Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Harsi Usai Harga Tengkleng Jualannya Dianggap Mahal dan Jadi Viral: Warung Jadi Sepi...

Kompas.com - 07/12/2021, 16:28 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Harsi (60), penjual tengkleng di Jalan Kunir V, Solo Baru, Grogol, Sukoharjo, Jawa Tengah, mengaku tak tahu warungnya viral di media sosial.

Dirinya juga tak menyangka warganet menyebut harga tengkleng miliknya terlalu mahal. Akibatnya, kata Harsi, akhir-akhir ini warungnya sepi pembeli. 

"Biasanya dulu masih ramai sehari bisa bikin tengkleng sampai 5 kilogram. Sekarang sepi saya bikin 2 kilogram," ungkap Harsi saat ditemui Kompas.com di warungnya, Selasa (7/12/2021).

Baca juga: Kecewa Hasil Pilkades, Warga di Sumut Rekayasa Teror Peti Mati, Begini Ceritanya

Bantah pasang harga mahal

Harsi mengaku sedih dengan anggapan itu. Menurutnya, harga tengkleng dagangannya tidak mahal.

Apalagi saat ini harga bahan untuk memasak tengkleng juga semakin naik harganya.

"Saya kulakan saja sudah mahal. Semua saya lakukan sendiri. Kalau saya tidak untung terus bagaimana," tambah dia.

Baca juga: Viral Unggahan Penculikan Anak, Polda Sulut: Itu Hoaks, Masyarakat Jangan Mudah Percaya

Harsi mengakui bahwa di warungnya tak ada daftar harga menu. Alasannya, wanita asal Desa Ngasinan, Sukoharjo, itu mengaku tak bisa baca tulis.

Dirinya hanya menyebutkan harga di spanduk yang terpasang di warungnya, yaitu tengkleng porsi besar Rp 30.000 dan porsi kecil Rp 15.000.

Namun demikian, saat berjualan dirinya melayani permintaan pelanggan, baik ingin tengkleng porsi besar atau kecil.

Baca juga: PPKM Level 3 Batal Diterapkan, Moeldoko Sebut Tetap Banyak Pembatasan

Soal olahan tengkleng yang ramai disebut harganya mencapai Rp 150.000, Harsi menjelaskan, berisi komplit, yaitu pipi dua, telinga dua, lidah dan otak.

 

Harsi, penjual tengkleng di Jalan Kunir V, Solo Baru, Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (7/12/2021).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Harsi, penjual tengkleng di Jalan Kunir V, Solo Baru, Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (7/12/2021).

"Pembeli dihitung mahal tidak mau. Karena mintanya pipi, lidah, iga itu harganya Rp 50.000. Katanya kemahalan," katanya.

Namun demikian, Harsi berjanji akan belajar dari pengalaman itu. Salah satunya akan lebih memperhatikan kebersihan dan memasang daftar harga menu di warungnya.

"Saya berharap warung saya ramai lagi dan tidak viral karena mahal harganya," ucap Harsi.

Baca juga: Tangis Harsi Setelah Tengkleng Jualannya Viral karena Dianggap Mahal

Penjelasan paguyuban pedagang

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedang Kaki Lima (PKL) Setia Kawan Solo Baru Sudarsi (51) menjelaskan, harga tengkleng dengan porsi komplit memang tak murah.

"Teman saya sendiri sudah pernah tapi masih di sana (utara jalan). 15 tahun yang lalu mungkin. Dua porsi Rp 150.000. Memang saya merasakan ada lidah, telinga, otak memang lengkap tarifnya segitu," ungkap dia.

Namun demikian, dirinya akan membantu Harsi untuk membuat daftar harga menu agar tak terjadi salah paham.

Lalu, Harsi akan dimasukkan ke paguyuban PKL agar terus mendapat informasi terbaru.

Sudarsi mengakui, sejumlah pedagang sempat khawatir soal harga tengkleng Harsi yang viral di media sosial.

(Penulis: Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Imigrasi Tangkap 19 WN Papua Nugini yang Langgar Aturan dalam 4 Bulan

Regional
Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Pria di Sumbawa Cabuli Anak Tetangga, Ditangkap Usai 2 Bulan Sembunyi di Lombok

Regional
Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Jelang Putusan MK, Sudirman Said: Apa Pun Putusannya, Hakim Akan Beri Catatan Penting

Regional
Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Isak Tangis Keluarga di Makam Eks-Casis TNI Korban Pembunuhan Serda Adan

Regional
Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Kecelakaan Maut di Wonogiri, Pengendara Motor Jatuh Sebelum Ditabrak Truk Pengangkut BBM

Regional
Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Kaget Ada Mobil Tiba-tiba Putar Arah, Pelajar SMA di Brebes Tewas Terlindas Truk

Regional
Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Lebih dari Setahun, “Runway” Bandara Binuang Rusak Akibat Tanah Amblas

Regional
Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Waspada Banjir dan Longsor, BMKG Prediksi Hujan Deras di Jateng Seminggu ke Depan

Regional
Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Harus Alokasi Hibah Pilkada, Aceh Barat Daya Defisit Anggaran Rp 70 Miliar

Regional
2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

2 Eks Pejabat Bank Banten Cabang Tangerang Didakwa Korupsi Kredit Fiktif Rp 782 Juta

Regional
Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Perbaikan Jembatan Terdampak Banjir di Lombok Utara Jadi Prioritas

Regional
PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

PKS Usulkan Anggota DPR Nasir Djamil Jadi Cawalkot Banda Aceh

Regional
Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Tak Terima Ibunya Dihina, Pria di Riau Bunuh Istrinya

Regional
Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Sambut Indonesia Emas 2045, GP Ansor Gelar Acara Gowes Sepeda Jakarta-Bogor

Regional
Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Pengadaan Kapal Fiktif Rp 23,6 Miliar, Pengusaha Cilegon Divonis 4 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com