Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPBD Lumajang Sebut Telah Keluarkan Peringatan Dini 2 Hari Sebelum Erupsi Semeru

Kompas.com - 06/12/2021, 14:36 WIB
Muchlis,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.Com - Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Joko Sambang mengungkapkan bahwa peringatan dini mitigasi kondisi Gunung Semeru tetap berfungsi sebagaimana mestinya.

Joko menjelaskan, tanda-tanda Awan Panas Gunung (APG) sudah mulai berjatuhan sejak dua hari sebelum erupsi pada Sabtu (4/12/2021) meski hanya sekitar 1-2 kilometer dari tingkat puncak Semeru.

"Dua hari sebelumnya sudah ada erupsi tapi tidak sampai ke bawah, dan saat itu kami sudah menetapkan waspada level 2," kata Joko saat dikonfirmasi via telepon, Senin (6/12/2021).

Baca juga: 2 Sopir Truk Asal Jember Hilang Saat Erupsi Gunung Semeru, BPBD: Truknya Sudah Ditemukan

Menurut Joko, sistem mitigasi sudah berjalan sesuai fungsinya dan petugas yang berjaga sudah berjaga 24 jam.

Namun dari keterangan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kejadian hari itu begitu cepat serta hujan yang cukup lebat sehingga tumpukan material gunung yang tersangkut di atas langsung turun akibat banjir.

"Nah saat itu dibarengi dengan hujan besar, material gunung yang tertumpuk di atas, info dari PVMBG, sehingga ketika terkumpul begitu hujan langsung turun bareng ke bawah," papar dia.

Joko menegaskan bahwa semburan APG bukan letusan Gunung Semeru itu di luar skenario mitigasi.

Sebab dari pihak PVMBG juga sudah merilis bahwa sebelum kejadian selalu ada getaran yang merekam mulai dari 10 hingga 24 getaran.

Baca juga: Alami Luka Bakar Lebih 70 Persen, 2 Korban Erupsi Gunung Semeru Dirujuk ke RS Soebandi Jember

Sebagai penguat sistem mitigasi, Joko menyatakan sudah membentuk jaringan informasi terkait perkembangan situasi Gunung Semeru yang dikemas dengan komunitas masyarakat di setiap jarak lereng gunung.

"Kebetulan saya punya jaringan mulai dari hulu sampai hilir, di sepanjang aliran itu ada komunitasnya. Saat di lereng Semeru itu ada hujan, disampaikan oleh komunitas di sana by grup WhatsApp. Teman-teman yang di bawah hati-hati, khawatir banjirnya besar," ucap dia.

Saat terjadi APG, menurut Joko, warga di sekitar kawasan pun melihat ada guguran.

Guguran APG saat itu juga disampaikan melalui grup WhatsApp dan warga di lereng gunung telah diminta hati-hati karena sungainya mulai banjir.

"Yang dilaporkan saat itu pukul 15.40 WIB. Selang 15 menit dari hal itu, ada info ke saya, menyampaikan lagi. Pak Joko ada APG turun, Ini teman saya posisinya 11 km dari puncak Semeru," ungkap dia.

Setelah mengetahui kabar itu, Joko langsung menghubungi pihak PVMBG untuk memastikan sistem mitigasinya.

"Saya langsung kontak PVMBG ternyata di sana sudah tertutup kabut, tapi juga ada getaran memang ada yang terdeteksi dini. Jadi ini kejadiannya sangat cepat sekali," terangnya.

Baca juga: Gunung Semeru Muntahkan Awan Panas, Warga Desa Supit Urang Panik Kembali ke Pengungsian

Dengan bencana geologi itu, saat ini tercatat 14 orang meninggal dunia dan 5 di antaranya belum diketahui identitasnya.

Sementara 56 orang mengalami luka berat atau ringan.

Joko memperkirakan korban akan terus bertambah sebab di pusat lereng gunung banyak penambang pasir. Saat ini seluruh tim gabungan sudah dibagi untuk mencari dan mengevakuasi korban.

"Dari 14 ini kemungkinan masih terus bertambah, karena pinggiran di aliran tambang itu kan banyak manusia yang bekerja waktu itu, sehingga belum bisa menyelamatkan," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com