Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dian, Guru Wilayah 3T, Harus Pakai Sandal Jepit hingga Kesulitan Air Bersih

Kompas.com - 03/12/2021, 07:29 WIB
Markus Makur,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BORONG,KOMPAS.com- Tak mudah menjadi guru di lokasi terdepan, terpencil, dan tertinggal. Begitu juga dengan kisah Gabriela Dian James (28).

Perempuan yang biasa disapa Dian itu mengajar di SMAN 5 Lambaleda, Desa Golo Munga Barat, Kecamatan Lambaleda Utara, Kabupaten Manggarai Timur, NTT.

Dia mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Baca juga: Perjuangan Citra, Guru di Wilayah 3T, Mengabdi Tanpa Pamrih di Pedalaman NTT

Ia menjelaskan, awalnya mengajar di SMAK St. Gregorius Reok, Kabupaten Manggarai selama 1 tahun lebih 6 bulan, tepatnya dari 2016 sampai pertengahan 2017.

Tahun 2018, Dian kemudian mengikuti tes PNS lingkup Pemprov NTT.

Dian bersyukur, saat itu dirinya lulus dan ditempatkan di SMAN 5 Lamba Leda di Manggarai Timur.

Ia menjelaskan, jumlah siswa di SMAN 5 Lamba Leda sebanyak 87 orang. Menurtnya, ada beberapa siswa yang keluar dan tidak mau sekolah lagi.

Pakai sandal jepit

Berbeda dengan sekolah sebelumnya, Dian harus melewati jalan tanah jika ingin menuju ke sekolah.

Jika musim penghujan, Dian dan rekan-rekannya bisa terpeleset karena kondisi jalan yang becek.

Tak heran, dirinya pun memilih memakai sandal jepit untuk pergi ke sekolah.

"Kalau ke sekolah terus memakai sepatu pergi pulang sekolah maka sepatu cepat rusak. Satu sepatu hanya bisa dipakai 3 atau 4 bulan," tuturnya.

Setibanya di sekolah, Dian baru melepas sandal dan berganti sepatu.

Baca juga: Turunkan Angka Kemiskinan Ekstrem, Ini 3 Strategi Kabupaten Manggarai Timur

Kesulitan saat pandemi

Dian mengungkapkan, sekolah digelar secara daring selama pandemi Covid-19.

Dia pun harus dihadapkan pada banyak kendala, antara lain materi yang tidak bisa tersalurkan secara maksimal pada peserta didik.

Banyak siswanya yang tidak memiliki ponsel, ada yang memiliki ponsel namun tidak mampu membeli kuota, hingga ada yang mengalami kesulitan sinyal.

Begitu pula dengan listrik, mereka hanya mengandalkan tenaga surya dan satu mesin generator.

"Susah sekali. Kami tidak bisa buat apa-apa, hanya berharap pandemi cepat berlalu," ucapnya saat dihubungi Kompas.com lewat sambungan aplikasi WhatsApp, Kamis, (2/12/2021).

Baca juga: Sopir Angkot di Maumere Mogok Layani Penumpang, Protes Harga BBM Naik tapi Tarif Tetap

Tetap bersyukur

Menurutnya, di wilayah tersebut juga sering mengalami kesulitan air minum.

Hingga terpaksa mereka kerap membagi tugas mencari air bersih untuk berbagai keperluan.

"Air susah. Jadi kami bagi tugas per kelas untuk setiap hari. Air itu untuk kebutuhan WC, mesin generator, air minum bersih," katanya.

Secara pribadi, Dian merasa bersyukur karena terlatih untuk berinovasi dan responsif terhadap tantangan.

"Saya berharap sebagai guru 3T jangan karena sekolahnya berada di pelosok, jadinya tidak mendapatkan perhatian. Bantuan kecil seperti buku pelajaran sangat berarti bagi sekolahnya," harapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Hilangnya Gadis Asal Karanganyar di Malam Takbiran hingga Ditemukan Tewas Tertutup Plastik

Kronologi Hilangnya Gadis Asal Karanganyar di Malam Takbiran hingga Ditemukan Tewas Tertutup Plastik

Regional
Ketua DPD Golkar Kalbar Dipastikan Tak Maju Jadi Calon Gubernur

Ketua DPD Golkar Kalbar Dipastikan Tak Maju Jadi Calon Gubernur

Regional
Pria di Kubu Raya Diduga Bunuh Mantan Istri, Pelaku Belum Tertangkap

Pria di Kubu Raya Diduga Bunuh Mantan Istri, Pelaku Belum Tertangkap

Regional
Bumi Perkemahan Sukamantri di Bogor: Daya Tarik, Fasilitas, dan Rute

Bumi Perkemahan Sukamantri di Bogor: Daya Tarik, Fasilitas, dan Rute

Regional
Aduan Tarif Parkir 'Ngepruk' di Solo Selama Lebaran Minim, Dishub: Tim Saber Pungli Kita Turunkan Semua

Aduan Tarif Parkir "Ngepruk" di Solo Selama Lebaran Minim, Dishub: Tim Saber Pungli Kita Turunkan Semua

Regional
Detik-detik Kecelakaan ALS, Bus Melambat, Oleng, Lalu Terbalik

Detik-detik Kecelakaan ALS, Bus Melambat, Oleng, Lalu Terbalik

Regional
Pemkot Ambon Tak Berlakukan WFH bagi ASN Usai Libur Lebaran

Pemkot Ambon Tak Berlakukan WFH bagi ASN Usai Libur Lebaran

Regional
5 Unit Rumah Semipermanen di Ende Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

5 Unit Rumah Semipermanen di Ende Ludes Terbakar, Kerugian Capai Ratusan Juta Rupiah

Regional
Sungai Meluap, 4 Desa di Sikka Terdampak Banjir

Sungai Meluap, 4 Desa di Sikka Terdampak Banjir

Regional
Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Daftar 20 Korban Tewas Tragedi Bencana Longsor di Tana Toraja

Regional
Toko Emas di Blora Dirampok, Pelaku Sempat Todongkan Senjata Api saat Beraksi

Toko Emas di Blora Dirampok, Pelaku Sempat Todongkan Senjata Api saat Beraksi

Regional
Pendangkalan Muara Pelabuhan Nelayan di Bangka, Pemprov Gandeng Swasta

Pendangkalan Muara Pelabuhan Nelayan di Bangka, Pemprov Gandeng Swasta

Regional
2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

2 Perahu Tabrakan di Perairan Nunukan, Dishub: Tak Ada Sanksi untuk Agen Pelayaran

Regional
Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Jadi Saksi Kunci, Bocah 7 Tahun di Palembang Lihat Pelaku yang Bunuh Ibu dan Kakak Perempuannya

Regional
Pangdam Kasuari Ingatkan Prajurit Kodam Tetap Waspada setelah Perubahan KKB Jadi OPM

Pangdam Kasuari Ingatkan Prajurit Kodam Tetap Waspada setelah Perubahan KKB Jadi OPM

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com