KOMPAS.com - Sebanyak 113 siswa SMP dan SMA Abdurab Islamic School Pekanbaru, Riau, terpapar Covid-19.
Setelah dipastikan banyaknya siswa terpapar virus corona, pihak sekolah kemudian berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru.
Hasilnya, langkah yang diambil adalah menghentikan sementara aktivitas di sekolah selama 14 ke depan.
Sementara itu, lumba-lumba yang sempat viral ditunggangi artis Lucinta Luna mati.
Namun, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali bekum menjelaskan penyebab pasti dari kematian lumba-lumba tersebut.
Saat evakuasi pada April lalu, tujuh ekor lumba-lumba memang sudah dalam kondisi tak sehat.
Hal itu diketahui dari warna matanya yang kekuningan sehingga diduga menderita penyakit hepatitis akut.
Baca populer nusantara selengkapnya:
Ratusan siswa SMP dan SMA di Abdurab Islamic School (AIS) Pekanbaru, Riau, terpapar Covid-19. Awalnya ada tiga orang siswa yang mengeluhkan demam.
Ketiga siswa itu kemudian menjalani tes swab PCR dan hasilnya positif Covid-19.
Mengetahui itu, Satgas Penanganan Covid-19 Riau langsung melakukan tracing terhadap 340 siswa dan guru. Hasilnya 113 siswa SMP dan SMA positif Covid-19.
"Kemarin awalnya hanya siswa SMP saja yang terkonfirmasi positif Covid-19. Setelah kita cek ke sana, ternyata siswa SMA pun kena juga (Covid-19)," kata Kepala Dinas Pendidikan Riau Zul Ikram dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Senin (29/11/2021).
Baca juga: Ratusan Siswa Terpapar Covid-19, AIS Pekanbaru Tutup 14 Hari
Lumba-lumba yang sempat viral ditunggani artis Lucinta Luna mati.
Kasi Konservasi Wilayah I BKSDA Bali, Sumarsono belum menjelaskan apa penyebab pasti dari kematian lumba-lumba tersebut.
Sebab, lanjutnya, ia tidak membaca hasil nekropsi-nya.
"Saya enggak baca hasil nekropsi/otopsinya. Tapi yang jelas mati bukan karena dibunuh. Wong sudah kami rawat intens, kami sayang-sayang, kami pantau," kata Sumarsono saat dihubungi, Senin (29/11/2021).
Sumarsono mengatakan, saat pihaknya mengevakuasi lumba-lumba tersebut pada April lalu, tujuh ekor memang sudah dalam kondisi tak sehat.
Hal itu terlihat dari warna matanya yang kekuningan sehingga diduga menderita penyakit hepatitis akut.
Baca juga: Lumba-lumba yang Sempat Ditunggangi Lucinta Luna Mati, BKSDA Bali: Kondisinya Tak Sehat
Temianus Magayang pentolan kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang ditangkap di Distrik Dekai, Kabupaten Yahikumo, Papua, pada Sabtu (27/11/2021) lalu, ternyata seorang kepala desa.
"Yang menarik dari Temianus Magayang yang berusia 25 tahun, pekerjaannya adalah Kepala Desa Sesepi, Distrik Kwelamdua," ujar Direskrimum Polda Papua Kombes Faizal Ramadhani di Jayapura, Senin (29/11/2021).
Temianus Magayang merupakan salah satu otak dari berbagai aksi kriminal di Yahukimo.
Ia adalah sosok yang mengundang Tendius Gwijangge untuk datang ke Yahukimo dan melakukan serangkaian aksi bersama Senat Soll.
Baca juga: Tokoh KKB Yahukimo Temianus Magayang Ternyata adalah Kepala Desa
Kasus pengiriman sate sianida yang dilakukan terdakwa Nani Apriliani Nurjaman kembali digelar di Pengadilan Negeri Bantul, dengan agenda pledoi dari penasehat hukum (PH) dan terdakwa atas tuntutan jaksa penuntut umum (JPU), pada Senin, (29/11/2021).
Dalam sidang tersebut, terdakwa kasus sate sianida Nani Aprilliani Nurjaman meminta kepada majelis hakim untuk memberikan hukuman ringan kepadanya.
"Mohon dengan segala kerendahan hati bapak hakim yang mulia meringankan vonis kepada saya. Karena saya harapan keluarga saya. Di mana keluarga saya orang yang tidak mampu dan tidak memiliki pekerjaan tetap," kata Nani melalui daring dari Lapas Perempuan IIB Yogyakarta di Wonosari, Gunungkidul.
Selain itu, Nani juga meminta maaf kepada keluarganya terutama orangtua yang telah menanggung malu dan kecewa karena perbuatannya yang berujung saat ini dipenjara.
Bukan itu saja, Nani juga meminta maaf kepada keluarga korban.
"Demikian juga untuk keluarga korban saya mohon maaf yang sebesar-besarnya berdasarkan hati saya yang paling dalam atas kelalaian, dan kebodohan saya yang mengakibatkan meninggalnya adik Naba Faiz Prasetya yang jelas-jelas tidak menjadi tujuan dan harapan saya," ungkapnya.
Kata Nani, tujuan pengiriman sate bersianida itu untuk Tomi, warga Kapanewon Kasihan, yang juga teman dekatnya.
"Yang saya tuju, yang saya harapkan hanyalah Tomi. Hanya Tomi," katanya.
Baca juga: Nani Pengirim Sate Sianida Mohon Diringankan Hukuman, Curhat Ingin Berkeluarga
Seorang pria di Kabupaten Pematangsiantar, Sumatera Utara, ditangkap polisi karena diduga mencabuli seorang siswi inisial EL (16).
AS ditangkap di kediamannya di Kecamatan Siantar Utara, Jumat tanggal 26 November 2021 sekitar pukul 22.15 WIB.
Kasubag Humas Polres Pematangsiantar Iptu Rusdi Ahya mengatakan, terungkapnya kasus ini berawal dari Ibu korban yang memeriksa aplikasi percakapan Facebook milik putrinya.
Sebab, saat itu sang ibu curiga dengan isi pesan yang dikirim oleh AS kepada anaknya.
Saat melihat chat tersebut, ibu korban melihat ancaman dari pelaku.
Kepada Ibunya, korban mengaku telah berulang kali dicabuli pelaku, namun ia tidak berani menceritakan karena pelaku mengancam akan membunuh korban melalui aplikasi pesan facebook.
“Korban tidak berani memberitahukannya kepada siapapun dikarenakan korban merasa diancam dengan kata kata terlapor yang berisikan, ‘Bila kau beritahu kepada orangtuamu dan orang lain maka kau akan ku bunuh’ ” tulis Iptu Rusdi Ahya dalam keterangan tertulis, Senin (29/11/2021).
Baca juga: Chat Berisi Ancaman Pembunuhan Dibaca Ibu, Terungkap Anaknya Dicabuli Pelakunya Berulangkali
Sumber: KOMPAS.com (Penulis : Dhias Suwandi, Idon Tanjung, Teguh Pribadi, Fawaidi, Markus Yuwono | Editor : Aprillia Ika, Abba Gabrillin, Priska sari Pratiwi, Phthag Kurniati, Khairina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.