TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, Dudus Dustiana, pencetak siswa peraih medali emas di Olimpiade Pelajar Tokyo diberhentikan dari jabatannya tanpa alasan jelas.
Dudus pun mengaku sebelumnya tak menerima surat pemberitahuan dulu dan kebingungan saat ini harus berdinas di sekolah mana karena tidak ada perintah dari perwakilan Cabang Dinas Pendidikan XII Jawa Barat yang berkantor di Tasikmalaya.
Dirinya pun kaget saat seperti biasa tiba berkantor di sekolahnya tiba-tiba ada kepala sekolah lain yang menempati kantornya.
Baca juga: Kepsek SD di Lampung Dibaiat Jamaah Islamiyah, Dianggap Tahu Aliran Dana Teroris
Dua kepsek alami nasib sama dengan Dudus
Ternyata nasib sama dialami persis seperti Dudus diberhentikan tanpa pemberitahuan yakni Kepala SMK Kadipaten Kabupaten Tasikmalaya Zenal dan Kepala SMAN Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Nandang.
"Jadi tidak pemberitahuan dulu mau dirotasi, tiba-tiba saja kami diberhentikan oleh KCD (kantor cabang dinas) Pendidikan XII Jabar yang kantornya di Tasikmalaya. Ada tiga kepala sekolah di Tasikmalaya yang sama nasibnya sama saya. Saya kaget pergi ke kantor, tiba-tiba ada kepala sekolah baru. Saya juga bingung gak ada pemberitahuan tugas dinas saya dimana sekarang," jelas Dudus kepada wartawan, Rabu (8/12/2021).
Baca juga: Soal Guru Rasni Dilantik Jadi Kepsek Sekolah Fiktif, Pemkab Minut Minta Maaf dan Kritikan DPRD
Sampai kejadian ini, lanjut Dudus, dirinya bersama dua kepala sekolah bernasib sama masih memiliki surat keputusan (SK) bertugas di sekolah lama dan belum ada pencabutan SK.
Pihaknya pun setelah kejadian ini belum ada SK baru penugasan ke sekolah baru tapi di tempat kerjanya sudah ada masing-masing kepala sekolah baru.
Baca juga: Tembok SD di Yogyakarta Digambari Alat Kelamin dan Kata Umpatan, Kepsek: Kami Prihatin
Masih datang ke sekolah, meski ada kepsek baru
Sehingga, dirinya dan dua kepala sekolah lainnya masih datang ke sekolah untuk mengabdi sesuai SK dinas lama meski sudah ada kepala sekolah baru yang mengklaim ditugaskan di sekolahnya.
“Ini kalau orang yang jantungan yakin sudah drop. Karena tidak ada alasan serta pemberitahuan yang jelas kenapa kami diberhentikan, serta harus kemana kami setelah diberhentikan ini. Padahal, untuk menjadi kepala sekolah itu kami melalui proses yang panjang. Tidak mudah,” tambah Dudus.