KARAWANG, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 tak membuat produk olahan rumput laut menciut. Sebaliknya justru makin moncer. Salah satunya mi kristal agar - agar rumput laut.
Usup Supriatna, Ketua Koperasi Mina Agar Makmur mengungkapkan, mi kristal ini lahir dari kebiadaanya makan mi. Ia lalu terbersit mengembangkan mi kristal. Belakangan, Usup mencoba merealisasikan ide itu.
“Saya coba pakai bumbu mie instan, kok enak juga," ujar Usup saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/12/2021).
Ucup memastikan mi kristal olahan Kelompok Anugerah Pertiwi, binaan Koperasi Mina Agar Makmur, berasal dari agar-agar rumput laut berkualitas terbaik.
Produk ini dinilai sangat tinggi serat pangan dan rendah kandungan karbohidrat. Sehingga menyehatkan pencernaan.
“Mie kristal ini cocok untuk makanan alternatif penderita gula darah tinggi/diabetes, diet rendah karbohidrat,” kata dia.
Usep menyebutkan, mi kristal agar-agar rumput laut ini banyak disukai. Bahkan salah satu konsultan kesehatan di daerah Jakarta memesan mie kristal ini untuk diet kesehatan.
Baca juga: 5 Manfaat Makan Rumput Laut untuk Kesehatan
Paling digemari
Konsultan itu pun menjadi pelanggan setia. Awalnya konsultan tersebut membeli 100 buah, kemudian berkembang menjadi 5.000 buah. Kini sudah menembus 11.000 buah.
Diketahui, total kapasitas produksi mi kristal Kelompok Anugerah mencapai 15.000 buah.
“Produk mie kristal ini cukup berhasil dan paling digemari. Dietnya itu enak,” ujar Usup.
Mi kristal agar-agar rumput laut olahan dijual Rp 10.000 untuk ukuran mangkuk 7 gram. Sedangkan dalam wadah plastik ukuran 30 gram dilepas pada harga Rp 30.000.
Baca juga: Perjuangan Anak Eks TKI demi Sekolah, Kerja Jadi Pengikat Rumput Laut dan Tak Pernah Jajan
Kebanjiran order
Meski dua tahun sudah pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Usup menyebut Koperasi Mina Agar Makmur justru kebanjiran order.
“Alhamdulillah, pandemi Covid-19 tidak berpengaruh bagi kami. Produksi rumut laut kering dan produk olahan rumput laut tetap stabil, hanya awal COVID-19 dan masa PSBB saja turun sedikit karena pembatasan pekerja,” ujar Usup.
Permintaan rumput laut kering dan agar-agar rumput laut yang dihasilkan oleh koperasi Mina Agar Makmur cukup tinggi. Konsumen, kata dia, tertarik dengan mutu produk olahan koperasi binaan Subholding Upstream Regional Jawa Bagian Barat Field Tambun.
“Ada permintaan olahan rumput laut 1 ton per bulan ke India, kami tolak. Kami tak sanggup memasok sebanyak itu. Kami juga baru mencoba memasok ke Jepang melalui pihak ketiga, itu pun baru 15 kilogram,” ujar Usup.