Viral Tengkleng Bu Harsi Dianggap Mahal, Paguyuban PKL Akan Bantu Buat Daftar Harga
Harsi baru menyebutkan harga menu tengkleng setelah pembeli akan membayar.
"Pembeli dihitung mahal tidak mau. Karena mintanya pipi, lidah, iga itu harganya Rp 50.000. Katanya kemahalan," kata warga Ngasinan, Sukoharjo.
Ia menjelaskan untuk tengkleng porsi komplet yakni pipi dua, telinga dua, lidah dan otak, Harsi menjualnya dengan harganya Rp 150.000.
"Pembeli yang membeli sedikit saya layani. Misalnya beli Rp 15.000, Rp 10.000 yang balungan saya layani. Jadi mintanya berapa saya layani," sambung Harsi.
Baca juga: Sejarah Panjang Tengkleng Khas Solo, Lahir dari Masa Kelam di Masa Penjajahan Jepang
Belum lagi membersihkan balungan hingga memasaknya menjadi tengkleng. Menurut Harsi semua dia lakukan sendiri.
"Saya kulakan saja sudah mahal. Semua saya lakukan sendiri. Kalau saya tidak untung terus bagaimana," tambah dia.
Ia mengatakan sejak kabar itu beredar, warungnya sepi pembeli.
Biasanya ia menghabiskan 5 kilogram tengkleng, namun sekarang ia hanya memasak 2 kilogram tengkleng.
Baca juga: Disebut Jual Tengkleng Terlalu Mahal, Harsi Mengaku Tak Buat Daftar Harga karena Tak Bisa Baca Tulis
Harsi sendiri sudah membuka warung sejak tahun 1990-an. Saat itu ia bekerja bersama sang suami. Namun sejak sang suami meninggal dunia, ia bekerja sendirian.
Tiap hari, Harsi dibantu seorang tukang becak langganannya untuk membuka dan menutup lapaknya.
"Warung saya setiap hari, dari jam 07.00-15.00," kata dia.
Harsi berharap warung tengklengnya kembali ramai dan ia tak ing dicap menjual tengkleng dengan harga mahal.
"Saya berharap warung saya ramai lagi dan tidak viral karena mahal harganya," ucap Harsi.
Baca juga: Curhat Harsi Usai Harga Tengkleng Jualannya Dianggap Mahal dan Jadi Viral: Warung Jadi Sepi...
Seperti yang dilakukan Ari, warga Kecamatan Baki, Sukoharjo.
"Saya penasaran dan ingin mencoba paket yang kecil. Rasanya cukup enak," ujarnya.
Mengantisipasi hal tersebut terulang kembali, Ari menyarankan agar pelanggan menanyakan terlebih harga dari makananan yang dipesan.
Ketua Paguyuban Pedang Kaki Lima (PKL) Setia Kawan Solo Baru Sudarsi (51) mengatakan, akan memfasilitasi Harsi agar harganya tak dianggap mahal.
Baca juga: Tengkleng Bu Harsi Solo Viral karena Dianggap Mahal, Pembeli Mengaku Bayar Rp 150.000 untuk 2 Porsi
Agar tidak kembali terulang, paguyuban akan membantu Harsi untuk membuat daftar harga olahan tengklengnya.
Selain itu ia akan memasukkan Harsi dalam anggota paguyuban agar dapat mengetahui informasi dan perkembangan terkait pedagang kaki lima.
Darsi mengatakan paguyuban sempat khawatir dengan viralnya warung tengkleng Bu Harsi karena harganya mahal sehingga dapat berdampak pada pedagang lainnya.
"Teman saya sendiri sudah pernah tapi masih di sana (utara jalan). 15 tahun yang lalu mungkin. Dua porsi Rp 150.000. Memang saya merasakan ada lidah, telinga, otak memang lengkap tarifnya segitu," ungkap dia.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Labib Zamani | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief), Tribun Pantura
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.