Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Kakek Yoseph, Tukang Parkir yang Berhasil Sekolahkan Anak hingga Bekerja di Jerman

Kompas.com - 03/12/2021, 05:54 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

AMBON,KOMPAS.com- Dengan mengenakan baju lusuh dibalut rompi berwarna oranye dan topi di kepala, Yoseph Fernatyanan (66) berjalan mondar-mandir di atas trotoar Jalan Pattimura, Ambon.

Pandangannya tak berhenti menatap ke arah jalan raya.

Sesekali ke beberapa buah motor yang sedang berjejer di area parkir, mengawasi apakah ada pemilik motor yang akan keluar.

Baca juga: Vaksinasi Door to Door di Ambon, Wali Kota: Kalau Ada Masyarakat yang Tidak Mau, Jangan Paksa...

Di Jalan Pattimura tepatnya di balik pagar Pattimura Park inilah, Yoseph menggantungkan harapan demi menghidupi keluarganya.

“Biasanya sudah bangun jam 9 pagi lalu ke sini, tapi kadang juga jam 10 baru datang,” kata Yoseph saat ditemui Kompas.com, Kamis (2/12/2021).

Perjuangan Yoseph tak sia-sia lantaran dengan pekerjaannya itu, dia bisa menguliahkan sang anak hingga bekerja di Jerman.

Baca juga: Kisah Ponidjan, Becak untuk Menyambung Hidup Dicuri, Diganti oleh Polisi yang Iba

Di-PHK 

Pekerjaan sebagai juru parkir sendiri sudah dilakoni Yoseph sejak tahun 2014 silam.

Ia terpaksa banting setir menjadi juru parkir setelah dirinya terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagai anak buah kapal di tiga perusahan tempatnya bekerja.

Yoseph mengaku, awalnya dia bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di kapal udang milik PT Mina Kartika.

Namun perusahaan tempatnya bekerja bangkrut dan dia terkena PHK pada tahun 2005.

Setelah itu Yoseph kembali bekerja sebagai ABK di kapal Thailand.

Namun kebijakan moratorium Kementerian Kelautan dan Perikanan saat itu membuat banyak kapal asing yang beroperasi di Maluku harus hengkang.

“Karena perusahan (kapal) Thailand samua pulang lalu saya bekerja di kapal China lagi di Ngadi selama 1 tahun habis itu balik ke Ambon,” katanya.

Baca juga: Asal-usul Nama dan Sejarah Kota Ambon

 

Ilustrasi parkir motorDIMAS PRADOPO Ilustrasi parkir motor
Menjadi tukang parkir

Setelah tak lagi memiliki pekerjaan, Yoseph akhirnya memilih pulang ke Ambon dan bekerja sebagai juru parkir.

Lokasi pertama yang menjadi tempatnya mengais rejeki dari hasil menjaga dan mengatur sepeda motor di jalan yakni di kawasan Sam Ratulangi.

Di tempat ini, Yoseph menghabiskan waktunya selama lebih dari enam tahun sebelum akhirnya pindah ke Jalan Pattimura saat ini.

“Awalnya itu di Sam Ratulangi, itu lebih dari 6 tahun di situ, lalu pindah ke sini itu baru bulan April 2021 kemarin,” ujarnya.

Baca juga: Mediasi Sengketa Lahan Warga Tawiri dan TNI AU, Wali Kota Ambon: Ada Miskomunikasi

Kuliahkan anak hingga bekerja di Jerman

Ilustrasi wisudaKOMPAS.COM/Shutterstock Ilustrasi wisuda

Yoseph mengisahkan situasi sulit mulai dirasakannya bersama keluarga saat ia tidak lagi bekerja sebagai ABK di kapal.

Padahal saat itu dia masih memiliki tanggungan menyekolahkan anak yang bungsu bernama Jen Fernatyanan.

Tak ingin harapan putri bungsunya itu putus di tengah jalan, Yosep pun bertekad akan bekerja sekuat tenaga untuk menyekolahkan anaknya tersebut hingga lulus dan masuk ke perguruan tinggi yang diimpinkan.

“Kalau anak saya yang tiga orang itu saya biayai mereka sekolah dengan hasil bekerja di kapal, tapi kalau yang bungsu ini saya sekolahkan hingga kuliah dengan uang hasil juru parkir,” ungkapnya.

Baca juga: Soal Video Penganiayaan Remaja di Ambon, Pelaku di Bawah Umur, Berawal dari Dendam Masa Lalu

Yoseph mengaku, uang yang diperolehnya dari bekerja sebagai juru parkir sangatlah kecil.

