AMBON,KOMPAS.com- Dengan mengenakan baju lusuh dibalut rompi berwarna oranye dan topi di kepala, Yoseph Fernatyanan (66) berjalan mondar-mandir di atas trotoar Jalan Pattimura, Ambon.
Pandangannya tak berhenti menatap ke arah jalan raya.
Sesekali ke beberapa buah motor yang sedang berjejer di area parkir, mengawasi apakah ada pemilik motor yang akan keluar.
Baca juga: Vaksinasi Door to Door di Ambon, Wali Kota: Kalau Ada Masyarakat yang Tidak Mau, Jangan Paksa...
Di Jalan Pattimura tepatnya di balik pagar Pattimura Park inilah, Yoseph menggantungkan harapan demi menghidupi keluarganya.
“Biasanya sudah bangun jam 9 pagi lalu ke sini, tapi kadang juga jam 10 baru datang,” kata Yoseph saat ditemui Kompas.com, Kamis (2/12/2021).
Perjuangan Yoseph tak sia-sia lantaran dengan pekerjaannya itu, dia bisa menguliahkan sang anak hingga bekerja di Jerman.
Baca juga: Kisah Ponidjan, Becak untuk Menyambung Hidup Dicuri, Diganti oleh Polisi yang Iba
Pekerjaan sebagai juru parkir sendiri sudah dilakoni Yoseph sejak tahun 2014 silam.
Ia terpaksa banting setir menjadi juru parkir setelah dirinya terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagai anak buah kapal di tiga perusahan tempatnya bekerja.
Yoseph mengaku, awalnya dia bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di kapal udang milik PT Mina Kartika.
Namun perusahaan tempatnya bekerja bangkrut dan dia terkena PHK pada tahun 2005.
Setelah itu Yoseph kembali bekerja sebagai ABK di kapal Thailand.
Namun kebijakan moratorium Kementerian Kelautan dan Perikanan saat itu membuat banyak kapal asing yang beroperasi di Maluku harus hengkang.
“Karena perusahan (kapal) Thailand samua pulang lalu saya bekerja di kapal China lagi di Ngadi selama 1 tahun habis itu balik ke Ambon,” katanya.
Baca juga: Asal-usul Nama dan Sejarah Kota Ambon
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.