"Saya marah dia karena dia menghina senior, seorang Umbu, yang saya kenal hidupnya diabadikan untuk Pulau Sumba. Itulah cinta almarhum Umbu Mehang Kunda untuk Sumba, dan waktu itu dia minta saya untuk terlibat. Saat saya menjadi gubernur dan teringat akan omongan beliau, itulah saya gembira dan saya mau bangun daerah itu," ucap Viktor.
Menurutnya, untuk mencapai kesejahteraan masyarakat tak bisa dengan mengandalkan APBD saja.
Namun juga memanfaatkan seluruh aset agar perekonomian lebih baik, termasuk pengelolaan lahan untuk pembangunan peternakan sapi tersebut.
"Saya tidak tertarik dengan video atau segala macam itu. Persoalan kita adalah jika investasi kita di NTT tidak berjalan, maka untuk mengejar kesejahteraan tidak hanya mengandalkan APBD semata. Sehingga aset-aset yang ada harus dimanfaatkan," ujar Viktor.
Viktor menyebutkan, tidak ada satu daerah pun yang berhasil dengan investasi rendah, apalagi dengan situasi Covid-19 seperti ini.
Bahkan, menurut Viktor, NTT merupakan salah satu provinsi yang tidak terlalu diminati oleh para investor.
"Oleh karena itu kita harus kreasikan, seperti perizinan harus cepat, kepastian hukum atas tanah yang harus tepat, dan konflik-konflik sosial seperti itu tidak harus ada. Karena itu akan menjadi hambatan bagi investor yang akan masuk," ungkapnya.
Baca juga: Gubernur Viktor Laiskodat Ungkap NTT Jadi Penyumbang Kasus Stunting Terbesar di Indonesia
Menurut Viktor, di Indonesia saat ini belum ada rens sapi yang dikelola perusahaan berpengalaman dengan luas 1.000 hektar dan desain terbaik, serupa peternakan sapi di New Zealand atau pun Darwin, Australia.
"Sehingga, jika bicara tentang peternakan sapi, kita mempunyai peradaban yang sama dengan negara-negara lain. Nah, karena saya lihat mereka punya sapi-sapi yang bagus, maka saya sebagai pemerintah tidak mungkin kerja sendiri, pasti gagal," ujar dia.
Oleh karena itu, Viktor telah memerintahkan kepada sejumlah dinas terkait untuk bekerja sama dengan perusahaan tersebut karena sudah ada izin dari Kemenko Bidang Maritim dan Investasi sebagai pihak yang berwenang atas lahan PTPN XIV NTT.
"Itu juga kerja sama dengan Asia Beef 6.000 hektar sekian jadi tambah dengan mereka, berarti 7.000 hektar kalau tambah provinsi 500 hektar, maka 7.500 hektar menjadi pusat breeding (pengembangan ternak) NTT di Sumba Timur," kata Viktor.
Baca juga: Pasang Barcode Milik Orang Lain, Ini Kronologi 2 Warga NTT Palsukan Kartu Vaksin demi BLT
Ia mengaku bersikap keras kepada warga karena tak ingin pembangunan dihambat.
Viktor balik mempertanyakan klaim tanah ulayat yang disinggung warga. Menurutnya, warga tak pernah meributkan keberadaan lahan tersebut sejak Umbu Mehang Kunda masih hidup.
"Dari dulu almarhum Umbu Mehang Kunda masih ada pun tidak pernah ada yang ribut. Bahkan kita masuk keluar mau buat apa di situ pun tidak ada yang ribut. Sampai dengan tempat itu sudah ada, bahkan sapi yang ada itu saya perintahkan untuk bagikan kepada masyarakat di sekitar situ dan semua dibagi," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.