KOMPAS.com - Randy, seorang pria di Kupang, mendatangi Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis (2/12/2021).
Ia datang ditemani kerabatnya yang juga anggota Polri. Di hadapan polisi, Randy mengaku telah membunuh Astri Manafe (30) dan anaknya, Lael Maccabe (1).
Randy pun diperika intensif di ruang Sundit III/Jatanras Ditreskrimum Polda NTT sebagai saksi.
Direktur Reskrimum Polda NTT Kombes Eko Widodo mengatakan, pihaknya masih mendalami kasus itu.
"Yang bersangkutan (RB) mengaku melakukan (pembunuhan). Namun, kita dalami pengakuannya apakah terkait dengan penyelidikan kasus yang kita tangani," kata dia.
"Kita juga sudah gelar perkara siang tadi, setelah RB datang menyerahkan diri," tambah dia.
Baca juga: Pria yang Serahkan Diri ke Polisi Akui Bunuh Ibu dan Bayi di Kupang
Terkait kasus tersebut, ratusan warga Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menggelar aksi bakar 1.000 lilin di sepanjang Jalan El Tari, tepatnya di depan kantor Gubernur NTT, Sabtu (27/11/2021) malam.
Aksi itu digelar warga untuk mendukung polisi segera mengungkap pelaku pembunuhan Astri Manafe (30) dan anaknya.
Aksi 1.000 lilin bagi Astri dan Lael ini diinisiasi oleh warga Kupang.
Bahkan, mereka mendatangi rumah duka dan meminta izin kepada orangtua serta keluarga besar Astri untuk mendampingi aksi tersebut.
Baca juga: Mencari Pembunuh Astri dan Balitanya
Kasus kematian ibu dan anak tersebut terunkap saat pekerja proyek menemukan dua mayat di proyek penggalian pipa di Kali Dendeng, Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak, Kota Kupang
Mayat itu ditemukan pada Sabtu (30/10/2021).
Astri dan anaknya selama ini tinggal di Jalan Perintis Kemerdekaan, RT 27 RW 08, Kelurahan Kelapa Lima, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.
Mereka terakhir kali meninggalkan rumah pada 27 Agustus 2021.
Baca juga: Astri dan Balitanya Ditemukan Tewas Dalam Kantong Plastik, Keluarga Minta Pelaku Segera Ditangkap
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.