Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keuangannya Tertekan karena Pandemi, Bandara YIA Minta Keringanan Pajak

Kompas.com - 06/12/2021, 15:31 WIB
Dani Julius Zebua,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com – Kondisi keuangan Bandar Udara Yogyakarta International Airport (YIA) tertekan sejak pandemi Covid-19.

Tekanan terbesar terlihat akibat dari trafik yang turun tajam.

Di atas kertas, YIA sejatinya mampu melayani 20 juta per tahun.

Namun, Bandara YIA yang beroperasi penuh bersamaan kehadiran pandemi Covid-19, pada 29 Maret 2020, hanya mampu melayani 980.000 penumpang atau 10 persen dari target di 2020.

Baca juga: Polisi Geledah Kamar Kos Tersangka Pemeran Video Porno di Bandara YIA.

Kondisi di 2021 belum juga bisa membaik. Sampai dengan November 2021, YIA hanya melayani 1,2 juta penumpang.

Semua itu membuat kondisi keuangan Bandara YIA tidak baik.

“Kondisi keuangan YIA yang tengah tertekan akibat penurunan trafik yang sangat drastis,” kata PTS. GM Bandara YIA, Agus Pandu Purnama melalui rilis berita AP I, Sabtu (4/12/2021).

Sejak pandemi Covid-19, pemerintah menerbitkan berbagai regulasi mengatur lalu lintas orang dan transportasi, termasuk pesawat.

Imbasnya, penerbangan internasional tutup dan operasi bandara juga dibatasi jam operasinya.

Regulasi ini bahkan masih berlaku sampai saat ini melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Baca juga: Pemeran Video Porno Bandara YIA Diduga Punya Gangguan Perilaku, Kejiwaannya Diperiksa

Kebijakan itu berpengaruh pada penurunan jumlah pergerakan pesawat dan penumpang.

Pendapatan YIA pun turun sampai 90 persen selama 2 tahun berturut-turut.

 

Minta keringanan pajak

Pengelola bandara lantas melakukan berbagai strategi untuk mengatasi.

Termasuk AP I meminta keringanan pajak bumi dan bangunan kepada Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.

“Saat ini Angkasa Pura I masih terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kulon Progo terkait kebijakan selanjutnya karena SPPT tersebut dinilai masih terlalu tinggi, khususnya di tengah kondisi bisnis perusahaan transportasi udara yang sedang tidak baik,” katanya.

Baca juga: Pemeran Video Porno Bandara YIA yang Akhirnya Ditangkap di Stasiun Bandung

Kenaikan NJOP 2021 salah satu penyebabnya. AP I menilai kenaikan terlalu tinggi di tengah keuangan YIA yang tertekan.

Pemerintah menaikkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Bumi pada 2021.

Pajak yang dibebankan ke AP I naik 626 persen dibanding 2020, dari nilai Rp 702.000 per meter persegi jadi Rp 5.095.000 per meter persegi.

Sementara di sisi lain, bandara baru memakai hanya 448.930 m2 sebagai kawasan komersial dari total area 583 hektar.

Baca juga: Wanita Pemeran Video Porno di Bandara YIA Ditetapkan Jadi Tersangka

Nilai pasar rata-rata juga tidak mencapai angka Rp 4 juta per meter persegi sehingga klasifikasi penetapan NJOP menurutnya tidak sampai Rp 5 juta per meter persegi.

Bandara YIA pernah memohon keringanan hingga kedua kalinya atas jawaban penolakan Bupati Kulon Progo pada 10 November 2021.

“Sampai dengan saat ini, SPPT tersebut belum jatuh tempo, dan kami masih berupaya melakukan komunikasi serta koordinasi dengan Pemda Kulon Progo hingga batas waktu yang diberikan pada minggu ke-2 Desember 2021,” kata Pandu dalam keterangan tertulisnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Regional
Cekcok Pemuda Berujung Saling Serang di Kota Tual Maluku, 1 Korban Tewas

Cekcok Pemuda Berujung Saling Serang di Kota Tual Maluku, 1 Korban Tewas

Regional
Ayah Perkosa Anak Kandung Sampai Hamil di Banten, Sempat Temani Persalinan

Ayah Perkosa Anak Kandung Sampai Hamil di Banten, Sempat Temani Persalinan

Regional
Melihat Kesibukan Warga Jawa Tondano Menyambut 'Bakdo Kupat'

Melihat Kesibukan Warga Jawa Tondano Menyambut "Bakdo Kupat"

Regional
Motif Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Sakit Hati karena Tak Dianggap

Motif Menantu Otaki Pembunuhan Mertua di Kendari, Sakit Hati karena Tak Dianggap

Regional
Silsilah RA Kartini, Pejuang Emansipasi yang Berdarah Biru

Silsilah RA Kartini, Pejuang Emansipasi yang Berdarah Biru

Regional
Korban Meninggal Bentrok di Tual Maluku Dimakamkan

Korban Meninggal Bentrok di Tual Maluku Dimakamkan

Regional
Jeffri Kaget Kaus Merahnya Dipakai oleh Pembunuh Ibu dan Anak di Palembang, Diambil Pelaku dari Rumah Kosong

Jeffri Kaget Kaus Merahnya Dipakai oleh Pembunuh Ibu dan Anak di Palembang, Diambil Pelaku dari Rumah Kosong

Regional
Tradisi Sungkem Tlompak, Wujud Syukur Masyarakat Lereng Gunung Merbabu

Tradisi Sungkem Tlompak, Wujud Syukur Masyarakat Lereng Gunung Merbabu

Regional
Sepekan Setelah Lebaran, Harga Bawang Merah di Tingkat Petani Brebes Rp 50.000 per Kg

Sepekan Setelah Lebaran, Harga Bawang Merah di Tingkat Petani Brebes Rp 50.000 per Kg

Regional
Kronologi Ganda Bunuh Istri dan Anak Mantan Bos di Palembang gara-gara Gaji yang Dibayar Tak Sesuai

Kronologi Ganda Bunuh Istri dan Anak Mantan Bos di Palembang gara-gara Gaji yang Dibayar Tak Sesuai

Regional
Diadakan di 14 Titik, Festival Balon Udara di Wonosobo Bakal Dikunjungi Puluhan Ribu Wisatawan

Diadakan di 14 Titik, Festival Balon Udara di Wonosobo Bakal Dikunjungi Puluhan Ribu Wisatawan

Regional
Pembunuh Bocah TK yang Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Goa Terungkap, Saat Ini Masih Buron

Pembunuh Bocah TK yang Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Goa Terungkap, Saat Ini Masih Buron

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com