Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Para Pemburu Harta Karun Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, Nyawa Jadi Taruhannya

Kompas.com - 06/12/2021, 06:06 WIB
Rachmawati

Editor

Awal tahun 2020, Asmadi memutuskan berhenti menjadi penyelam lantaran nyaris tutup usia gara-gara seutas tali melilit selang kompresornya sehingga udara tidak mengalir dan air memenuhi maskernya.

"Mau lepas masker dan cepat-cepat naik, tapi nggak bisa. Sudah pasrah saja saya. Tapi tiba-tiba tali itu lepas sendiri. Udara masuk dan saya bisa napas lagi."

"Rasanya takut kalau kejadian lagi, ada sedikit trauma."

"Setelah itu pelan-pelan berhenti menyelam," ujar Asmadi yang kini menjadi kolektor dan ingin mendirikan galeri di Pulau Kemaro yang berisi benda-benda atau temuan dari Sungai Musi.

Baca juga: Contoh Sikap Kepahlawanan Masa Kerajaan Hindu, Buddha, dan Islam

Pemburu harta karun kerajaan di Tanah Jawa

Di Pulau Jawa, ada pemburu harta karun kawakan. Namnya, Abdul Azis Baraja.

"Saya sudah 37 tahun mencari benda-benda kuno dan bersejarah," katanya kepada BBC News Indonesia memperkenalkan diri.

Abah, begitu ia disapa kerabatnya, sudah tertarik pada barang-barang tua sejak kecil. Setiap kali menemukan benda 'aneh' langsung dibawa pulang.

Tapi keseriusan berburu harta karun, dimulai setelah bisnis furniturnya bangkrut. Dalam perenungannya di sekitaran hutan dekat desa, ia menemukan fosil dan uang kuno.

Diboyonglah benda itu ke orang yang paham sejarah. Ternyata barang itu disebut memiliki nilai sejarah.

Baca juga: Bertaruh Nyawa Demi Berburu Harta Karun di Gelapnya Dasar Sungai Musi

"Dari situ saya mulai belajar," imbuhnya.

Tak terhitung sudah berapa banyak sungai dan hutan yang ia sisir demi mencari harta karun peninggalan era kerajaan atau kolonial.

Mulai dari Kerajaan Kahuripan, Singosari dan Majapahit di Pulau Jawa. Lantas bergeser ke Kalimantan, Bali, hingga Sumbawa.

Pokoknya setiap kali ia mendengar di lokasi tersebut ada jejak kerajaan, maka tanpa ragu langsung dijelajahi.

"Hampir seluruh Indonesia ini banyak [barang-barang] peninggalan. Tapi paling banyak dari Kerajaan Majapahit."

Baca juga: Skandal-skandal Memalukan di Jagat Politik, Kisah Cucu Nyi Roro Kidul hingga Harta Karun Emas

Pemburu harta karun, Abdul Azis Baraja sedang mencari benda-benda kuno di sungai.FOTO ABDUL AZIS BARAJA via BBC Indonesia Pemburu harta karun, Abdul Azis Baraja sedang mencari benda-benda kuno di sungai.
Dalam berburu, Abah hanya memakai kacamata menyelam dan besi yang ujungnya dibuat runcing. Sering juga, dia hanya mengandalkan tangan untuk mengeruk dasar sungai.

Bermacam benda, mulai dari ukiran, arca, perhiasan, pernah ia dapatkan. Kalau dihitung kira-kira mencapai ratusan ribu. Namun yang paling berharga adalah perhiasan dengan batu permata.

"Kalau keris sudah ribuan saya temukan. Kalau ditotal semua mungkin sudah ada ratusan ribu. Seperti pedang, tombak, senjata, trisula, tameng."

Baca juga: Profil dan Sejarah Kota Batu, Dikenal Sebagai Tempat Peristirahatan Keluarga Kerajaan

Dan, setiap kali menemukan harta karun, Abah senang bukan kepalang.

"Sueneeenggg. Sesusah apapun hidup di kota begitu masuk hutan sangat gembira luar biasa," katanya sumringah.

