Namun sesampainya di rumah, Joko mengalami muntah.
"Jam 11 di rumah mual-mual, muntah dua kali. Saya minum vitamin C lalu saya buat tidur sampai istri saya pulang," katanya.
Pada malam harinya, pandangan mata Joko kabur dan berlanjut keesokan harinya.
"Jam 10 malam mainan HP kok (penglihatan) kabur. Saya kira ngantuk, padahal tidak pernah tidur jam segitu. Terus besoknya gelap gulita," kata Joko yang didampingi oleh istrinya, Titik Andayani.
Baca juga: 6 Kecamatan di Malang Terdampak Hujan Abu Vulkanik Gunung Semeru
Setelah melapor kepada Ketua RW, Joko langsung dibawa ke Rumah Sakit Ibu dan Anak Refa Husada.
Kemudian, dia dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang untuk menjalani perawatan.
Tiga hari tidak bisa melihat, kemudian kondisi mata Joko membaik. Dia bisa melihat, namun belum bisa menangkap warna.
"Yang tidak bisa melihat dua mata. Sekarang yang paling bagus (penglihatannya) yang kiri. Kalau yang kanan agak lambat," katanya.
"Sekarang sudah agak normal (penglihatan), tapi warnanya belum kembali," jelasnya.
Baca juga: Akibat Terjangan Lahar Dingin Semeru, Jembatan Penghubung Lumajang-Malang Runtuh
Kejadian yang dialami oleh Joko ini mendapatkan tanggapan dari Komisi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
Ketua Komisi Nasional KIPI Prof. Dr. dr Hinky Hindra Irawan Satari, Sp.A (K), M. TropPaed mengemukakan, kejadian yang dialami Joko tidak membuktikan jika dia kehilangan penglihatan lantaran vaksin.
"Belum cukup bukti bahwa ini pasti gara-gara vaksinasi. Sebelum vaksinasi sudah ada (optic neuritis) Belum ada cukup bukti untuk dinyatakan ada keterkaitan dengan vaksin. Vaksin ini aman dan dapat digunakan," kata dia.
Menurutnya, kondisi yang dialami Joko adalah optic neuritis.
"Diagnosisnya optic neuritis. Artinya infeksi pada nervus optikus, saraf mata. Penyebabnya bisa macam-macam. Jadi ada proses inflamasi, ada proses peradangan pada si saraf tersebut sehingga mengganggu penglihatan," kata Hindra.
Diagnosis ini disimpulkan setelah melihat kondisi Hindra usai diberikan terapi untuk peradangan berupa obat-obat anti inflamasi.
"Setelah lima hari, penglihatannya berangsur pulih. Kondirinya sekarang sudah pulih. Jadi kita ambil kesimpulan ini diagnosisnya optic neuritis," tutur dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Malang, Andi Hartik, Nur Fitriatus Shalihah)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Kita bisa akhiri pandemi Covid-19 jika kita bersatu melawannya. Sejarah membuktikan, vaksin beberapa kali telah menyelamatkan dunia dari pandemi.
Vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains. Jangan ragu dan jangan takut ikut vaksinasi. Cek update vaksinasi.
Mari bantu tenaga kesehatan dan sesama kita yang terkena Covid-19. Klik di sini untuk donasi via Kitabisa.
Kita peduli, pandemi berakhir!
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.