GORONTALO, KOMPAS.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya gelombang tinggi ekstrem dan pasang maksimum laut di perairan wilayah utara dan selatan lengan Sulawesi.
Potensi gelombang tinggi mencapai 2,5 hingga 4 meter berpeluang terjadi di perairan utara Kepulauan Sangihe, perairan Kepulauan Talaud dan di Laut Maluku bagian utara.
Sedangkan tinggi gelombang antara 1,25 hingga 2,5 meter (sedang) berpeluang terjadi di perairan utara dan selatan Sulawesi Utara, laut sulawesi bagian tengah dan timur, perairan Bitung hingga kepulauan Sitaro dan Laut Maluku bagian selatan.
“Peringatan dini gelombang tinggi ini berlaku tanggal 8-9 Desember hingga pukul 08.00 Wita,” kata Ricky Daniel Aror koordinator bidang observasi dan informasi Stasiun Meteorologi Maritim Bitung Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika melalui siaran pers yang dirilis BMKG Gorontalo, Rabu (8/12/2021).
Baca juga: BMKG Ungkap Penyebab Gelombang Pasang yang Munculkan Rob di Sulut
Menurut Ricky saat ini masih terdapat daerah tekanan rendah 1.004 hPa di sebelah timur Filipina.
Secara umum pola angin di wilayah Indonesia bagian utara dominan bergerak dari barat-utara dengan kecepatan berkisar 5-25 knot.
“Masyarakat dan kapal-kapal yang melakukan aktivitas di daerah yang tercantum dalam daftar atau area peringatan dini ini diharapkan mempertimbangkan kondisi tersebut,” ujar Ricky.
Eko Prasetyo Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG mengeluarkan informasi adanya gelombang tinggi ekstrem dan pasang maksimum air laut yang berlaku hingga Kamis besok.
“Berdasarkan pantauan kondisi atmosfer terkini, adanya pola sirkulasi siklonik dan seruakan dingin aktif di Laut China Selatan meberikan dampak yang signifikan pada peningkatan tinggi gelombang di wilayah peraiaran Natuna,” ujar Eko Prasetyo.
Baca juga: Rumah Rusak akibat Gelombang Pasang di Kalsel Bertambah, Sebagian Hanya Sisa Puing
Selain itu kondisi kecepatan angin signifikan berkisar 25-30 knot terpantau di Samudera Pasifik timur Filipina juga memberikan dampak terhadap peningkatan tinggi gelombang di wilayah utara Indonesia bagian timur.
“Hal ini juga bersamaan dengan fase bulan baru dan kondisi Perigee (jarak terdekat bulan ke bumi) yang berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan ketinggian pasang air laut maksimum yang lebih signifikan dan potensi banjir pesisir,” papar Eko Prasetyo.
Akibatnya sejumlah wilayah terdampak meliputi Kepulauan Natuna, Sulawesi Utara, Gorontalo, Ternate, Halmahera dan Papua Barat bagian utara.
Baca juga: Gelombang Pasang Rusak 57 Rumah di Kotabaru Kalsel
Kondisi ini secara umum dapat menmgganggu aktivitas keseharian masyarakat di sekitar Pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, di perrmukiman warga pesisir, serta kegiatan tambak garam dan perikanan darat.
“Kami berharap masyarakat waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak gelombang tinggi dan pasang maksimum air laut,” kata Eko Prasetyo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.