Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Bersenjata di Papua, Ini Kisah Bocah yang Tewas Tertembak di Intan Jaya (1)

Kompas.com - 01/12/2021, 06:16 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Konflik bersenjata di Papua antara aparat Indonesia dan milisi pro-kemerdekaan masih terus terjadi.

Masyarakat di sejumlah kabupaten, termasuk Pegunungan Bintang, Intan Jaya, dan Maybrat, meninggalkan tempat tinggal mereka untuk mencari tempat aman.

Jumlah masyarakat yang mengungsi dari konflik ini diyakini berjumlah ratusan hingga ribuan orang. Namun, data soal ini sulit diverifikasi karena akses menuju lokasi konflik yang sangat terbatas.

Baca juga: Temianus Magayang, Tokoh KKB yang Menjabat Kepala Desa, Berusia 25 Tahun dan Terlibat Kerusuhan di Yahukimo

Pimpinan Komnas HAM yang bertugas atas dasar undang-undang, misalnya, dua kali gagal masuk ke Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang, karena tak mendapat rekomendasi otoritas setempat soal keamanan.

Padahal, konflik antara TNI/Polri dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) di Kiwirok melibatkan persenjataan perang, salah satunya adalah mortir buatan perusahaan senjata asal Serbia.

Di distrik itu pula, huru-hara pembakaran puluhan fasilitas publik terjadi pada September lalu. Sebanyak sembilan tenaga kesehatan pun diserang sekelompok orang hingga satu di antara mereka kehilangan nyawa.

Sementara di Intan Jaya, seorang anak di bawah umur, seorang perempuan, dan laki-laki paruh baya terkena peluru.

Baca juga: Tokoh KKB Temianus Magayang Ternyata Kepala Desa, Berpotensi Salah Gunakan Dana Desa untuk Kelompoknya

Beberapa di antara mereka tewas seketika. Aparat mengklaim peluru secara tidak sengaja menyasar ke tubuh mereka.

BBC News Indonesia mengumpulkan berbagai kesaksian, baik verbal maupun yang berbentuk audio visual dari berbagai pihak di lokasi-lokasi ini.

Salah satu di antaranya mengungkap adanya pihak ketiga yang diduga berperan dalam konflik ini.

Berikut adalah sepenggal peristiwa yang terjadi di wilayah paling bergolak di Indonesia ini, sejak September 2021 lalu.

Baca juga: Seorang Warga Suru-Suru Korban Penembakan KKB Dievakuasi ke Asmat

Kisah bocah yang jadi korban tembak di Intan Jaya

Kontak tembak antara aparat dan milisi pro-kemerdekaan menyisakan sejumlah rumah dan kantor-kantor yang terbakar.SATGAS NEMANGKAWI Kontak tembak antara aparat dan milisi pro-kemerdekaan menyisakan sejumlah rumah dan kantor-kantor yang terbakar.
Aksi saling serang antara aparat dan milisi yang mendambakan kemerdekaan Papua terjadi di Kampung Jogotapa, Sugapa, Intan Jaya, sejak sore.

Tanggal menunjukkan 26 September 2021.

Dari segala arah, milisi TPNPB menembaki tentara dan polisi yang berada di Koramil 1705-08/Sugapa. Dengan persenjataan mereka, aparat membalas serangan itu.

Bertinus Sondegau sudah terbiasa mendengar desingan peluru dari rumahnya. Namun dia merasa ada yang berbeda dengan kontak tembak hari itu.

Baca juga: Seorang Warga Suru-Suru Korban Penembakan KKB Dievakuasi ke Asmat

Bertinus dan keluarga kecilnya terjebak di antara dua pihak yang saling bertikai. Rumah mereka hanya berjarak sekitar 30 meter dari Koramil. Di dalam rumahnya, Bertinus mendengar rentetan tembakan peluru dan suara dentuman.

"Saya dengar tembakan TNI dari arah Koramil. Mereka kasih keluar semua peralatan, tembak ke kiri dan kanan, sampai tanah goyang," kata Bertinus.

Sekitar pukul sembilan malam, salah satu peluru menembus dinding rumahnya.

Peluru itu masuk dan merobek perut putranya yang belum genap berusia dua tahun, Melpianus. Akibatnya, organ di dalam perut Melpianus tumpah keluar. Tangis pecah di rumah itu. Melpianus berhenti bernafas tak lama setelahnya.

Baca juga: Tokoh KKB Yahukimo Temianus Magayang Ternyata adalah Kepala Desa

Masyarakat di Distrik Kiwirok mengungsi dari permukiman mereka sejak huru-hara pembakaran fasilitas umum berlanjut dengan aksi saling serang antara aparat dan TPNBP.JENNO TAPLO Masyarakat di Distrik Kiwirok mengungsi dari permukiman mereka sejak huru-hara pembakaran fasilitas umum berlanjut dengan aksi saling serang antara aparat dan TPNBP.
Malam itu, anak berusia enam tahun di permukiman yang sama, Yoakim Mazau, juga tertembak. Dia mampu bertahan untuk tetap hidup.

