Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mi Kristal Rumput Laut Kreasi Warga Karawang Makin Diminati, Cocok untuk Diet Rendah Karbohidrat

Kompas.com - 06/12/2021, 07:17 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Untung Rp 6 miliar per tahun

Koperasi tersebut menjual rumput laut kering kepada salah satu perusahaan pengolahan rumput laut di Jakarta. Setiap bulan dikirim sekitar 100 ton. “Kalau dirata-ratakan setiap tahun kami menjual 1.000-1.200 ton. Kalau kami produksi lebih dari 1.200 ton pun, perusahaan tersebut siap menampung,” ujarnya.

Harga jual rumput laut dari Koperasi Mina Agar Makmur Rp 5.000 per kilogram. Dengan asumsi produksi 1.200 ton per tahun, koperasi mendapat keuntungan sekitar Rp 6 miliar. “Itu belum termasuk omzet dari pengolahan agar-agar rumput laut,” ujar Usup.

Selain menjual rumput laut kering dan mi kristal, koperasi ini juga memproduksi agar strip. Agar strip dan mi kristal rumput laut dilakukan di Desa Pisangsambo, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang.

Fasilitas pengolahan agar-agar rumput laut olahan Kelompok Anugerah Pertiwi cukup lengkap. Selain memiliki beberapa unit freezer, juga tempat pengeringan rumput laut, dan pengolahan racikan bumbu untuk penyedap rasa mie kristal dalam mangkuk kertas atau paper bowl.

Ucup mengungkapkan, agar strip adalah makanan olahan rumput laut jenis Glacilaria sp yang mengandung serat tinggi dan cocok dijadikan menu diet. Makanan jenis ini banyak digemari di China dan Jepang.

Agar strip

Inovasi produk hilir rumput laut Kelompok Anugerah Pertiwi sejatinya bermula lewat Agar Strip yang diinovasikan pada 2018 berkat bantuan dari Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP), sekarang Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BP3KP).

Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karawang Supriadi mengatakan, budidaya rumput laut di Karawang akan semakin berkembang seiring masyarakat kian menggemari makanan sehat dari rumput laut.

"Saya berasumsi (budidaya) rumput laut ini akan tren ke depan karena hamanya juga relatif hampir tidak ada," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com