Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ODGJ yang Bakar Rumah Warga di Blitar Pernah Bunuh Orang, Camat: Sampai Ditolak Panti Rehabilitasi

Kompas.com - 01/12/2021, 20:35 WIB
Asip Agus Hasani,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Pranoto alias Ngademo (55), orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang membakar rumah dan membacok warga hingga kritis di Blitar, Jawa Timur, rupanya pernah dijemput pihak rumah sakit jiwa (RSJ) 6 bulan lalu karena kambuh.

Namun Ngademo dipulangkan lagi ke Dusun Tambakrejo, Desa Ngadri, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar lantaran panti rehabilitasi di Pasuruan menolak menerima Ngademo.

Camat Binangun Hendri Bagus Dwitanto mengatakan, Ngademo akhirnya kembali tinggal di kampungnya hingga terjadi peristiwa pembakaran rumah dan pembacokan terhadap seorang warga, Selasa (30/11/2021) malam.

Baca juga: Mencekam, Detik-detik ODGJ di Blitar Mengamuk, Bakar Rumah dan Bacok Warga

"Sekitar bulan Mei lalu Pranoto ini kambuh dan mau membunuh Pak Kentang alias Mukani. Maka kami laporkan melalui Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial guna meminta agar dievakuasi dari kampung," kata Bagus kepada Kompas.com, Rabu (1/12/2021).

Menurut Bagus, Ngademo akhirnya dijemput oleh pihak RSJ Nglawang, Malang, dan setelah dirawat beberapa pekan dimasukkan ke panti rehabilitasi di Pasuruan tapi ditolak.

Pihak panti, kata Bagus, beralasan kamar sudah penuh dan tidak dapat menampung penghuni baru.

"Padahal ya karena mereka sudah tahu rekam jejak Pranoto yang pernah dua kali membunuh, termasuk membunuh teman panti," ujarnya.

Menurut Bagus, antara tahun 2014 hingga 2017, Ngademo membunuh dua orang setelah pulang dari Kalimantan.

Kemudian saat Ngademo tinggal di rumah istrinya di Tulungagung, kata dia, Ngademo membunuh kakak iparnya sendiri.

Dalam pemeriksaan pihak kepolisian, diketahui Ngademo mengalami gangguan kejiwaan sehingga dirujuk ke RSJ Nglawang dan selanjutnya tinggal di panti rehabilitasi di Kediri.

Baca juga: ODGJ di Blitar Mengamuk: Minggir! Biar Aku Bakar Rumah Teroris Ini

Namun di panti tersebut, kata Bagus, Ngademo kembali membunuh dengan korbannya adalah rekannya sendiri sesama penghuni panti.

Sejak itu, kata dia, Ngademo terpaksa dipulangkan ke kampung halamannya di Desa Ngadri lantaran tidak ada panti rehabilitasi yang bersedia menampung dirinya.

"Warga sendiri juga serba salah. Meskipun tahu Pranoto ini pernah dua kali membunuh orang, tapi mereka tidak bisa memasungnya karena ada larangan pemasungan sejak 2014," ujarnya.

Terlebih, kata Bagus, di saat kondisinya stabil Ngademo dapat berinteraksi normal dengan lingkungan tetangganya.

Bahkan, kata Bagus, Ngademo juga dikenal sopan, ramah dan suka membantu orang ketika kondisi kejiwaannya stabil.

"Kalau pas waras ya hidup normal, baik sama tetangga dan suka membantu. Dia juga biasa kerja ke kebun," ujarnya.

Baca juga: 16 ASN dan 2 Anggota TNI di Kabupaten Blitar Diduga Terima Bansos

Ketika beberapa kali mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah, kata Bagus, Ngademo sering berbagi rezeki dengan tetangganya.

Pendapat serupa disampaikan Mukani alias Kentang, tetangga seberang jalan yang Selasa malam kemarin rumahnya dibakar Ngademo.

Kata Mukani, Ngademo biasa main ke rumahnya dan kadang membawa nasi untuk dimakan bersama.

"Hampir setiap hari main ke sini, nongkrong di teras rumah. Dia kalau sama saya itu segan dan selalu bersikap sopan sebenarnya," tutur Mukani.

Namun ketika gangguan kejiwaannya kambuh, Ngademo diduga mengalami halusinasi termasuk menganggap Mukani sebagai musuh.

