Seorang ibu hamil sembilan bulan bernama Ayuningsih yang tinggal di kaki Gunung Semeru, tepatnya di Dusun Curah Kobokan, Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, menceritakan saat dirinya berusaha menyelamatkan diri dari erupsi Semeru.
Ayu menceritakan, awan panas guguran Gunung Semeru yang bergulung-gulung turun dan seketika membuat warga panik.
Menyusul kemudian suasana gelap saat abu vulkanik mulai menyergap perkampungan.
Situasi semakin mencekam, warga menjerit dan berlarian, berusaha menjauh dari kejaran awan panas, termasuk Ayu yang sedang hamil besar.
Ayu berusaha mengerahkan segenap kekuatannya untuk melindungi bayi dalam kandungan.
Dia terus berlari belasan kilometer dalam kondisi susah payah. Sesekali Ayu terpaksa dipapah.
"Saya tak memikirkan apa-apa, pokoknya saya, anak yang dikandung, dan suami selamat," kata Ayu menceritakan kondisi saat itu, seperti dilansir dari Tribun Jatim, Senin (6/12/2021).
Saat itu, semua warga berlari seakan berlomba menyelamatkan diri hingga kakin Ayu sempat terinjak-injak warga lainnya yang juga pontang-panting menuju lokasi aman.
Selama berlari, Ayu merasakan rasa nyeri luar biasa pada perutnya. Namun, dia mencoba bertahan demi buah hati yang kelahirannya sangat dinanti.
Ayu bersyukur akhirnya tiba di tempat aman usai berlari belasan kilometer. Dia langsung menjalani pemeriksaan di Puskesmas Penanggal.
"Alhamdulillah tak ada masalah pada janin. Janin yang saya kandung sehat," ujar Ayu. (Editor : Pythag Kurniati, Tribunjatim)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.