Keesokan paginya, Bertinus berjalan kaki dan membopong jenazah anaknya ke halaman Gereja Santo Petrus Agapa. Balita itu ditutupi selimut merah. Wajah Bertinus pilu. Ia mencoba menahan tangis.

Penduduk sekitar turut mengantar Melpianus menuju tempat peristirahatan terakhirnya. Pastor Yeskiel Belau memimpin ibadah pemakaman sederhana untuknya.

"Terimalah dia dan anugerahkanlah kepadanya keselamatan yang kekal," ucap Pastor Yeskiel merapal doa di hadapan makam Melpianus.

Baca juga: Daftar Kejahatan Tokoh KKB Yahukimo Temianus Magayang, Pembunuhan hingga Kepemilikan Senjata Api

Di samping peti jenazah mungil, Bertinus terus menunduk. Dia menopangkan wajah ke nisan berbentuk salib yang bertuliskan nama anaknya sambil terus-menerus sesenggukan.

Di nisan itu tertera tanggal lahir Melipanus. Selang 16 hari setelah kematiannya, Melpianus semestinya merayakan ulang tahunnya yang kedua.

Setelah pemakaman pagi itu, warga Supaga mulai mengungsi dari rumah-rumah mereka menuju ke sejumlah gereja.

Yeskiel berkata, sebagian warga secara sukarela mengungsi karena takut menjadi korban kontak tembak. Namun ada pula yang datang ke gereja setelah mendengar anjuran aparat dan milisi TPNPB.

Baca juga: Melawan Saat Ditangkap, Pemimpin KKB Yahukimo Temianus Magayang Ditembak, Begini Kondisinya

Upacara pemakaman Melpianus dihadiri keluarga dan tetangganya. Sebagian dari mereka masih berusia anak-anak.YESKIEL BELAU Upacara pemakaman Melpianus dihadiri keluarga dan tetangganya. Sebagian dari mereka masih berusia anak-anak.
Mereka diminta keluar dari permukiman karena aksi saling tembak masih akan terus terjadi di Sugapa.

Tiga hari setelah kematian Melpianus, situasi belum mereda. Sore itu sekelompok orang yang diduga milisi TPNPB membakar sejumlah rumah di sekitar Bandara Sokopaki. Peristiwa itu kembali memicu kontak tembak.

Orang-orang yang bekerja di sekitar bandara lari menyelamatkan diri. Namun enam orang terjebak di salah satu rumah di dekat lapangan terbang itu.

Keluarga salah satu dari mereka menelepon pengurus Gereja Santo Michael. Dia berkabar, saudaranya tak berani keluar karena kontak tembak terjadi di sekitar bandara.

Baca juga: Sosok Temianus Magayang, Pentolan KKB Otak Kerusuhan Yahukimo, Terlibat Rentetan Pembunuhan dan Tertembak Saat Ditangkap

Pastor Yance Yogi dan Pastor Fransiskus Sondegau serta beberapa orang lain lalu bergegas menuju bandara. Gereja dan bandara berjarak 500 meter.

Setibanya di sana, Yance naik ke atas pagar. Dia meminta enam orang itu memberanikan diri untuk keluar rumah.

Kontak tembak masih masih terus berlangsung saat itu. Fransiskus berdiri di belakang Yance. Dia mengangkat salib ke udara dengan harapan tak ada peluru yang menyasar ke mereka.

Pada saat yang sama, masyarakat berlarian menuju Gereja Santo Michael. Pastor Yeskiel dan rekan-rekannya meminta warga berlindung di dalam gereja.

Baca juga: Sederet Fakta Penangkapan Temianus Magayang, Pentolan KKB di Yahukimo

Sebuah ambulans terbakar di sekitar kawasan Bandara Bilorai, Sugapa, Intan Jaya, pada 26 September lalu, usai kontak tembak antara aparat dan TPNPB.SATGAS NEMANGKAWI Sebuah ambulans terbakar di sekitar kawasan Bandara Bilorai, Sugapa, Intan Jaya, pada 26 September lalu, usai kontak tembak antara aparat dan TPNPB.
Aksi saling tembak belum surut ketika sebuah peluru tiba-tiba melesat beberapa sentimeter ke samping tubuh Pastor Yeskiel. Tiga hari setelah memakamkan Melpianus, Yeskiel nyaris menjadi korban berikutnya.

"Saya langsung lari ke belakang tiang di depan gereja. Peluru itu pecahkan tembok," kata Yeskiel.

Sejak pertempuran antara aparat dan TPNPB menewaskan Melpianus, Sugapa senyap. Rumah-rumah kosong. Masyarakat mengungsi ke gereja, Koramil dan juga kantor polisi. Banyak kios tutup.

