Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nurul, Cari Sang Anak yang Diduga Terjebak di Lokasi Tambang Saat Erupsi: Dia Sempat Kirim Foto dan Bikin "Story" Gunung Semeru

Kompas.com - 08/12/2021, 15:45 WIB
Muchlis,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Nurul Syamsiyah (50) warga Bangkalan berangkat mencari anaknya ke Lumajang, Jawa Timur setelah Gunung Semeru meletus.

Sebab, anak pertamanya yang bernama Asri Wahyu Sinurani (26) dan suaminya Mulyanto (27) terjebak di lokasi tambang sejak Sabtu (4/12/2021) hingga saat ini.

Baca juga: Tinjau Pasar Wonokromo Surabaya, Wamendag: Stok Sembako Jelang Nataru hingga Awal 2022 Aman

Sempat mengirimkan video

Tim SAR gabungan menyusuri jalur material guguran awan panas Gunung Semeru saat operasi pencarian korban di Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (7/12/2021). Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Senin (06/12) pukul 20.15 WIB, setidaknya 22 orang tewas, sementara 22 orang dinyatakan hilang dan 56 lainnya mengalami luka-luka. Erupsi juga berdampak terhadap 5.205 jiwa.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Tim SAR gabungan menyusuri jalur material guguran awan panas Gunung Semeru saat operasi pencarian korban di Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (7/12/2021). Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Senin (06/12) pukul 20.15 WIB, setidaknya 22 orang tewas, sementara 22 orang dinyatakan hilang dan 56 lainnya mengalami luka-luka. Erupsi juga berdampak terhadap 5.205 jiwa.

Rani, sapaan akrab putri Nurul itu, diketahui sedang mengandung anak pertamanya usia 6 bulan.

Rani dan suaminya, Mulyanto saat itu sedang berada di lokasi kantor tambang Duta Pasir Semeru (DPS) beserta 15 pekerja lainnya.

Nurul mengatakan, ketika terjadi peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Semeru, Rani sempat mengirim video dan foto kondisi gunung tersebut.

Video yang dikirimnya itu juga menjadi unggahan terakhir pesan WhatsApp-nya.

Baca juga: Pilu di Kaki Gunung Semeru

"Waktu hari Sabtu itu, masih ngirim foto ke saya, sama video waktu awan mulai menghitam itu, terus dibikin story dengan video itu," kata dia.

Nurul pun sempat merespons pesan Rani.

"Nah saya WA anak saya ini, 'Banjir lagi ya Ran.' Nah pas sekitar pukul 15.00 WIB sudah centang satu WA-nya. Sudah enggak bisa dihubungi lagi," kata dia saat dikonfirmasi via telepon seluler, Rabu (8/12/2021).

Baca juga: Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Salurkan Bantuan untuk Warga Terdampak Erupsi Gunung Semeru

Kondisi rumah warga di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang yang luluh lantak akibat erupsi Gunung Semeru, Senin (6/12/2021).KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Kondisi rumah warga di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang yang luluh lantak akibat erupsi Gunung Semeru, Senin (6/12/2021).

 

Terjebak di tambang

Rasa cemas Nurul semakin menjadi-jadi, karena putrinya sudah tak lagi membalas pesan WhatsApp-nya.

Nurul kala itu hanya bisa berdoa semoga anak dan calon cucunya bisa selamat dari bencana alam semburan awan panas guguran Gunung Semeru.

Nurul mulanya mengaku agak lega setelah mendapatkan kabar dari keluarga suami Rani, melalui pesan WhatsApp.

Kabar itu memberitakan jika keluarga suami Rani dalam kondisi aman.

"Saya dapat kabar lagi, di-WA sama keluarga suami anak saya, 'Alhamdulillah bu keluarga untuk sememtara ini aman'. Saya sudah lega dapat kabar begitu. Waktu itu," terang dia.

Baca juga: Kunjungi Pengungsi Erupsi Semeru, Mentan Sepakat Buat Kandang Terpusat untuk Hewan Ternak

Namun perasaannya berubah cemas saat adik kandung Rani mengabarkan jika Rani dan suaminya, Mulyanto terjebak di lokasi tambang. Kabar itu didapat dari sepupu Mulyanto.

Saat bertanya kembali pada keluarga suaminya, mereka mengatakan sedang mencari Rani dan sang suami.

"Saya WA lagi kakak suaminya anak saya itu. Tanya kabar Rani dan suaminya. 'Mohon doanya Ibu, kami sedang mencari Rani dan suaminya,' itu jawabannya," ungkap Nurul sedih.

Baca juga: Cari Korban Erupsi Gunung Semeru, Tim SAR Gali Kedalaman 1 Meter dari Awan Panas Guguran

 

Tim SAR gabungan menyusuri jalur material guguran awan panas Gunung Semeru saat operasi pencarian korban di Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (7/12/2021). Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Senin (06/12) pukul 20.15 WIB, setidaknya 22 orang tewas, sementara 22 orang dinyatakan hilang dan 56 lainnya mengalami luka-luka. Erupsi juga berdampak terhadap 5.205 jiwa.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Tim SAR gabungan menyusuri jalur material guguran awan panas Gunung Semeru saat operasi pencarian korban di Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (7/12/2021). Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Senin (06/12) pukul 20.15 WIB, setidaknya 22 orang tewas, sementara 22 orang dinyatakan hilang dan 56 lainnya mengalami luka-luka. Erupsi juga berdampak terhadap 5.205 jiwa.
Berangkat ke Lumajang

Nurul hanya mengharap ada keajaiban terkait kabar baik anaknya dan calon cucunya.

