LUMAJANG, KOMPAS.com - Ratusan orang di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengungsi akibat erupsi Gunung Semeru yang memuntahkan awan panas guguran.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, jumlah warga yang mengungsi sebanyak 902 orang.
Rinciannya, di Kecamatan Pronojiwo sebanyak 305 orang; Kecamatan Candipuro sebanyak 409 orang; dan di Kecamatan Pasirian sebanyak 188 orang.
Mereka mengungsi di gedung sekolah, balai desa dan di masjid.
Baca juga: Jembatan Gladak Perak Putus akibat Erupsi Semeru, 1.000 Warga Terisolasi
Mariyam (45), warga Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, yang mengungsi di Masjid Nurul Jadid mengatakan, dirinya tetap bertahan di pengungsian karena rumahnya rusak akibat abu vulkanik.
"Rumah rusak, masih banyak abu, tidak bisa ditempati. Jadi saya ke sini bawa selimut," kata Mariyam saat ditemui di pengungsian, Minggu (5/12/2021).
Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Ibu dan Anak Ditemukan Tewas Berpelukan di Bawah Reruntuhan Rumah
Mariyam bersama warga lainnya mengungsi sejak Sabtu malam, atau setelah awan panas guguran Gunung Semeru menerjang wilayah permukiman mereka.
Dia memilih tetap bertahan di pengungsian, karena khawatir daerahnya masih belum aman.
"Masih takut mau ke sana. Katanya lumpurnya masih turun," kata dia.
Begitu juga dengan Poniya (40).
Mereka tidak bisa memastikan kapan akan kembali ke rumahnya.
Umi Kulsum (48), warga lainnya mengatakan, baru kali ini warga di Desa Supit Urang mau mengungsi.
Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Apa akan Ada Erupsi Susulan?
Pada kejadian yang pernah terjadi sebelumnya, warga hanya mengungsi ke balai desa setempat.
Umi mengatakan, dampak awan panas guguran saat ini sangat besar.
"(Erupsi) tahun kemarin tidak ada (yang mengungsi). Tidak separah ini. Kalau yang sekarang ini luar biasa," kata Umi.