Ciri lainnya adalah menyukai atau mengonsumsi makanan tertentu, melakukan gerakan atau tindakan secara berulang, seperti mengayun tangan atau memutar badan, hanya menyukai obyek atau topik tertentu, melakukan aktivitas membahayakan diri sendiri, menggigit tangan dengan kencang atau membenturkan kepala ke dinding, memiliki bahasa atau gerakan tubuh yang cenderung kaku dan sulit tidur.
Anrilia menjelaskan, gejala autisme seperti ini memerlukan edukasi dan pendampingan dari psikolog maupun dokter anak untuk berkonsultasi.
Sehingga, pengobatan bisa sedini mungkin dan tidak berlarut.
“Sangat disarankan untuk berkonsultasi kepada profesional (dokter anak spesialis tumbuh kembang atau psikolog).Orangtua memerlukan pendampingan dalam mengasuh anak-anak dengan gangguan perkembangan seperti ini, termasuk bagaimana cara mengelola setres karena sulitnya memberikan pengasuhan,” ujarnya.
Selain itu, ia pun menyarankan kepada orangtua agar tidak melakukan tindakan kekerasan kepada anak autis.
Hal itu dapat menyebabkan trauma yang mendalami bagi penderita.
“Edukasi sangat penting dalam kasus-kasus (kekerasan) seperti ini, karena prilaku anak yang tidak biasa membuat orangtua menjadi kewalahan untuk mengasuhnya,” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.