YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tidak menolak jika ada partai yang akan mengusungnya untuk maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Namun, jika tidak ada partai yang mengusung, Ridwan Kamil akan melanjutkan untuk maju dalam pilihan Gubernur Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil hadir sebagai pembicara di acara Fisipol Leadership Road to 2024 Seri #I.
Baca juga: Ridwan Kamil Isyaratkan Masuk Parpol dengan Menggambar Warna
Di acara tersebut, Ridwan Kamil sempat mendapatkan pertanyaan apakah akan mencalonkan diri dalam Pemilihan Presiden (Pilres) 2024 mendatang.
Mendapat pertanyaan tersebut, Ridwan Kamil menjawab jika posisinya saat ini dihadapkan pada dua pilihan.
"Kita bicara realita ya, jadi posisi saya itu ada dua pilihan, ibaratnya dua pintu lah," ujar Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di acara Fisipol Leadership Road to 2024 Seri #I , Kamis (02/12/2021).
Ridwan Kamil menyampaikan dua pilihan tersebut, pertama adalah melanjutkan periode dua dengan maju kembali dalam Pemilihan Gubernur Jawa Barat.
Pilihan kedua kepemimpinan nasional dengan maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"2024 Pak Jokowi selesai, jadi siapakah yang melanjutkan. Tadi Pak Dekan (Fisipol UGM) sudah memberikan pengantar bisa dari kepala-kepala daerah, bisa dari para menteri, dari partai politik, dari sumber-sumber kepemimpinan yang lain," urainya.
Belajar dari pengalaman dua kali ikut dalam pemilihan kepala daerah (pilkada), lanjutnya, untuk maju dalam kontestasi menjadi pemimpin di Indonesia ada tiga syarat.
"Satu elektabilitas dan kesukaan, dua ada logistik, mahal kan triliunan lho untuk menjadi presiden saya dengar menurut riset kan, tuh Rp 8 triliun, duit dari mana Rp 8 triliun. Yang ketiga adalah partai yang mengusung karena sistem demokrasinya seperti itu," bebernya.
Dari tiga syarat tersebut, Ridwan Kamil mengaku baru memiliki elektabilitas dan tingkat kesukaan.
Dari hasil analisisnya, elektabilitas dan tingkat kesukaan itu berbanding lurus dengan kinerja. Kombinasi unsur teknokrasi, pencapaian, dan populisme.
"Nah jadi sekarang saya meningkatkan nomor satu yang saya miliki saja, karena itu yang paling murah, dengan kerja baik, ya sesekali populisme kan, bikin konten, laporkan apa, ya saya kembangkan," ungkapnya.
Baca juga: Kecewa Putusan Ridwan Kamil soal UMK 2022, Buruh: Kami Akan Melawan
Setelah elektabilitasnya baik dan kemudian ada partai yang tertarik dan akan mengusung dalam Pilpres 2024, mantan Wali Kota Bandung ini menyatakan tidak akan menolak.