KOMPAS.com - Joko Santoso (38), warga Kota Malang, Jawa Timur mengalami kebutaan pada Sabtu, 4 September 2021.
Sehari sebelumnya, ia mengikuti vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin AstraZeneca di rumah ketua RW setempat.
Sementara itu di Kota Medan, seorang sopir taksi online bernama M Idris (41) tewas dibunuh penumpangnya.
Pelaku ada IGL. Sebelum pembuhan terjadi, korban sempat cekcok dengan pelaku yang menolak membayar karena tak mempunyai uang.
Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut 5 berita popule Nusantara selengkapnya:
Ia saat itu dibangunkan oleh istrinya untuk berangkat bekerja sebagai kuli bangunan.
Sehari sebelumnya, pada Jumat, 3 September 2021, Joko mengikuti vaksinasi Covid-19 yang bertempat di rumah Ketua RW setempat menggunakan vaksin AstraZeneca.
Joko mengaku sempat mual dan muntah usai disuntik vaksin. Pada malam harinya, penglihatan matanya mulai terasa kabur.
Hingga keesokan harinya Joko sama sekali tidak bisa melihat. Padahal berdasarkan hasil skrining sebelum disuntik, kondisi Joko normal.
Baca juga: Kisah Joko Santoso Alami Kebutaan Usai Divaksin: Saat Bangun Tidur Kok Gelap Gulita...
Kasus pelecehan seksual ini bermula cuitan korban inisial DR yang merupakan mahasiswi Unsri semester akhir.
Dalam cuitan tersebut, DR mengaku bahwa mengalami pelecehan seksual oleh oknum dosen pada Sabtu (28/8/2021) saat hendak mengurus skripsi di kampus.
DR memutuskan melaporkan dosennya yang belakangan diketahui berinisial A ke Polda Sumatera Selatan karena tak menemukan titik terang dalam mediasi yang dilakukan oleh pihak Kampus Unsri.
Baca juga: Kasus Pelecehan Seksual di Kampus Unsri, 2 Dosen Jadi Terduga Pelaku, Korbannya 3 Mahasiswi
Kasus tersebut berawal saat pelaku pada Rabu (30/11/2021) malam, meminta tolong rekannya berinisial S untuk memesankan taksi online dari Jalan TB Simatupang menuju hotel di Jalan Cirebon, Medan.
Setibanya di lokasi tujuan, ketika korban menagih saat pembayaran, pelaku mengatakan tidak mempunyai uang sehingga terjadi cekcok.
Tersangka kemudian mencekik leher korban hingga Idris tewas.
Mayat Idris kemudian dibawa menggunakan mobil dan ditinggal di depan SMAN 13 Kelurahan Titi Kuning.
Baca juga: Terungkap, Sopir Taksi Online di Medan Tewas Dibunuh Penumpangnya
Dalam razia yang dilakukan Minggu (28/11/2021) itu, keduanya tak bisa menunjukkan buku nikah sehingga berbuntut panjang.
Istri sah si dokter melaporkan suami dan selingkuhannya itu ke Kepolisian Resor (Polres) Sinjai atas tuduhan perzinahan.
Kasat Reskrim Polres Sinjai, Iptu Abustam, membenarkan laporan tersebut.
"Seorang warga bernama Maryam melaporkan suaminya ke Polres Sinjai kemarin sore," kata dia.
Dua oknum tenaga kesehatan itu berinisial AB dan WD. AB bertugas di salah satu puskesmas. Sementara WD merupakan dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sinjai.
Baca juga: 2 Oknum Dokter Tertangkap Satpol PP Selingkuh di Kamar, IDI Sinjai Turun Tangan
Calon petahana itu nekat menutup jalan yang menghubungkan Masjid Utama dan Dusun Ragang karena kecewa dirinya kalah saat pemilihan kepala desa (pilkades).
Akibat pemblokiran, ada dua lokasi yang terdampak yakni di gang masjid dan Dusun Ragang yang terdapat sekitar empat rumah dan satu Ponpes.
Sdy menutup jalan dengan bambu dan pohon pisang. Tindakan tersebut membuat Sdy dilaporkan warga ke polisi.
Baca juga: Duduk Perkara Calon Kades Petahana di Jember Blokade Akses Jalan Warga karena Kalah Pilkades
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Andi Hartik, Amriza Nursatria, Dewantoro | Editor : Priska Sari Pratiwi, Aprillia Ika, I Kadek Wira Aditya, Ardi Priyatno Utomo, Rachmawati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.