Bahkan kadang tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, namun ia telah bertekad anaknya harus bisa tetap bersekolah hingga kuliah di perguruan tinggi.

Ia mengaku sangat bangga dan beryukur karena impian itu dapat terwujud.

Bahkan anaknya tersebut kini telah bekerja di Jerman setelah sempat menimba ilmu selama setahun di negara tersebut.

Baca juga: TNI Pastikan Memproses Hukum Prajurit Militer Terlibat Kericuhan di Mimika, Ambon, Batam

“Jadi ada semacam program pertukaran mahasiswa Unpatti ke Jerman gitu, kaya ikatan dinas lalu anak saya ini ikut ke sana selama setahun. Saat itu semua mau dibayar oleh Unpatti tapi saya bilang tidak boleh jadi kita juga tanggung saat dia pergi ke Jerman,” katanya.

Setelah berada di Jerman selama setahun lamanya, putrinya itu kembali ke Ambon dan kini telah kembali lagi untuk bekerja di Jerman.

Yoseph pun mengaku bersyukur dari hasil bekerja sebagai juru parkir dia dapat menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi.

“Saya sangat bersykur karena berkah yang saya dapat tidak sia-sia. Anak saya bisa saya sekolahkan sampai ke perguruan tinggi dan saat ini sudah berada di Jerman,” katanya.

Baca juga: Pemkot Ambon Alih Fungsi Benteng Neiuw Victoria, Kemendikbud: Sudah di Jalur yang Tepat

 

Suka duka

Pekerjaan sebagai juru parkir bukanlah pekerjaan yang mudah bagi Yoseph di usianya yang kini sudah senja.

Setiap hari kakek berusia 66 tahun ini harus rela bangun lebih pagi untuk pergi bekerja di jalanan, di saat rekan-rekan seusianya bersantai di rumah sambil menikmati secangkir teh ditemani anak dan cucu.

Menurut Yoseph selama bekerja sebagai juru parkir lebih dari enam tahun terakhir, banyak suka dan duka yang sudah dilewati.

Kadang ia harus bekerja dibawa terik matahari, dan saat tertentu ia harus rela bayah kuyup dan menahan dingni saat hujan turun.

Meski begitu ia tetap bersyukur karena masih diberikan umur panjang dan kesehatan untuk tetap bekerja.

Baca juga: Vaksinasi Door to Door di Ambon, Wali Kota: Kalau Ada Masyarakat yang Tidak Mau, Jangan Paksa...

Yoseph mengisahkan, kerap kali ada kejadian yang membuatnya kesal dan kecewa.

Pernah ada pemilik sepeda motor yang pergi begitu saja tanpa permisi dan membayar uang parkiran.

Kejadian seperti itu kerap dialaminya namun Yoseph mengaku tetap bersabar.

“Kalau seperti itu sudah sering kali, mungkin karena mereka (pemilik motor) lihat saya sudah tua jadi mereka sesuka hati saja. Sebenarnya kalau mereka bilang ke saya baik-baik saya maklumi tapi kalau peergi tanpa permisi saat saya ada di situ kecewa sekali,” ujarnya.

Hal lainnya yang juga kerap membuatnya kecewa, ada orang dan teman-temannya yang selalu menganggap pekerjaaan sebagai juru parkir sama seperti pengemis.

“Ada yang bilang begitu ke saya, pekerjaan seperti mengemis, tapi saya diam saja,” katanya.

Baca juga: Demo 60 Tahun Kemerdekaan Papua Barat di Ambon Berujung Ricuh, Polisi Bubarkan Massa

Tapi tidak semua kejadian mengecewakan selalu datang. Ada orang-orang baik yang juga ternyata sangat berempati dengan Yoseph.

Beberapa pengendara motor yang memarkirkan kendaraannya kadang memberinya lebih saat akan meninggalkan area parkiran.

“Kalau seperti itu banyak juga, kadang ada yang kasih sampai Rp 50.000 apalagi saat saya masih di Sam Ratulangi,” katanya.

Bagi Yoseph, Tuhan telah menaruh rezeki bagi setiap orang yang mau berusaha.

Karenanya dia juga tidak merasa putus asa atau malu dengan pekerjaannya saat ini. Dia meyakini, setiap pekerjaan apapun itu pasti ada berkahnya.

“Untuk apa malu, saya tidak mencuri, saya kerja halal, Tuhan juga tahu,” katanya.

Baca juga: Guru SD di Ambon Perkosa Remaja yang Ia Pergoki Mesum dengan Pacar, Ini Ceritanya

Dilarang

Yoseph mengaku, awalnya pekerjaan sebagai juru parkir dilakoninya sendirian.

