Terbatasnya fasilitas, membuat Citra cukup sulit untuk melaksanakan tugas mengajar di daerah 3T.
Dia pun harus memutar otak untuk berinovasi, misalnya membuat media dan alat peraga dari barang bekas, sehingga materi yang disampaikan bisa diserap para murid.
Citra juga harus rajin mencari referensi materi di internet karena buku paket yang ada di sekolah jumlahnya terbatas.
Sementara untuk mendapatkan sinyal internet yang bagus, dia harus mencari tempat yang agak tinggi.
"Saya tidak tahu persis nama bukitnya. Tapi orang-orang sering sebut Bukit Cinta Golo Tokol. Jarak dari sekolah sekitar 100 meter. Jalan kaki ke daerah bukit tersebut dengan memikul tas yang berisi laptop," ujarnya.
Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 28 November 2021
Ia menjelaskan, di daerah itu terdapat sumber air minum bersih.
Namun dia harus mengangkutnya sendiri pada siang hari, sehingga tidak memiliki waktu istirahat siang.
Citra mengatakan, pandemi yang mengharuskan siswa melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) juga menjadi kendala karena persoalan ponsel.
Banyak yang belum memiliki ponsel pintar, sehingga sekolahnya tidak menerapkan PJJ total, melainkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.
Kebijakan ini diambil sekolah juga karena sulitnya mendapatkan sinyal bagus.
"Sebagai guru 3T, ia berharap Pemerintah Pusat, Provinsi NTT untuk menyediakan jaringan internet yang memadai di SMAN 4 Sambi Rampas sehingga proses KBM berjalan dengan lancar apalagi dengan sistem digital saat ini," harapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.