Tidak lama setelahnya, hujan abu sedikit mereda.
Warga yang sudah panik lantas keluar dari rumah dan lari ke masjid di perkampungan itu.
"Ada terang sedikit, langsung keluar ke masjid. Sudah semrawut semua yang ada di sana. Sudah panik," kata dia.
Baca juga: Kepala BNPB Perintahkan Segera Bentuk Posko Terpadu Tanggap Darurat Erupsi Semeru
Setelah itu, warga secara mandiri mengevakuasi diri ke Masjid Nurul Jadid yang ada di pinggir jalan raya.
Di lokasi itu, warga mengungsi dan merasa aman dari bahaya awan panas guguran.
Warga menyebutkan, awan panas guguran kali ini lebih parah daripada yang terjadi pada awal Desember 2020.
Saat itu, warga tidak mengungsi dan tetap di rumah.
Saat ini, ratusan warga di Desa Supit Urang terpaksa mengungsi, karena rumahnya terturup abu vulkanik.
Bahkan, ada rumah yang hancur diterjang awan panas.
Baca juga: Tim SAR Gabungan Bentuk 3 Unit Pencarian Korban Erupsi Gunung Semeru
Seperti diketahui, aktivitas vulkanik Gunung Semeru meningkat pada Sabtu, sekitar pukul 15.00 WIB.
Gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu mengeluarkan awan panas guguran hingga ke permukiman warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.