Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunung Semeru Erupsi, Guguran Awan Panas Muncul Senin Pagi, Ini Fakta Lengkapnya

Kompas.com - 06/12/2021, 12:30 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, kembali mengeluarkan awan panas guguran pada Senin (6/12/2021) sekitar pukul 09.00 WIB.

Sofa Marwa (38), warga Desa Supiturang, menceritakan, saat itu awan hitam pekat keluar dari puncak Gunung Semeru.  

Situasi itu membuat Sofa dan sejumlah warga panik dan berlarian ke luar rumah. Pasca-kejadian itu, Sofa dan warga memutuskan untuk mengungsi ke tempat lebih aman.

Baca juga: Dampak Erupsi Gunung Semeru: 2.970 Rumah Rusak, 14 Warga Meninggal 

"Ayo, ayo cepat, bahaya ini," kata Sofa. 

Dedi Afandi (30), warga lainnya menceritakan hal yang serupa. Menurutnya, erupsi susulan itu membuat sebagian warga panik. 

"Erupsinya turun lagi, besar, lari-lari," katanya.

Dilansir dari laman Esdm.go.id, terpantau ada letusan tinggi asap kl 500 meter berwarna asap putih kelabu dan mengarah condong ke utara

Lalu, awan panas guguran dengan jarak luncur 2000 meter, dari puncak atau 700 meter dari ujung aliran lava ke tenggara (Besuk Kobokan).

Baca juga: Dampak Erupsi Gunung Semeru, BPBD Lumajang: 2.970 Rumah dan 13 Fasilitas Umum Rusak

Jumlah korban jiwa 14 orang

Rumah warga di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang yang terdampak Gunung Semeru, Minggu (5/12/2021). Gunung Semeru erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.00 WIB, mengeluarkan lava pijar, suara gemuruh, serta asap pekat berwarna abu-abu yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan materi.KOMPAS.com/ANDI HARTIK Rumah warga di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang yang terdampak Gunung Semeru, Minggu (5/12/2021). Gunung Semeru erupsi pada Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.00 WIB, mengeluarkan lava pijar, suara gemuruh, serta asap pekat berwarna abu-abu yang menimbulkan korban jiwa dan kerusakan materi.

Dilansir dari Antara, Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari menjelaskan, jumlah korban jiwa untuk sementara tercatat 14 orang.

“Per pukul 17.30 WIB ini jumlah korban meninggal dunia terdata hingga saat ini berjumlah 14 orang,” ujarnya saat konferensi pers pada Minggu (5/12).

Sementara itu, untuk kerusakan pasca-erupsi Gunung Semeru, Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo di Lumajang menyebut ada 2.970 rumah dan 13 fasilitas umum rusak. 

"Hingga hari ini pukul 17.00 WIB untuk kerusakan rumah tercatat sebanyak 2.970 rumah dan 13 fasilitas umum berupa jembatan, sarana pendidikan, dan tempat ibadah juga mengalami kerusakan," katanya, Minggu malam.

Baca juga: Duka Erupsi Gunung Semeru, 14 Orang Meninggal, 2 Korban Jiwa Ditemukan Saling Berpelukan

 

Jenazah ibu dan anak

Pada Sabtu (4/12/2021) malam, serempak tim DMC Dompet Dhuafa untuk Respon Erupsi Gunung Semeru, berangkat menuju lokasi kejadian di kawasan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Dengan pergerakan cepat, harapannya pada Minggu (5/12/2021), tim sudah terjun dalam upaya evakuasi, layanan kesehatan dan juga pergerakan untuk pemenuhan kebutuhan darurat khususnya gizi untuk masyarakat terdampak.DOK. Humas Dompet Dhuafa Pada Sabtu (4/12/2021) malam, serempak tim DMC Dompet Dhuafa untuk Respon Erupsi Gunung Semeru, berangkat menuju lokasi kejadian di kawasan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Dengan pergerakan cepat, harapannya pada Minggu (5/12/2021), tim sudah terjun dalam upaya evakuasi, layanan kesehatan dan juga pergerakan untuk pemenuhan kebutuhan darurat khususnya gizi untuk masyarakat terdampak.

Sementara itu, dari 14 korban jiwa tersebut, Tim SAR menemukan jenazah ibu dan anak di Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang.

Jenazah tersebut ditemukan oleh relawan Baret Rescue Gerakan Pemuda Nasdem Jember saat menyisir di lokasi terdampak bencana erupsi Gunung Semeru.

“Kami menemukan ada beberapa jenazah tadi, ada ibu dan anak yang berpelukan atau digendong,” ucap Ketua Baret Nasdem Jember David Handoko Seto, Minggu.

Baca juga: Fakta Terkini Dampak Erupsi Gunung Semeru, Kendala Evakuasi Warga dan Pencarian 10 Penambang Pasir

Lokasi pengungsian

Tidak hanya bantuan logistik, BPBD Lamongan juga mengirimkan 11 personel dan 5 relawan untuk membantu warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang.Dok. BPBD Lamongan Tidak hanya bantuan logistik, BPBD Lamongan juga mengirimkan 11 personel dan 5 relawan untuk membantu warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang.
Antisipasi erupsi susulan, pemerintah akan memindahkan korban erupsi Gunung Semeru yang masih ada di Desa Curah Kobokan dan Sumberwuluh.

Para pengungsi tersebut akan direlokasi ke Desa Penanggal yang lebih aman.

"Karena tempat yang dijadikan penampungan di dua desa itu rawan, termasuk zona merah. Kita khawatir kalau ada erupsi susulan atau seandainya ada hujan deras, maka lahar yang tertahan di atas akan turun," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam siaran pers yang diterima Antara.

(Penulis : Kontributor Malang, Andi Hartik | Editor: Dheri Agriesta, Reza Kurnia Darmawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Penerimaan Bintara Polisi di Papua, Ada Kuota Khusus untuk Anak Kepala Suku

Regional
Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Terungkap Asal Puluhan Senjata Api di Bandung, Dititipi Suami yang Ditahan di Lapas Cipinang

Regional
Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Pesta Sabu dengan Temannya, Caleg Gagal Asal Pati Diringkus Polisi

Regional
Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Banjir Demak Berangsur Surut, Ribuan Orang Tinggalkan Pos Pengungsian

Regional
Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Kualitas Rendah, Beras Lokal di Kebumen Kurang Diminati meski Harganya Turun

Regional
Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Diduga Hendak Perang Sarung, Puluhan Pelajar di Demak Diamankan Polisi

Regional
SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

SPBU di Jalan Utama Kabupaten Semarang Diperiksa untuk Mencegah Kecurangan

Regional
Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Peringati Jumat Agung, Remaja di Magelang Rasakan Penyaliban Yesus

Regional
Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Aktivitas Gunung Marapi Meningkat, Wagub Audy Minta Warga Waspada

Regional
Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Jalan Rusak Pasca Banjir di Demak Ditargetkan Rampung Sebelum Lebaran

Regional
Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Sebelum Bunuh Mantan Anak Buah, Bos Madu di Banten Konsumsi 10 Pil Koplo

Regional
Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Depresi Hamil di Luar Nikah, Remaja Putri di Jepara Bekap dan Buang Bayinya ke Sungai

Regional
Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Harvey Moeis Jadi Tersangka, Kasus Bermula dari Anjloknya Ekspor PT Timah Tbk

Regional
Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Jalan Salib di Pulau Sumba, Angkat Isu Kerusakan Alam yang Jadi Masalah Zaman Modern

Regional
150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

150 Kios di Pasar Cipungara Subang Hangus Terbakar, Damkar Kesulitan Padamkan Api

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com