Namun karena kondisi kebutuhan keluarga yang semakin sulit, istrinya Lin Fernatyanan ikut memilih bekerja sebagai juru parkir.

Keduanya mulai bekerja sebagai juru parkir di kawasan Sam Ratulangi hingga pindah ke kawasan Jalan Pattimura saat ini.

“Istri mulai ikut saya bekerja di juru parkir mulai dari Sam Ratulangi dan saat ini sama-sama di sini,” ujanrya.

Yospeh mengaku, awalnya anak-anaknya tidak mempersoalkan pekerjaan orangtua sebagai juru parkir.

Namun belakangan, mereka mulai meminta agar Yoseph dan istrinya beristirahat saja di rumah.

“Mereka bilang saya sudah tidak ada tanggungan lagi jadi mau kerja buat siapa lagi. Jadi mereka suruh saya dan istri istirahat saja di rumah,” katanya.

Baca juga: Video Viral Perempuan Dianiaya Remaja di Ambon, Pelaku Resmi Jadi Tersangka

Yoseph mengaku, anak-anaknya meminta agar ia dan istrinya berhenti dari juru parkir bukan karena malu tetapi karena mengkhawatirkan kondisi keduanya yang sudah tua.

“Mungkin karena anak-anak lihat kita sudah tua jadi mereka suru kita istirahat saja, bukan karena malu, karena bagi saya pekerjaan apapun selama itu halal tidak masalah,” katanya.

Yospeh mengaku saat ini dia dan istrinya masih tetap bekerja di jalan karena keduanya bercita-cita ingin membangun rumah sendiri.

Saat ini rumah yang mereka tempati di akwasan Gunung Nona, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon merupakan bekas asrama milik gereja.

“Jadi saat ini kita bekerja ini untuk bangun rumah, karena saat ini kita tinggal itu di tanah milik gereja,” ujarnya.

Ia juga berkeinginan di hari tuanya saat ini ia dan keluarganya bisa berkumpul bersama di tempat yang nyaman sebagaimana harapan semua orangtua.

Karena itu setiap hari ia dan istrnya tetap bekerja dari siang hingga malam hanya untuk mengumpulkan rezeki guna mewujudkan cita-citanya membangun rumah yang layak.

“Saat ini saya bekerja siang hari malam hanya untuk membangun rumah. Anak yang di Jerman juga sudah kirim uang untuk membantu,” katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tentara Amerika Ditemukan Meninggal di Hutan Karawang, Diduga Terkena Serangan Jantung

Tentara Amerika Ditemukan Meninggal di Hutan Karawang, Diduga Terkena Serangan Jantung

Regional
Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Pelaku Pembunuhan Perempuan di Polokarto Sukoharjo Ternyata Mahasiswa, Terancam Penjara 20 Tahun

Regional
Menteri PAN RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Menteri PAN RB: Ada 2,3 Juta Formasi PPPK, Terbesar dalam 10 Tahun Terakhir

Regional
Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Polisi Geledah Kantor Dinas Pertanian Bengkulu Tengah Terkait Dugaan Korupsi Puskeswan

Regional
Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Pencarian Dokter Wisnu yang Hilang di Perairan Lombok Tengah Diperpanjang

Regional
Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Kinerja SPM Tetap Baik, Pemkot Tangerang Diapresiasi Kemendagri

Regional
Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Takut Ditangkap Warga, Pelaku Perampokan di Jambi Hamburkan Uang Rp 250 Juta Milik Korban ke Jalan

Regional
Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Pelaku Perampokan Bersenjata Api di Toko Emas Blora Berhasil Ditangkap, Ternyata Komplotan Residivis

Regional
Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Mantan Gubernur NTB Hadir dalam Sidang Pencemaran Nama Baik Tuduhan Perselingkuhan

Regional
Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Gerombolan Massa Tawuran di Perkampungan Magelang, Bawa Celurit dan Botol Kaca

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Mantan Caleg di Pontianak Tipu Warga Soal Jual Beli Tanah Senilai Rp 2,3 Miliar

Regional
Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Fakta Temuan Kerangka Wanita di Pekarangan Rumah Kekasihnya, Pelaku Residivis Pembunuhan

Regional
Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Ribuan Warga di 7 Desa di Lebong Bengkulu Tolak Direlokasi, BPBD: Ancaman Bencana Tinggi

Regional
Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Perbaiki Lampu, Anggota DPRD Kubu Raya Meninggal Tersengat Listrik

Regional
Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Diisukan Bakal Ikut Maju Pilkada, Kapolda Jateng: Itu Kan Urusan Partai

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com