Pembunuhan.Thinkstock Pembunuhan.
Baca juga: ODGJ Bunuh 5 Orang di OKU, Polisi: Setahun Lebih Tak Keluar Rumah

Kecurigaan warga

Menurut Bagus, warga sudah mulai melihat gelagat Ngademo hendak kambuh satu pekan terakhir ketika sesekali Ngademo mondar-mandir membawa celurit yang dia sembunyikan di balik baju atau di tas.

"Dan seperti ketika kambuh di bulan Mei lalu, dia mengincar Pak Kentang (Mukani) yang bagi Ngademo dilihat sebagai harimau yang akan mengancam jiwanya," tutur Bagus.

Kata Bagus, sejak siang hari kemarin, Selasa, Ngademo mencari keberadaan Mukani yang bersembunyi.

Baca juga: 2 Polisi Penganiaya Jurnalis Tempo di Surabaya Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Lantaran tidak kunjung bertemu, kata Bagus, Ngademo akhirnya membakar rumah Mukani.

Menurut Bagus, warga kampung Tambakrejo kini dihadapkan pada dilema karena beberapa pekan ke depan Ngademo akan dipulangkan dari RSJ Nglawang.

"Di satu sisi warga terancam oleh keberadaannya, tapi di sisi lain warga menyadari bahwa Tambakrejo adalah kampung asalnya. Ke mana lagi dia bisa tinggal kalau tidak di rumahnya di kampung itu," ujar Bagus.

Kata Bagus, warga sebenarnya sudah beberapa bulan terakhir berencana mengurung Ngademo di rumahnya namun juga menjamin kebutuhan makan dan minumnya.

"Intinya bagaimana caranya dia tidak dapat berkeliaran tapi tanpa harus dipasung," ujarnya.

Menurutnya, warga berencana membuatkan ruangan di dalam rumahnya yang juga telah dilengkapi jamban dan kamar mandi.

Baca juga: Sempat Kabur, Sopir Truk Trailer Tabrakan Maut Kediri Ditangkap di Sidoarjo

Diberitakan sebelumnya, Ngademo alias Pranoto membakar rumah tetangganya, Mukani hingga ludes.

Ngademo juga menganiaya tetangga lainnya bernama Suparman menggunakan celurit.

Suparman mengalami luka parah dan hingga kini masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi koma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Pilkada Nunukan, Ini Syarat Dukungan Jalur Partai dan Independen

Regional
Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Pilkada Kabupaten Semarang, Belum Ada Partai yang Buka Pendaftaran Bakal Calon Bupati

Regional
Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Protes, Pria Berjas dan Berdasi di Palembang Mandi di Kubangan Jalan Rusak

Regional
Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Sebuah Mobil Terlibat Kecelakaan dengan 4 Motor, Awalnya Gara-gara Rem Blong

Regional
Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Rektor Unpatti Bantah Aksi Mahasiswa, Jamin Ada Ruang Aman di Kampus

Regional
Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Terjadi Lagi, Rombongan Pengantar Jenazah Cekcok dengan Warga di Makassar

Regional
Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Berhenti di Lampu Merah Pantura, Petani di Brebes Tewas Jadi Korban Tabrak Lari

Regional
Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Wisuda di Unpatti Diwarna Demo Bisu Mahasiswa Buntut Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Dosen FKIP

Regional
Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Pemkab Kediri Bangun Pasar Ngadiluwih Awal 2025, Berkonsep Modern dan Wisata Budaya

Regional
Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Ambil Formulir di 5 Partai Politik, Sekda Kota Ambon: Saya Serius Maju Pilkada

Regional
Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Banjir Kembali Terjang Pesisir Selatan Sumbar, Puluhan Rumah Terendam

Regional
Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Sering Diteror Saat Mencuci di Sungai, Warga Tangkap Buaya Muara Sepanjang 1,5 Meter

Regional
Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Ditunjuk PAN, Bima Arya Siap Ikut Kontestasi Pilkada Jabar 2024

Regional
Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Diduga Depresi Tak Mampu Cukupi Kebutuhan Keluarga, Pria di Nunukan Nekat Gantung Diri, Ditemukan oleh Anaknya Sendiri

Regional
Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Sikapi Pelecehan Seksual di Kampus, Mahasiswa Universitas Pattimura Gelar Aksi Bisu

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com