Perahu ijon-ijon masih tetap diproduksi dan mampu bertahan hingga kini di Desa Kandangsemangkon, karena lokasi galangan yang strategis.
Yakni, berada di pinggir pesisir dan jalur Daendels, dengan ditopang tersedianya alat komunikasi dan listrik.
Ada pula tukang pembuat perahu sebagai sumber daya manusianya.
Pembuatan galangan perahu tradisional ijon-ijon merupakan usaha nonformal.
Usaha ini adalah usaha personal yang keterampilannya diperoleh secara otodidak dan turun-temurun.
Tahapan produksnyai juga berbeda dengan galangan di daerah lain, terutama cara pengontruksian lambung dan pemasangan gading-gading.
"Warga di sini itu sekitar 70 persen adalah nelayan, jadi banyak yang buat perahu ijon-ijon untuk dibuat sendiri. Kadang juga ada yang dipesan (dibeli) oleh nelayan desa lain di Kecamatan Paciran dan Brondong," kata Agus.
Baca juga: Kasus Perceraian di Lamongan Meningkat Saat Pandemi, Ada 200 Perkara Tiap Bulan
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi yang turut hadir dalam penutupan festival budaya mengaku, sangat bangga dengan warisan budaya perahu ijon-ijon.
Yuhronur mengungkapkan, perahu tradisional ini telah diusulkan menjadi salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia ke jajaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek).
"Perahu ijon-ijon ini sudah diusulkan ke Kemendikbud-Ristek. Mudah-mudahan ini segera diumumkan, supaya ijon-ijon menjadi warisan budaya Paciran, khususnya untuk masyarakat Desa Kandangsemangkon," tutur Yuhronur.
Baca juga: Kades di Lamongan Garap Lahan Tidur di Kawasan Rawa, Hasilkan 40 Ton Bawang Merah
Yuhronur juga mendukung supaya perahu tradisional ijon-ijon dapat segera ditetapkan menjadi WBTB Nasional, seperti yang sudah didapatkan oleh ritual Mendhak Sangring yang ada di Desa Tlemang, Kecamatan Ngimbang.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini diumumkan, dan salah satunya ijon-ijon ini masuk. Jika besok diumumkan dan perahu ijon-ijon tidak masuk, maka akan terus kita usulkan lagi," kata Yuhronur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.