Erick berharap, ekonomi digital juga harus dihilirisasi.
"Sama, kalau kita bicara sumber daya alam, kita maunya dihilirisasi. Yang namanya ekonomi digital juga kita maunya dihilirisasi," ungkapnya.
Adapun pada aspek ketahanan kesehatan terkait dengan wabah Covid-19 yang sedang melanda dunia, Erick mengatakan, ketika kasus Covid-19 naik, pertumbuhan ekonomi menjadi menurun.
"Kalau kita lihat mengenai situasi kesehatan, kalau Covid-19-nya naik ekonominya turun. Ini musuh yang tidak terlihat," katanya.
Baca juga: Mengeluh Nyeri di Perut, Siswi SD Korban Pemerkosaan-Penganiayaan di Malang Jalani Pemeriksaan Medis
Untungnya, kata Erick, dalam menghadapi tiga tekanan itu, Indonesia memiliki pasar yang cukup besar.
Pasar ini yang harus dimanfaatkan sebagai daya tawar Indonesia di kancah dunia.
"Kita untungnya punya pasar yang sangat besar. Pasar yang sangat besar ini jangan diobral. Jadi harus diposisikan sebagai nilai tawar yang mahal," jelasnya.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya (UB) Abdul Ghofar mengatakan, Indonesia sedang menghadapi tantangan yang sangat berat pada aspek digitalisasi dan globalisasi.
Baca juga: Respons Ketua KPK soal Luhut dan Erick Thohir Dilaporkan karena Berbisnis PCR
Namun, Indonesia memiliki pasar yang besar yang bisa dimanfaatkan untuk menghadapi tantangan itu.
"Indonesia ini, dengan penduduk 280-an juta itu kan market yang sangat luar biasa yang harusnya kita bisa berdikari sendiri di atas kemampuan sendiri. Tapi kita sekarang menjadi ajang marketing dari perusahaan-perusahaan asing," katanya.
Ghofar berharap, perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus bisa menjadi pijakan untuk menghadapi perusahaan-perusahaan asing yang masuk ke Indonesia.
"BUMN itu menjadi tulang punggung sebenarnya. Kapal induk yang siap menghadapi perusahaan-perusahaan asing yang menyerbu kita. Bahkan BUMN sekarang didorong supaya bisa go international. Ini yang harus benar-benar dilakukan oleh BUMN kita," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.