SINTANG, KOMPAS.com – Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) mengakui, banjir di Kabupaten Sintang yang terjadi selama lebih dari tiga pekan heboh setelah adanya sindiran anggota Komisi I DPR dari Fraksi Gerindra Fadli Zon melalui media sosial Twitter.
Menurut Sutarmidji, sindiran tersebut berdampak baik karena pemerintah pusat langsung memberi perhatian.
“Banjir Sintang heboh karena Pak Fadli Zon. Tapi akhirnya bagus juga sih, perhatian dari pusat menjadi banyak,” kata Sutarmidji dalam keterangan tertulis yang dilansir Prokopim Kabupaten Sintang, Rabu (24/11/2021).
Baca juga: Kementerian PUPR Bangun Geobag di Sungai Sintang, Tahap Pertama 4 Kilometer
Pemerintah Provinsi Kalbar telah memberikan bantuan di antaranya berupa alat foging kelambu, longboat 40 PK, terpal, selimut, bibit padi dan dapur umum mobile.
Sutarmidji meminta dapur umum mobile dijaga dan dipelihara. Sehingga saat bencana, sudah siap digunakan.
“Usianya harus lama. Siapkan biaya operasionalnya. Uang besinnya harus ada. Menghadapi bencana jangan panik, tetapi koordinasi yang baik. Saya tunggu surat permohonan dari Pemkab Sintang. Saya juga siap bantu toilet portable untuk antisipasi banjir lagi,” ucap Sutarmidji.
Sebelumnya, anggota Komisi I DPR dari Fraksi Gerindra Fadli Zon menyindir Presiden Jokowi ketika menjajal sirkuit Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (13/11/2021).
Baca juga: Banjir di Sintang Kalbar Jadi yang Terbesar dan Terlama sejak 1963
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) itu menyinggung Jokowi dengan pertanyaan kapan akan berkunjung ke Sintang yang telah dilanda banjir selama tiga pekan terakhir.
"Luar biasa Pak. Selamat peresmian Sirkuit Mandalika. Tinggal kapan ke Sintang, sudah tiga minggu banjir belum surut," cuit Fadli lewat akun @fadlizon, Sabtu.
Dari awalnya 12 kecamatan, kini sudah sisa lima kecamatan, yakni Kecamatan Sintang, Kecamatan Tempunak, Kecamatan Sepauk, Kecamatan Binjai Hulu dan Kecamatan Ketungau Hilir.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sintang Bernhad Saragih mengatakan, puncak banjir pada 16 November 2021.
Banjir dipengaruhi hujan deras yang terjadi sejak 11 November 2021 sampai 15 November 2021.
“Pada puncak banjir tersebut sudah berdampak pada 35.652 kepala keluarga atau 123.936 jiwa. Laporan ini sumbernya dari RT hingga lurah dan kepala desa,” kata Bernhad.
Baca juga: Kondisi Terkini di Sintang, Banjir Berangsur Surut
Saat puncak banjir, terdapat 17.496 kepala keluarga yang mengungsi.
“Ada yang meninggal saat banjir karena disebabkan kelalaian korban. Kami sudah beri peringatan soal banjir sejak Agustus 2021,” terang Bernhad.
Banjir juga menyebabkan sebanyak 77 gardu listrik rusak serta 88 rumah ibadah, Sembilan kantor dan sebuah rumah sakit terendam.
“Dari 77 gardu listrik rusak, saat ini 71 gardu sudah menyala. Kemudian 15.633 pelanggan listrik menyala dan 1.027 pelanggan masih padam,” terang Bernhad.
Baca juga: Hampir Sebulan Sintang Terendam Banjir, Pemda Kalbar Butuh Perahu Karet hingga Dapur Umum Mobile
Kemudian, selama dua pekan Jalan Utama Lintas Melawi tidak bisa dilewati kendaraan roda dua.
Akibatnya, BPBD Sintang membantu menyediakan kendaraan penyeberangan.
“Kami sudah siapkan data pascabencana untuk rehabilitasi dan rekonstruksi,” ungkap Bernhad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.