Saat itu, angkot memaksa menorobos hingga menabrak palang kereta api.
Namun nahas, saat berada di rel kereta, mesin mobil angkot tersebut mati dan disaat bersamaan kereta api datang dari arah Binjai menuju Medan hingga tabrakan terjadi.
"Jadi sopir saat kejadian memaksa masuk walaupun palang pintu kereta api sudah turun. Pada saat di atas rel mesin angkotnya mati. Sehingga sopir panik dan keluar menyelamatkan diri," katanya, Sabtu (4/12/2021), dikutip dari TribunMedan.com.
Saat itu, para penumpang yang ada di dalam mobi langkot tersebut tidak dapat menyelamatkan diri hingga mengakibatkan 3 orang tewas dan 2 orang kritis tak sadarkan diri.
"Untuk sementara data kami yang meninggal dunia 3 orang. Kemudian dua orang dalam keadaan kritis, tak sadarkan diri," kata Kapolsek Medan Baru AKP Teuku Fathir Mustafa.
"Untuk identitas korban belum bisa kami berikan karena masih dalam penanganan dokter," lanjutnya.
Gunung Semeru yang berada di Jawa Timur meletus pada Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.00 WIB.
Gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu mengeluarkan awan panas guguran (APG).
Dampak dari kejadian itu mengakibatkan 14 orang meninggal dunia.
"Jumlah korban jiwa bertambah 1 orang dari rilis terakhir kami yang disampaikan pada Minggu jam 12.00 WIB. Sebelumnya 13 orang," kata Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam jumpa pers pada Minggu sore.
Sementara itu, jumlah total korban luka akibat erupsi Gunung Semeru berjumlah 56 orang dengan rincian, 21 orang luka ringan dan 35 orang mengalami luka berat.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi menuturkan, sementara ini, Gunung Semeru berstatus level 2 waspada.
"Untuk sementara waspada level 2," kata dia.
Baca juga: Korban Jiwa akibat Erupsi Gunung Semeru Bertambah Jadi 14 Orang