Beberapa temuannya ia berikan cuma-cuma ke siapapun yang memiliki ketertarikan yang sama pada benda purba ini. Entah itu keluarga, teman, museum, bahkan kolektor.

Khusus kepada kolektor, Abah tidak mematok harga jika ada yang mau membeli. Dia menyerahkan besaran nilainya, asalkan sepadan dengan benda tersebut, serta tidak diperjual-belikan ke pihak lain di kemudian hari.

Baca juga: Asal-usul Warga Baduy di Pedalaman Banten, dari Kerajaan Pajajaran hingga Disebut Mirip Orang Timur Tengah

"Memang dia nguri-uri [ingin merawat dan menjaga] serta cinta terhadap budaya bangsa kita."

Di usianya yang hampir menginjak 70 tahun, ia memutuskan membagikan ilmu berburu harta karun kepada anak muda. Sudah ratusan orang dilatih bagaimana cara mencari benda-benda kuno dan berharga itu.

Abah pun mempersilakan jika temuan itu akhirnya dijual demi menghidupi keluarga.

"Saya sudah lelah, sangat lelah... pikiran dan tenaga sangat lelah."

Baca juga: 4 Peninggalan Kerajaan Majapahit di Kediri, Ada Candi dan Prasasti

Mengapa perburuan harta karun terus terjadi?

Kalung manik-manik yang diduga berasal dari Sungai Musi.FOTO ASMADI via BBC Indonesia Kalung manik-manik yang diduga berasal dari Sungai Musi.
Arkeolog Dwi Cahyono mengatakan fenomena perburuan benda-benda yang memiliki nilai sejarah sudah terjadi sejak lama. Dari yang memakai alat-alat sederhana yaitu kayu dan besi, hingga menggunakan metal detektor.

"Kalau dulu mereka masih pakai besi yang dimodifikasi kayak bor. Tapi sekarang tidak, perangkat teknologi mereka sudah canggih," ujar Dwi Cahyono kepada BBC News Indonesia.

Hanya saja sepanjang pengamatannya, pemerintah tidak terlalu serius mengurusi persoalan ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Nasdem dan PKB Silaturahmi Jelang Pilkada di Purworejo, Bahas Kemungkinan Koalisi

Regional
Ibu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pria Hidung Belang di Bengkulu

Ibu Jual Anak Kandung Rp 100.000 ke Pria Hidung Belang di Bengkulu

Regional
Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Bukan Cincin, Jari Pria Ini Terjepit Tutup Botol dan Minta Bantuan Damkar

Regional
Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Kejari Pontianak Bantah Hambat Perkara Mantan Caleg Tipu Warga Rp 2,3 Miliar

Regional
Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Bukan Modus Begal, Pria Terkapar di Jalan dalam Video di TNBBS Ternyata Kecelakaan

Regional
Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Pj Wali Kota Muflihun Minta Jalan Rusak Segera Diperbaiki, Dinas PUPR Pekanbaru: Secara Bertahap Telah Diperbaiki

Regional
Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Asmara Berujung Maut, Wanita di Wonogiri yang Hilang Sebulan Ternyata Dibunuh Pacar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Siang Hujan Sedang

Regional
Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Jembatan Menuju Pos Pantau TNI AL di Pulau Sebatik Ambruk, DPRD Desak Segera Bangun Ulang

Regional
11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

11 Tokoh Daftar Pilkada 2024 di Partai Golkar Gunungkidul, Ada Bupati Sunaryanta

Regional
Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Penumpang Kapal di Nabire Kedapatan Bawa 1 Kg Ganja

Regional
Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Pembunuhan di Wonogiri, Pelaku Kubur Jasad Kekasih di Pekarangan Rumah

Regional
Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Kronologi Tentara Amerika Meninggal di Hutan Karawang, Sempat Terpisah Saat Survei Latihan Gabungan

Regional
Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Bea Cukai Temukan Truk Berisi Jutaan Batang Rokok Ilegal Tak Bertuan di Kalbar

Regional
Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Siswi SMA yang Simpan Bayinya di Koper Ternyata Sedang Magang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com