Dikira bom meledak
Adi Santoso menambahkan, kecelakaan itu terjadi saat apotek miliknya sudah tutup. Namun, anak laki-lakinya, Deni Hendra (31), sedang lembur di dalam apotek itu.
Situasi di jalan saat itu sangat sepi sehingga Deni sangat kaget saat terjadi benturan antara mobil itu dengan pintu apotek dan etalase obat.
Deni, kata Adi, pertama mendengar benturan cukup keras yang disangka ledakan bom. Sepersekian detik kemudian, terjadi suara seperti ledakan yang lebih keras lagi dibarengi hancurnya pintu dan etalse obat.
Suara keras yang pertama, kata Adi, diketahui kemudian berasal dari benturan saat mobil itu menabrak pohon di pinggir jalan sebelum kemudian menyeruduk pintu apotek dan etalase obat.
"Dia menyangkanya ada ledakan bom. Katanya butuh beberap detik untuk menyadari adanya mobil nyeruduk apotek," ujarnya.
Baca juga: ODGJ di Blitar Mengamuk: Minggir! Biar Aku Bakar Rumah Teroris Ini
Jarak antara moncong depan mobil itu dengan posisi Deni saat itu, kata Adi, tidak lebih dari dua meter.
"Kata orangnya (Suwarji), mobil sebenarnya pelan. Kalau kencang, mungkin bisa menabrak anak saya," tutur Adi.
Kata Adi, Suwarji mengendarai mobil itu bersama istrinya dan mengakui tertidur saat mengemudi.
Istri Suwarji, kata dia, sebenarnya sudah mengingatkan suaminya untuk beristirahat, tetapi tidak diindahkan dengan alasan rumah mereka sudah dekat.
"Jadi pengemudinya bukan mengantuk tapi memang tidur," jelas Adi.
Menurut Adi, Suwarji sudah menyatakan kesanggupannya untuk mengganti kerugian yang dialaminya.
"Hari Sabtu nanti kami bertemu di Kantor Polsek Kanigoro untuk membicarakan masalah ganti rugi," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.