Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Naskah Lontar Kuno Dipamerkan di Museum NTB

Kompas.com - 02/12/2021, 13:37 WIB
Karnia Septia,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Sekitar 25 naskah lontar kuno dari Lombok dipamerkan dalam pameran temporer di Auditorium Museum Negeri Nusa Tenggara Barat (NTB).

Beberapa naskah kuno yang tertulis di daun lontar, peralatan tulis kuno (pisau pangot dan tempat tinta) yang digunakan untuk menulis di daun lontar, hingga papan warige, turut dipamerkan dalam pameran temporer yang dilaksanakan mulai 30 November hingga 5 Desember 2021.

Koleksi naskah lontar ini merupakan salah satu koleksi unggulan yang dimiliki museum NTB.

Yunita, pemandu Museum Negeri NTB mengatakan, naskah yang dipamerkan kali ini adalah naskah dari pulau Lombok.

"Ada banyak sekali koleksi naskah kuno yang harus dilestarikan termasuk juga tradisi pepaosan (membaca naskah lontar)," kata Yunita, Rabu (1/12/2021).

Sekitar 25 koleksi lontar dan naskah kuno yang dipamerkan, berisi tentang berbagai macam hal. Salah satunya tentang ilmu pengetahuan.

Ada lontar perbintangan dan papan warige yang digunakan masyarakat suku Sasak zaman dahulu untuk menentukan penanggalan kalender.

"Ternyata masyarakat Sasak pada jaman dulu sudah luar biasa mengenal ilmu astronomi. Yang dikenal oleh masyarakat Sasak itu namanya rasi bintang rowot kalau di internasional itu rasi bintang Pleiades," kata Yunita.

Masyarakat zaman dahulu merepresentasikan bentuk rasi bintang rowot, terhadap fenomena alam yang ada dan diterjemahkan dalam papan warige.

Baca juga: Gambar Cadas di Pulau Kisar dan Kaimear, Maluku, Jelaskan Rute Kemaritiman Manusia Purba

"Inilah nantinya yang digunakan untuk menentukan kapan hari menanam baik, menentukan datangnya musim kemarau dan musim hujan," kata Yunita.

Pengunjung melihat peralatan untuk menulis naskah kuno di daun lontar.KOMPAS.COM/KARNIA SEPTIA KUSUMANINGRUM Pengunjung melihat peralatan untuk menulis naskah kuno di daun lontar.
Termasuk menentukan tanggal dilaksanakannya prosesi Baunyale (mencari cacing laut) di pantai selatan Lombok yang hingga kini masih dilakukan oleh masyarakat Sasak setiap satu tahun sekali.

Saat ini museum NTB memiliki koleksi 1.300 lebih naskah kuno.

Beberapa naskah kuno ini sudah dikaji dan diterjemahkan. Tetapi belum semua naskah kuno ditransliterasi dan dikaji.

"Harapan kami, mudah-mudahan ke depan semakin banyak naskah yang diterjemahkan dan dikaji," kata Yunita.

Sekolah filologika

Untuk tetap melestarikan naskah lontar ini, Museum NTB membuka sekolah filologika. Tujuannya untuk mempelajari naskah kuno yang ada di NTB.

Di sekolah filologika ini, peserta diajarkan menulis dan membaca huruf atau aksara Sasak yang ada di naskah lontar. Menurut Yunita, membaca naskah lontar tidak mudah. 

"Meski sudah mengenal dan mempelajari aksara Sasak, tetapi ketika membaca naskah lontar itu beda karena setiap penulis itu mempunyai karakter berbeda-beda. Itu kesulitan kami selama ikut sekolah filologika," kata Yunita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Kepsek SMK di Nias Bantah Aniaya Siswanya sampai Tewas, Sebut Hanya Membina

Regional
30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

30 Ibu Muda di Serang Jadi Korban Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com