BLITAR, KOMPAS.com - Puluhan mahasiswa di Kota Blitar menggelar aksi keprihatinan atas kasus bunuh diri yang dilakukan NWR, mahasiswi Universitas Brawijaya Malang, Senin (6/12/2021) malam.
Aksi yang dikoordinasikan oleh Dewan Pengurus Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPK-GMNI) Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Blitar itu berlangsung di simpang tiga Herlingga, tepatnya di depan Patung Bung Karno.
Baca juga: Puluhan Tenda Pameran Produk UKM di Kota Blitar Roboh Saat Hujan Deras, Acara Dibatalkan
Serangkaian kegiatan mereka lakukan mulai dari tabur bunga, doa, orasi serta pembacaan pernyataan sikap.
Puluhan mahasiswa itu mengenakan pakaian serba hitam sebagai ungkapan keprihatinan dan belasungkawa.
"NWR tidak bunuh diri, tapi dibunuh bahkan tiga kali. Pertama oleh pelaku, kedua oleh intimidasi keluarga pelaku, dan ketiga, oleh lembaga penegak hukum tempat pelaku bekerja," ujar seorang mahasiswa dalam orasinya.
Baca juga: Harapan Desa Panggungrejo Blitar di Balik Deklarasi Kampung YouTuber
Seorang mahasiswa lain menyatakan, negara telah berutang nyawa pada NWR dan keluarganya.
Bahkan, berutang banyak nyawa pada kasus-kasus serupa yang menimpa beberapa perempuan di Indonesia karena mereka tidak mendapatkan perlindungan hukum yang semestinya.
"Negara ini berutang nyawa pada NWR dan banyak korban kekerasan seksual yang lain," ujar seorang mahasiswi.
Baca juga: Polisi Pastikan Kasus Dugaan Penyelewengan Dana BST oleh Kades di Blitar Berlanjut
Sebelum peserta membubarkan diri, koordinator aksi keprihatinan Dhiazmie Ayu membacakan pernyataan sikap DPK-GMNI UNU Blitar.
"Kami meminta Polri terbuka dan transparan dalam mengungkap kasus yang menimpa saudari kami NWR," ujar Dhiazmie membacakan pernyataan.
"Kami juga meminta Polri bersedia menangani kasus-kasus pelecehan dan kekerasan seksual di institusi pendidikan termasuk perguruan tinggi," tambahnya.
Baca juga: Sekdes di Blitar Bayarkan Tunggakan Dana PBB Warga, Polisi Tetap Proses Hukum
Dhiazmie menggarisbawahi, keprihatinan khusus yang dirasakan oleh kalangan mahasiswa dan masyarakat umum terkait kasus bunuh diri yang menimpa NWR karena diduga berhubungan erat dengan seorang anggota Polri.
Dhiazmie mengatakan, reputasi Polri dipertaruhkan dalam menangani kasus tersebut.
"Kami dan publik akan melihat bagaimana Polri menangani kasus ini, apakah terbuka, cepat dan tegas, atau akan menutupi kasus ini sebagai upaya menjaga citra institusi," ujarnya.
Usai pembacaan pernyataan sikap, puluhan mahasiswa itu membubarkan diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.