Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo 60 Tahun Kemerdekaan Papua Barat di Ambon Berujung Ricuh, Polisi Bubarkan Massa

Kompas.com - 01/12/2021, 17:39 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

AMBON,KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa puluhan mahasiswa Papua untuk memperingati 60 tahun deklarasi kemerdekaan Papua Barat berakhir ricuh di depan Tugu Gong Perdamaian Dunia, Kota Ambon, Rabu (1/12/2201).

Kericuhan terjadi setelah massa aksi mulai menyuarakan kemerdekaaan Papua. Hanya berlangsung sekitar 30 menit setelah pengunjuk rasa melakukan orasi bergantian, kericuhan pun terjadi.

Akibatnya saling dorong antara mahasiswa dan aparat tak dapat dihindari.

Baca juga: Mediasi Sengketa Lahan Warga Tawiri dan TNI AU, Wali Kota Ambon: Ada Miskomunikasi

 

Suasana semakin memanas, setelah sejumlah aparat berpakaian preman mencoba mengamankan sejumlah pengunjuk rasa dalam aksi demo tersebut.

Sejumlah pedemo juga terlihat dipukuli orang tak dikenal. Sebagian yang lain juga tampak diseret.

Adapun puluhan mahasiswa yang menyuarakan kemerdekaaan Papua itu terdiri dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP), Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua Indonesia (AMPTPI) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP).

Dalam aksinya, para pengunjuk rasa menuntut agar pemerintah Indonesia dapat memberikan kebebasan kepada rakyat Papua untuk menentukan nasibnya sendiri.

“Berikan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi bangsa West Papua,” teriak salah seorang pengunjuk rasa.

Dalam aksi itu, para pengunjuk rasa juga meminta pemerintah mencabut Undang-undang Otonomi Khusus jilid II.

Baca juga: Bendera Bintang Kejora Berkibar di Samping Polda Papua, 8 Pemuda Ditangkap

 

Pedemo juga mendesak penarikan aparat TNI-Polri dari tanah Papua dan penghentian segala bentuk diskriminasi dan kekerasan terhadap warga Papua serta berbagai bentuk pelanggaran HAM lainnya.

Para pengunjuk rasa juga mendesak pembebasan segera sejumlah tahanan politik Papua tanpa syarat.

Massa juga menuntut pemerintah menutup operasional PT Freeport, BP, LNG Tangguh serta menolak pengembangan Blok Wabu dan eskploitasi PT Antam di pegunungan Bintang.

“Segera bebaskan tahanan politik dan hentikan operasi militer di Nduga, Intan Jaya, Puncak Jaya, Pegunungan Bintang, Maybrat, dan seluruh wilayah West Papua lainnya,” teriak mahasiswa.

Massa pedemo juga mendesak pemerintah RI memberikan akses yang seluas-luasnya kepada Komisi HAM PBB untuk meninjau situasi HAM di west Papua.

“PBB harus bertanggung jawab serta terlibat aktif secara adil dan demokratis dalam proses menentukan nasib sendiri, pelurusan sejarah, dan penyelesaian pelanggaran HAM yang terjadi terhadap bangsa West Papua,” katanya.

Baca juga: Konflik Bersenjata di Papua, Ini Kisah Bocah yang Tewas Tertembak di Intan Jaya (1)

Bubarkan aksi

Terkait kericuhan yang terjadi, Polresta Pulau Ambon langsung membubarkan aksi karena tak mengantongi izin dari kepolisian.

Selain itu, aksi dibubarkan karena telah melanggar ketertiban umum dan mengganggu kelancaran lalu lintas.

“Memang ada sprint (surat perintah) untuk pengamanan peringatan HUT West Papua itu. Pastilah (dibubarkan karena tak berizin),” kata Kasubbag Humas Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Ambon, Ipda Izaac Leatemia kepada wartawan.

Dia memastikan tidak ada pengunjuk rasa yang ditangkap dan dipukuli oleh petugas dalam aksi tersebut.

"Tidak ada, semua berjalan sesuai prosedur," katanya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Imbas Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup hingga Besok

Regional
Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Calon Gubernur-Wagub Babel Jalur Perseorangan Harus Kumpulkan 106.443 Dukungan

Regional
Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Keuchik Demo di Kantor Gubernur Aceh, Minta Masa Jabatannya Ikut Jadi 8 Tahun

Regional
Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Hilang sejak Malam Takbiran, Wanita Ditemukan Tewas Tertutup Plastik di Sukoharjo

Regional
Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Diduga Janjikan Rp 200.000 kepada Pemilih, Caleg di Dumai Bakal Diadili

Regional
39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

39 Perusahaan Belum Bayar THR Lebaran, Wali Kota Semarang: THR Kewajiban

Regional
Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Gadaikan Motor Teman demi Kencan dengan Pacar, Pri di Sumbawa Dibekuk Polisi

Regional
Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Digigit Anjing Tetangga, Warga Sikka Dilarikan ke Puskesmas

Regional
Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Elpiji 3 Kg di Kota Semarang Langka, Harganya Tembus Rp 30.000

Regional
Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Motor Dibegal di Kemranjen Banyumas, Pelajar Ini Dapat HP Pelaku

Regional
Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Penipuan Katering Buka Puasa, Pihak Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Suara

Regional
Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Setelah 2 Tahun Buron, Pemerkosa Pacar di Riau Akhirnya Ditangkap

Regional
Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Cemburu, Pria di Cilacap Siram Istri Siri dengan Air Keras hingga Luka Bakar Serius

Regional
Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Buntut Kasus Korupsi Retribusi Tambang Pasir, Kades di Magelang Diberhentikan Sementara

Regional
Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Nasib Pilu Nakes Diperkosa 3 Pria di Simalungun, 5 Bulan Pelaku Baru Berhasil Ditangkap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com