Bertinus bertahan di gereja usai pemakaman itu. "Sampai saat ini tidak ada pihak yang datang untuk bertanya atau meminta maaf," kata Bertinus.

Baca juga: Sempat Masuk DPO, Pentolan KKB Yahukimo Ditangkap Satgas Nemangkawi

Perbincangan kami dengan Bertinus, awal November lalu, sempat berhenti sejenak. Dari dalam gereja terdengar suara tembakan bertubi-tubi. Semua orang di dalam gereja diingatkan untuk waspada.

Situasi di Sugapa beberapa pekan sebelumnya tidak seperti ini. Awal Oktober lalu ribuan umat katolik dari berbagai kampung berbondong-bondong berjalan kaki ke ibu kota kabupaten itu.

Perayaan besar digelar menyambut penahbisan tiga imam baru di Gereja Santo Michael.

Yeskiel dan Fransiskus adalah dua dari tiga pastor yang ditahbiskan pada 12 Oktober. Pada hari-hari itu, Sugapa penuh sesak. Ribuan orang mengikuti pawai.

Sebagian dari mereka mengenakan koteka dan rok rumbai. Suasana riuh rendah. Anak-anak dan orang dewasa berbaur. Mereka menyanyikan beragam lagu. Prosesi bakar batu dirayakan.

Baca juga: Alami Luka Tembak di Kaki, Tokoh KKB Temianus Magayang Dievakuasi ke RS Bhayangkara Jayapura

Komandan Korem 173/PVB Brigjen Taufan Gastoro membagikan makanan kepada anak-anak yang berada di pengungsian di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Walau situasi diklaim aparat mulai kondusif, sekelompok warga tetap memilih berlindung di pengungsian.ANTARA/HO/DOK DANREM 173/PVB Komandan Korem 173/PVB Brigjen Taufan Gastoro membagikan makanan kepada anak-anak yang berada di pengungsian di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Walau situasi diklaim aparat mulai kondusif, sekelompok warga tetap memilih berlindung di pengungsian.
Yeskiel tidak mengira situasi gegap gempita itu bakal segera sirna. Di tengah kondisi mencekam, awal November lalu Yeskiel tetap harus melakukan perjalanan ke Distrik Homeo, Kabupaten Paniai.

Keuskupan Timika menugaskannya menjadi imam di sana.

"Saya dan rombongan ke Paniai naik mobil. Kami bisa jalan setelah izin dari Bupati disampaikan ke Kapolres dan Danramil. Di pos tentara, tas kami diperiksa. Setelah dianggap aman, baru kami diizinkan lewat," kata Yeskiel.

"Saat kami lewat, saya lihat tentara membawa tiga pemuda. Saya lihat ada busur dan anak panah. Saya tidak tahu pemuda itu ditangkap atau pengungsi.

Baca juga: Tokoh KKB Temianus Magayang Ditembak karena Melawan Saat Penangkapan

"Sepanjang perjalanan sepi sekali. Kami sempat cari solar tapi semua kios tutup. Saya harus ketuk pintu kios, katakan bahwa saya pastor, baru mereka membuka pintu," ujarnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Kantor UPT Dishub di Pulau Sebatik Memprihatinkan, Tak Ada Perbaikan Sejak Diresmikan Menteri Harmoko

Regional
Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Pilkada Solo, PKS Lakukan Penjaringan Bakal Cawalkot dan Siap Berkoalisi

Regional
Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Pembangunan Tanggul Sungai Wulan Demak Pakai Tanah Pilihan

Regional
19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

19,5 Hektar Tanaman Jagung di Sumbawa Terserang Hama Busuk Batang

Regional
Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Golkar Jaring Bakal Calon Bupati Sleman, Ada Mantan Sekda dan Pengusaha Kuliner yang Ambil Formulir

Regional
Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Viral, Brio Merah Halangi Laju Ambulans, Pengemudi Berikan Penjelasan

Regional
Cemburu Pacarnya 'Di-booking', Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Cemburu Pacarnya "Di-booking", Warga Lampung Bacok Pria Paruh Baya

Regional
Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Gagal Curi Uang di Kotak Wakaf, Wanita di Jambi Bawa Kabur Karpet Masjid

Regional
Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Pantai Watu Karung di Pacitan: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Regional
Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Diejek Tak Cocok Kendarai Honda CRF, Pemuda di Lampung Tusuk Pelajar

Regional
Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Bantuan PIP di Kota Serang Jadi Bancakan, Buat Perbaiki Mobil hingga Bayar Utang

Regional
Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Ditanya soal Pilkada Kabupaten Semarang, Ngesti Irit Bicara

Regional
Ditinggal 'Njagong', Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Ditinggal "Njagong", Nenek Stroke di Grobogan Tewas Terbakar di Ranjang

Regional
Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Terungkap, Napi LP Tangerang Kontrol Jaringan Narkotika Internasional

Regional
Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Siswi SMA di Kupang Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com