KOMPAS.com - Pemerintah pusat berencana menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di seluruh wilayah Indonesia saat libur Natal dan tahun baru.
Namun, kebijakan tersebut ditolak oleh pelaku industri pariwisata di Bali.
Kebijakan PPKM Level 3 yang akan berlaku mulai 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022 itu dianggap merugikan pariwisata Bali yang mulai bangkit usai dihantam pandemi Covid-19.
Baca juga: Khawatir Merugi, Pelaku Pariwisata Bali Tolak PPKM Level 3 Saat Libur Natal dan Tahun Baru
Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB) berharap pemerintah meninjau ulang kebijakan PPKM Level 3 saat Nataru.
Ia mnagatakan, saat ini banyak pemilik hotel, guest house, homestay, restoran, dan sejenisnya berusaha menyambung hidup, bahkan berjualan nasi jinggo.
Jika PPM Level 3 tak dibatalkan maka pelaku industri di Bali tak memiliki kepastian.
"Kerugian material adalah pembatalan booking akhir tahun yang sudah mulai masuk domestik. Demikian, halnya beberapa event dengan prokes pasti batal," ujarnya.
Baca juga: Pelaku Pariwisata Bali Tolak PPKM Level 3 Saat Nataru, Luhut: Demi Melindungi Rakyat
"Belum lagi, kerugian maintenance yang tidak diikuti dengan keterisian tamu, habislah kita. Oleh karena itu, kami APPMB tegas menolak pemberlakuan PPKM Level 3 di akhir tahun ini yang tanpa dasar dan data yang akurat. Sekaligus, meminta wacana itu dihentikan," lanjutnya.
Puspa mengatakan, pelaku industri maish berharap PPKM di Bali bisa turun ke Level 1 hingga Level 0.
Turunnya level bisa meningkatkan kunjungan wisatawan yang bisa memberikan harapan agar ekonomi bisa terus tumbuh.
"Kita berharap akhir tahun ini pariwisata kembali bergeliat meski tetap dengan prokes yang ketat dan inovatif," tuturnya.
Baca juga: Soal Usulan Penghapusan Masa Karantina Wisman di Bali, Begini Tanggapan Luhut
Ia meminta pemerintah mengkaji ulang kebijakan PPKM Level 3 yang akan diterapkan saat Nataru.
"Kami menghormati setiap kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi. Akan tetapi, harapan kami khususnya di pariwisata agar bisa dikaji kembali karena baru saja pariwisata menggeliat," kata dia.
Ia mengatakan, peluang industri pariwisata di Bali untuk bangkit saat Nataru sangat besar karena jumlah kunjungan wisatawan domestik yang kian meningkat.
Baca juga: Aksi Mahasiswa Tolak PPKM di DPRD NTB Diwarnai Perusakan Pintu Gerbang
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.