PALEMBANG, KOMPAS.com - Pekan lalu ramai diperbincangkan mengenai pasangan suami istri di Sumatera Selatan, tega manganiaya anak mereka yang menderita autisme hingga tewas.
AP, bocah berumur 11 tahun itu dianiaya orangtuanya karena sering buang air besar sembarangan (BAB) yang akhirnya membuat kedua orangtuanya menjadi malu dan kesal.
Baca juga: Anak Autis Tewas Dianiaya Ayah dan Ibunya karena Korban Sering BAB Sembarangan
Psikolog Anrilia E M Ningdyah mengatakan, gejala gangguan mental termasuk autisme memang sering tak dipahami oleh orang awam termasuk orangtua penderita.
Baca juga: Sering Dengar Teriakan dan Tangisan di Rumah Terapi Autis, Warga Setempat Keberatan
Sebab, beberapa perilaku gangguan perkembangan seperti Autism Spectrum Disorder (autisme) dimaknai orangtua sebagai perilaku yang sulit diatur.
Seperti tidak mendengarkan perkataan orangtua, bertingkah semaunya, dan sulit untuk diajak berkomunikasi.
Beberapa orang, bahkan menganggap anak-anak yang menderita autis ini sebagai anak nakal dan sulit dididik.
“Padahal perilaku yang ditampilkan mereka tersebut merupakan bagian dari gejala gangguan yang dialaminya yang membutuhkan pengertian dari orang di sekitarnya,” kata Anrilia, melalui pesan singkat, Senin (29/11/2021).
Ciri-ciri anak autis adalah kesulitan berkomunikasi. Mereka akan sulit berbicara, menulis, membaca, dan memahami bahasa isyarat.
Hal tersebut kemudian membuat mereka sulit untuk memulai percakapan dan memahami maksud dari suatu perkataan yang disampaikan orang lain.
Kemudian, gejala selanjutnya adalah gangguan dalam berhubungan sosial.
Di mana anak tersebut sering terlihat asyik dengan dunianya sendiri sehingga sulit berhubungan dengan orang sekitar.
Namun, terkadang anak dengan gangguan autisme ini juga terlihat kurang responsif atau sensitif terhadap perasaannya sendiri ataupun orang lain.
Selanjutnya gangguan prilaku, di mana anak tersebut akan mudah marah, menangis, tertawa tanpa alasan yang jelas.