Mertua Rani rupanya juga memberi kabar bahwa Rani dan Mulyanto belum juga ditemukam dan tidak bisa dihubungi.

Spontan, Nurul langsung memutuskan untuk berangkat ke Lumajang bersama suaminya menggunakan mobil carteran. 

Bersyukur, ada tetangga Nurul yang ikhlas mengantarkan sampai ke Lumajang.

Baca juga: Misteri Truk Kosong Usai Gunung Semeru Meletus, Keberadaan Sopirnya Masih Jadi Teka-teki

"Saya berangkat hari Minggu jam 04.00 Subuh dan jam 09.00 sampai di Lumajang. Sampai sekarang ini saya belum pulang nunggu kabar, tetangga yang mengantar sudah saya suruh balik," kata dia.

Selama empat hari di daerah terdampak, Nurul sudah dua kali mengecek ke tempat pengungsian yang disediakan pemerintah.

"Saya sekarang di daerah Tempeh tempat pengungsian karena semalam masih banjir lahar lagi," cetus dia.

Dia hanya berharap Rani dan Mulyanto ditemukan bagaiamana pun kondisinya.

Baca juga: Yonzipur 10 Kostrad Bantu Evakuasi Bencana Erupsi Gunung Semeru

Bertemu di acara syukuran 4 bulanan

Rani dan Nurul terakhir bertemu dan berkumpul saat menggelar acara doa bersama dan syukuran atas usia kandungan Rani yang memasuki empat bulan.

Acara itu, kata Nurul, digelar di Perumnas Tonjung, Kecamatan Burneh, Bangkalan Madura, sekitar November 2021.

Mulyanto yang saat itu menemani Rani pulang ke Bangkalan ditemani juga oleh keluarga besarnya dari Lumajang.

"Rani dan suaminya usia pernikahannya baru 9 bulan, dia dikenal sebagai orang baik dan cepat bersosialisasi dengan warga di perumahan," ucap dia.

Nurul mengaku, tetangga rumahnya di Bangkalan sejak malam Senin sudah menggelar doa bersama dan pembacaan tahlil kepada Rani, Mulyanto dan calon cucunya.

Dia berharap doa terbaik dari semua keluarganya, agar anaknya segera ditemukan.

"Sekarang saya hanya berharap bantuan doanya saja, Semoga anak saya dan suaminya serta calon cucu saya segera ketemu, itu saja," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Nama Ini Diminta Golkar Persiapkan Pilgub Jateng 2024

Empat Nama Ini Diminta Golkar Persiapkan Pilgub Jateng 2024

Regional
Pilkada Manggarai Timur, Petahana Siprianus Habur Daftar ke Demokrat

Pilkada Manggarai Timur, Petahana Siprianus Habur Daftar ke Demokrat

Regional
Seekor Buaya yang Kerap Teror Warga di Maluku Tengah Ditangkap

Seekor Buaya yang Kerap Teror Warga di Maluku Tengah Ditangkap

Regional
Kasus Dugaan Pemalsuan Nilai di Fisip Untan Berlanjut, Kinerja Tim Investigasi Diperpanjang

Kasus Dugaan Pemalsuan Nilai di Fisip Untan Berlanjut, Kinerja Tim Investigasi Diperpanjang

Regional
Dapat Ucapan Selamat dari Kubu Ganjar dan Anies, Gibran: Terima Kasih Pak Ganjar, Pak Anies

Dapat Ucapan Selamat dari Kubu Ganjar dan Anies, Gibran: Terima Kasih Pak Ganjar, Pak Anies

Regional
Cerita Penumpang KMP Wira Kencana 'Terjebak' 5 Jam di Dermaga Pelabuhan Merak

Cerita Penumpang KMP Wira Kencana 'Terjebak' 5 Jam di Dermaga Pelabuhan Merak

Regional
Bazar Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024 Diharapkan Bantu Tingkatkan Perekonomian HST

Bazar Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024 Diharapkan Bantu Tingkatkan Perekonomian HST

Regional
Kota Tangerang Luncurkan Calendar of Events 2024, Tunjukkan Potensi Daerah dan Investasi

Kota Tangerang Luncurkan Calendar of Events 2024, Tunjukkan Potensi Daerah dan Investasi

Regional
Duel dengan Korban Saat Tepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Duel dengan Korban Saat Tepergok, Pencuri Motor di Brebes Akhirnya Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Kabur ke Sukabumi, Pelaku Utama Pembunuh Karyawan Toko Pakaian Asal Karanganyar Akhirnya Tertangkap

Regional
Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila lalu Dapat Sepeda dari Jokowi...

Kala Dua Siswa di Mamuju Sulbar Hafal Pancasila lalu Dapat Sepeda dari Jokowi...

Regional
Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Pria Pembunuh Mantan Istri di Mataram Terancam 15 Tahun Penjara

Regional
Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Mei, PDI-P Wonogiri Buka Pendaftaran Balon Bupati dan Wabup, Apa Saja Tahapannya?

Regional
Maksimalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST

Maksimalkan Pengelolaan Sampah, Pemkab Kediri Ajukan Revitalisasi TPST

Regional
Tuntaskan Persoalan Infrastruktur, Pemprov Riau Perbaiki Ruas Jalan Ahmad Yani

Tuntaskan Persoalan Infrastruktur, Pemprov Riau Perbaiki Ruas Jalan Ahmad Yani

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com