Meski begitu, Muhadjir mengatakan, ada kendala medis dalam menangani korban terbakar.
Yakni korban terbakar yang ada di rumah sakit di Kecamatan Pasirian. Menurutnya, rumah sakit itu memiliki fasilitas kesehatan yang belum memadai.
Sedangkan, korban tidak memungkinkan untuk dipindah karena luka bakarnya cukup parah.
Baca juga: Ganjar Kirim 50 Relawan untuk Bantu Korban Erupsi Gunung Semeru
"Mereka-mereka yang sudah mengalami luka bakar 80 persen itu tidak bisa diangkut. Jadi harus dirawat di tempat itu juga. Di beberapa tempat, terutama di rumah sakit Pasirian, tipe D, sangat tidak layak menampung mereka. Karena itu saya sudah minta dikirim tenaga medis obat-obatan dan alat yang diperlukan," jelasnya.
Nantinya, jika sudah memungkinkan, para korban luka bakar akan dipindahkan ke RSUD dr Haryoto di Lumajang.
Menurutnya, fasilitas kesehatan di rumah sakit itu sudah memadai untuk merawat korban luka bakar.
Muhadjir mengatakan, di masa tanggap darurat ini penanganan kebencanaan difokuskan pada penanganan korban, baik korban luka atau korban yang ada di pengungsian.
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq sudah menetapkan tanggap darurat bencana selama satu bulan ke depan.
"Sudah ditetapkan oleh Pak Bupati selama satu bulan tanggap bencana itu. Tugas utamanya menyelamatkan korban," katanya.
Diketahui, aktivitas vulkanik Gunung Semeru meningkat pada Sabtu (4/12/2021).
Gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (MDPL) itu mengeluarkan Awan Panas Guguran (APG) hingga ke permukiman warga di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.